32. Hospitalize 2

755 103 27
                                    

Matahari sudah beralih posisi. Gelap menandakan malam. Seojun kelaparan sekarang. Dowoon yang ditugaskan berjaga tak berguna sama sekali. Sehingga ia menyuruhnya untuk pergi sebelum Seojun naik pitam.

Sepertinya dia melakukan kesalahan. Terus siapa yang dapat membantunya dan dimintai tolong. Ia ingin buang air dan lapar. Dengan menahan nyeri, Seojun mencoba meraih nampan di nakas.

Hampir saja nasi itu tumpah berserakan jika tidak diambil seseorang. Lee Suho sudah didepannya dengan amarah yang tercetak jelas. Seperti deja vu dan terus berulang.

Kenapa dia selalu tau jika Seojun membutuhkannya. Ia frustasi sekarang. Seojun kembali terserang nyeri diperutnya dan rasa ingin buang air semakin besar.

Ia gengsi jika harus meminta bantuan Lee Suho. Dia laki-laki, ya kali dia meminta Suho memegangkan "miliknya". Ia dilema sekarang.

Suho sebenarnya tau jika Seojun ingin buang air. Ia juga diam-diam mencari tempat biasa untuk menampung kencing buat pesakitan. Dia kasihan sebenarnya. Jadi Suho berinisiatif bertanya.

"Kau kenapa? Apa mau makan?"

"Uhm... tidak."

"Kau butuh sesuatu?"

Sudah tak tertahan. Seojun pun tanpa sadar memasang wajah melas yang sangat imut. Ia membuang gengsinya. Ia butuh buang air sekarang. Persetan dia diolok-olok Suho.

"Hiks... hiks... aku pengen pipis." Seojun memerah dan tanpa sadar merengek.

Suho gemas ingin menguyel pipi Seojun. Tahan tawa tak terhindarkan. Tapi Suho bergegas mengambil tempat kencing yang berada dibawah. Ia menyodorkan tempat itu ke Seojun.

"Kau ingin ku bantu memegangkan atau bisa sendiri?"

Seojun menyambar segera. Ia merasa terhina sekarang.

"Tidak! Aku bisa sendiri. Kau cabul! Enyahlah!" Seojun berbalik mencari posisi.

Suara gemricik air dan helaan lega terdengar. Suho tersenyum melihat tingkah Seojun. Dengan sabar ia meletakkan tisu basah agar Seojun bisa membasuh "miliknya".

"Sinikan. Akan aku buang. Kau bersihkan milikmu itu."

Dengan sedikit malu, Seojun menyerahkan tempat yang berisi kencingnya ke Suho. Harga diri Seojun sudah hilang bersama terbuangnya kencing.

Ia memerah sekarang. Ia menyuruh seorang CEO Perusahaan dan rivalnya untuk membuang air seninya. Pastinya hal yang mungkin tak pernah dilakukan Suho semasa hidupnya.

Suho masih di kamar mandi dengan urusan membuangnya. Tak lupa juga menyiram dan membersihkan dengan telaten. Seojun hanya memandang hal itu.

Saat mereka fokus dengan kegiatan masing-masing. Pintu bergeser mengalihkan perhatiannya. Suho melengokkan kepalanya mengintip siapa yang bertamu.

Mr. Shin, Dowoon, dan Johyun yang tampak disana. Mereka kaget melihat Suho ada di kamar mandi. Lebih kaget lagi saat Suho dengan santai keluar sambil membawa tempat buat menampung air seni.

Seojun tak paham situasi. Suho pun menganggap hal itu tak mempengaruhi apapun terhadapnya.

"Oh kalian disini." Seojun berujar.

"Halo Mr. Lee. Maafkan kami menerobos masuk saat anda sedang disini." Ucap Mr. Shin sopan.

"Tak apa. Silahkan. Tak perlu terlalu formal denganku. Aku lebih muda dari anda."

"Oh baik." Mr. Shin meletakkan bunga dan buah yang ia bawakan untuk Seojun.

"Halo samchon. Apakah Kepolisian semakin dibuat pusing saat aku tak ada?" Seojun bergurau.

MisunderstandingWhere stories live. Discover now