31. Hospitalize 1

920 92 24
                                    

Bau khas rumah sakit tercium hidung Seojun. Badan yang masih lemas ia paksakan untuk menyender. Tapi jahitan diperut membuatnya kembali terlentang sambil merintih.

Kerongkongan yang minta dibasahi dan sekeliling yang sepi membuat Seojun mencoba meraih gelas di nakas. Tangan hampir menggapai tapi didahului oleh orang lain.

Seojun teralihkan dan tatapan saling bertemu. Dengan diam, Suho menuang air ke gelas yang tersedia. Ia celupkan cotton bud besar khusus untuk mengoleskan air ke pasien. Entah darimana ia mendapatkannya.

Setelah membasahi cotton bud itu, ia oleskan ke bibir Seojun yang kering. Seojun hanya bisa berbaring sambil menatap Suho. Dengan telaten Suho mengusap dan menetesi air minum.

Seojun segera menahan tangan Suho saat akan bergerak membasahi dengan cotton bud. Suho paham dan langsung meletakkan gelas kembali ke nakas.

Suho kembali duduk ke posisi semula tanpa berkata apapun. Begitupun Seojun, walau ia memiliki banyak pertanyaan berkecamuk. Mulut tertutup rapat dan pandangan fokus ke satu sama lain.

Lama dengan keheningan, Suho mengambil inisiatif. Ia berdiri hendak pergi. Baru tiga langkah, tangannya digengam dengan tarikan lemah.

Suho berbalik dan hanya menaikkan alis. Seojun kikuk dengan reflek tangan bodohnya. Tanpa sadar ia bergerak berlebihan dan membuat sedikit ringisan diikuti rintihan.

Suho segera duduk dan panik. Tangan laknatnya menyibak baju Seojun untuk melihat jahitan basah. Seojun masih merintih karena hentakan tidak sengaja yang dilakukan Suho.

"Kenapa? Apakah ada yang sakit lagi? Kau perlu ku panggilkan dokter?" Suho masih membuka baju Seojun

Seojun menepuk pelan lengan Suho. Ia merasa dilecehkan saat kesakitan. Suho bangsat!

Suho semakin bingung. Mencoba menenangkan diri dengan menarik napas sejenak.

"Dimana yang sakit?" Tanya Suho agak tenang.

"Semuanya sakit brengsek!!! Dan kau melecehkanku." Seojun merintih lagi karena gerakan marahnya.

Suho tersadar setelah melihat baju Seojun yang tersibak dan berantakan. Menampilkan badan depannya yang putih mulus. Nipple menggemaskan juga tersaji disana akibat baju yang terbuka.

Suho berdehem menetralisir degup jantungnya. Ia menutup cepat baju yang tersibak keatas. Merapikan beberapa kancing yang terbuka. Seojun menahan tangan Suho saat tanpa sengaja menyenggol nipple nya.

"Maaf..." Tangan Suho menjauh.

Seojun dengan ekspresi ternodai menatap nyalang Suho. Matanya berapi-api ingin membalas dendam.

Pandangan mereka bertemu. Apakah mata Suho salah? Ia melihat semburat merah dengan bibir ter-pout-kan imut. Membuat Han Seojun semakin terlihat gemas.

Tidak!!! Suho tak kuat dengan godaan ini. Ia ingin menyerang dan meletakkan Seojun ke pangkuannya.

Suho melayangkan tangannya berhenti ke puncak kepala Seojun. Ia mengelusnya dan tersenyum lebar.

Seojun kaget!

Lee Suho tersenyum manis dan ia suka dengan ekspresi ini.

"Maaf sayang... Aku panik dan tak sengaja menyibak bajumu."

Seakan terhipnotis, Seojun hanya mengangguk menandakan penerimaan perminta maafan.

"Apakah ada yang sakit?" Masih dengan senyum manisnya.

Seojun dengan semburat merah menunduk. Kepalanya kali ini menggeleng menandakan ia baik-baik saja.

"Okay kalau begitu. Aku akan keluar memanggil dokter."

MisunderstandingWo Geschichten leben. Entdecke jetzt