22. Nuna

693 104 11
                                    

Suho terus mengumpat dengan barang rusak disekitarnya. HP nya pun ikut rusak setelah membentur lantai. Suho masih kesal.

"Seojun, bajingan!! Kenapa kau membuatku merasakan semua ini?! Kenapa kau tak menerima uluran tanganku, Brengsek?! Kenapa?!" Jerit Suho mengeluarkan semua rasa frustasi yang ia pendam selama 10 tahun.

Sekretaris Suho diluar bisa mendengarkan umpatan atasannya. Tak ingin terkena imbas karena masih berada di satu ruangan bersekat, ia menelepon orang yang bisa menenangkan Suho.

Tak selang beberapa lama, Wanita cantik dengan tatanan elegan berbicara dengan sekretaris. Kedatangannya tak luput dari sorotan mata para karyawan yang sedari tadi tak berani pulang. Padahal jam menunjukkan pukul 8 malam.

Sang wanita mengambil kunci dari sekretarisnya. Ajudan juga memberi jalan lebar ke orang itu. Langkah pasti ia memutar kenop dan masuk ke ruangan itu. Karyawan dan sekretaris tak ia izinkan untuk mengintip dalam ruangan.

Suara pintu dibuka membuat Suho segera mengumpat.

"Siapa yang menyuruhmu masuk, Bangsat!" Tatapan murka ia tampakkan.

"Woah santai, Dongsaeng. Nuna mu ini ingin menenangkanmu. Kasihan dengan karyawan diluar." Ujar sang wanita santai.

"Selena, lebih baik kau pergi sebelum aku melampiaskan emosiku ke dirimu." Balas Suho kepada Nuna nya.

"Ck.ck.ck. Kau masih sama seperti dulu. Tak bisa mengontrol emosimu." Selena berujar meremehkan.

Merasa direndahkan dengan perkataan menohok, Suho menarik napasnya. Ia mencoba mengontrol emosinya yang meluap ini. Sedangkan Selena kembali melanjutkan perkataannya.

"Apakah Tua Bangka itu mengusikmu lagi? Jika iya, bisa kita membicarakannya sambil minum soju. Aku rindu dengan minuman itu." Selena berujar acuh.

"Kita bicarakan di apartemenmu." Ujar Suho setelah bisa menenangkan emosinya.

Suho segera mengambil jasnya dan HP yang sudah tak berbentuk. Dengan santai, Selena melingkarkan tangannya ke tubuh jenjang Suho. Mereka keluar setelah 15 menit didalam ruangan itu. Suho pun kembali menampakkan wajah stoic nya seolah tak terjadi apapun.

Sebelumnya, Selena memerintakan sekretaris Suho untuk memulangkan semua pegawainya. Ia juga menyerahkan HP rusak Suho dan meminta ajudannya membawa ke orang kepercayaan tuannya untuk diperbaiki. Semua telah di handle oleh wanita itu.

Kejadian itu menjadi sorotan dan perbincangan hari ini. Banyak yang menebak bahwa orang yang bisa menenangkan atasannya dalam waktu sekejap itu adalah tunangan Suho. Karyawan bersiap pulang setelah Suho dan Selena pergi.

.
.
.

Suho dan Selena telah sampai di apartemen Selena. Dengan santai Suho menuju kulkas dan mengambil bir yang tersedia disana. Selena pun masuk ke kamar mandi.

Dengan rambut basah dan bathrobe melilit tubuhnya, Selena menghampiri Suho yang ada di depan televisi. Mata Suho fokus disana, tetapi pikirannya melayang entah kemana.

Dengan usil, Selena duduk di paha Suho. Suho masih fokus ke TV nya.

"Nuna, kau berat dan masih memakai bathrobe. Celanaku bisa basah. Aku baru selesai mandi." Ujar Suho datar.

"Adik kecilku kenapa jahat sekali? Huhu... " drama Selena.

"Jangan memulai dramamu. Tak mempan di diriku." Malas Suho yang masih menanggapi Nuna nya.

"Kau tak tertarikkah pada tubuh perempuan? Padahal banyak yang ingin tidur denganku dan mengelu-elu kan tubuhku. Kau hanya fokus ke lelaki sih. Tak tau kenikmatan wanita." Ujar Selena binal.

"Kau kakak kandungku. Kalaupun kau bukan kakak kandungku, kau bukan tipeku. Aku tak tertarik wanita maupun lelaki. Aku hanya tertarik pada Han Seojun." Jawabnya dengan mata membara.

Selena pun turun dari paha Suho setelah mendengarnya.

"Yak, Saekkiya! Aku pun tak sudi tidur dengan manusia sepertimu. Han Seojun pun juga akan berpikir dua kali untuk tidur denganmu. Otakmu terlalu kotor untuk Seojunku yang polos!!" Balas Selena menggebu.

"Dia bukan Seojunmu. Dia milikku!" Tandas Suho.

"Hah... Kau dan keposesifanmu." Hela Selena.

"Yak Lee Sowon. Aku tidak posesif." Ujar Suho tak sadar diri.

"Tak posesif tapi stalker dan psikopat." Ujar Selena dengan menaik turunkan alisnya.

Suho melempar bantal kasar. Inilah mereka, saling melengkapi dan berbagi. Hanya kepada Selena, Suho bisa membuka diri tanpa perlu takut. Walau mereka terpisah 18 tahun lamanya dan Selena baru kembali ke Korea.

Saat itu, Selena ikut ibunya dan Suho dengan ayahnya. Disaat usia mereka menginjak 10 dan 15 tahun. Selena juga sempat bermain dengan Seojun, bahkan merawat Seojun dan Suho bersamaan.

Seojun dan Suho sudah menjalin pertemanan di usia mereka 5 tahun. Seojun pindah satu blok tak jauh dari rumah Suho. Orang tua Seojun berasal dari Busan dan pindah ke Seoul karena permintaan Mr. Lee untuk menjadi CEO Agensi.

Selena juga yang pertama mengetahui ketertarikan Suho ke Seojun sejak usia 7 tahun. Ia sering melihat Suho yang mencium bibir Seojun dan menempelinya.

Selena juga tau kalau Suho psikopat saat melihat Suho membunuh anjing yang membuat Seojun sakit. Dan ia juga melihat Suho yang membuat teman Seojun masuk rumah sakit dengan luka sobek menganga di dahinya.

Bisa dikatakan kalau ia tau segalanya tentang Suho. Selain Seojun, Selena juga yang bisa mengontrol emosi Suho. Ia juga yang sering menasehati cara Suho mengontrol emosinya.

Kembali ke percakapan.

"Apa kau ingin menceritakan apa yang membuatmu emosi seperti tadi?" Tanya Selena setelah berganti baju dan mengambil pesan antar di depan.

"Terlalu bangsat untuk diingat. Aku ingin membunuh Tua Bangka itu. Semua salahnya!!" Suho menggeram emosi.

"Santai, Suho. Kita harus menysuun strategi untuk menjatuhkannya tanpa mengotori tangan kita. Coba kau jelaskan secara detail." Pancing Selena.

"Dia membuatku harus berpisah dengan Seojun. Membuat kesalahpahaman antara diriku dan Seojun terjadi selama 10 tahun. Membuat Seojunku berpikir aku penyebab bunuh diri atau bisa dibilang pembunuhan Seyoon, sahabatku dan Seojun terjadi. Semua salahnya dan daftar hitam kelakuannya!!" Emosi Suho mulai memuncak jika membicarakan Seojun.

Suho berpikir jika masalah ini sudah selesai, ia akan merantai Seojun dan menguncinya di kamar. Seojun hanya untuknya dan ia akan memastikan itu.

Ia akan menghukum Seojun dengan kenikmatan hasrat duniawi karena membuatnya menjadi perjaka tua diusia 28 tahun ini. Suho dengan sifat psikopatnya berpikiran liar.

"Dan Nuna, Orang tua Seojun juga meninggal karena Appa kita. Aku tak tau bagaimana harus meminta pengampunan Seojun." Jelas Suho dengan terisak.

Jeder... Seperti disambar petir, Selena tak bisa mengontrol ekspresi yang dikeluarkannya. Ia terlalu kaget saat ini.

Dengan penuh tekad Selena berujar
"Kita jatuhkan Tua Bangka itu bagaimanapun caranya!! Ia terlalu meresahkan. Ternyata semakin tua dia semakin gila."

Selena mengeluarkan emosinya sama seperti Suho.

Biarlah sibling itu bersama menggunakan otak cerdas mereka sekarang.

MisunderstandingWhere stories live. Discover now