05. Other Fault

1.4K 184 8
                                    

Tiga hari sudah Seojun membantu di rumah duka. Tiga hari itu juga ia tak mendapat kabar dari Lee Suho. Ingin ia marah dan memaki Suho jika ia menampakkan diri. Tapi semakin ditunggu dan sudah hari untuk meng-kremasi jasad Seyoon, Suho tidak menampakkan diri. Ia terlalu sibuk untuk menelpon Suho yang tidak mengangkat teleponnya. Ia masih tidak bisa untuk bertemu Suho.

Perasaan bersalah Seojun membuatnya menuduh Suho menjadi dalang semua ini. Seojun berpikir kalau Seyoon meninggal karena Suho tidak mengangkat telepon dan tidak mempercayai semua perkataan Seyoon.

Seojun menyimpulkan hal itu setelah medengar desas desus saat ia membantu di rumah duka. Ia juga melihat trending yang menampilkan nama Seyoon, Mr. Kim, dan Mr. Han. Semua berkaitan menjadi satu dan berfokus pada Suho.

Hati kecilnya menolak untuk mempercayainya, tapi semua bukti mengarah ke Suho. Ayah Seojun pun ikut bungkam saat skandal yang melibatkan Mr. Kim dan Seyoon melejit. Ia juga mencoba memahami ayahnya yang harus memikirkan karyawan lainnya.

Nalar Seojun terus menyalahkan Suho. Stelah selesai melepas kepergian Seyoon, ia akan berjanji mencari Suho dan memberikan bogemnya. Sahabat macam apa yang tidak datang ke pemakaman sahabat lainnya dan mengabaikan telepon disaat genting.

Emosi Seojun semakin tersulut saat ia melihat artikel yang menampilkan wajah Suho bersama ayahnya tersenyum lebar. Portal berita menampilkan kegiatan Suho dan ayahnya di lapangan golf bersama dengan petinggi lainnya. Disana Suho tersenyum lebar tanpa ada beban. Ia benci Lee Suho, sangat membencinya!!

Tak terasa sudah seminggu sejak kejadian bunuh diri Seyoon. Dan seminggu pula ia tidak masuk ke sekolah. Ibu Seojun pun memakluminya. Ibu Seojun baru pulang dari Jepang karena urusan bisnis dan menemukan anaknya menangis sesegukan sendirian di rumahnya.

Penjelasan pun didapatkannya dari ayah Seojun. Ia memberi waktu Seojun untuk menenangkan diri dengan membiarkannya untuk melakukan hal yang ia suka. Selama itu bisa menenangkan putra nya.

10 hari terlewatkan dengan melihat Seojun di rumah tanpa emosi dari wajahnya. Seojun yang biasa ceria dan bringasan menjadi Seojun yang pendiam. Karena tak ingin berlarut-larut, Ibu Seojun memaksa Seojun untuk masuk ke sekolah.

Seojun pun hanya bisa pasrah dengan suruhan ibunya. Sebenarnya ia sudah jenuh berada di rumah. Tapi karena ia ingin menghindari bertemu Suho dan emosi, jadi ia membolos.

Awal masuk kelas, Seojun disambut oleh geng nya.

Jung Baram salah satu anggota geng yang sering menempel ke Seojun merengek karena baru melihat ketuanya.

"Hyung ~ Kau kemana saja. Ayo nanti balapan bareng lagi"

Melihat sifat manja Baram, Seojun menjadi agak bersemangat. Ia menganggap Baram sebagai adik kandungnya. Anak itu menempel sejak SMP karena diselamatkan Suho dan Seojun dari bullying yang menimpanya.

"Joonie~ Kita dapat undangan saat dirimu hiatus. Sekolah sebelah menantang kita dengan imbalan yang lumayan. Gimana?" Jun Taekyong, anggota Seojun lainnya ikut menimpali.

Suara lain yang lebih kalem ikut bersuara
"Kau tak apa?"
Yoon Johyun, orang paling lurus dan selalu ada dibelakang Seojun. Bisa dikata, sahabat lain setelah Suho dan Seyoon.

"Ah!! Kalian kenapa?! Aku baru datang dan kalian sudah menimpali banyak permintaan!!" Seojun geram dengan ketiga temannya.

Melihat Seojun yang sudah kembali kesedia kala membuat Johyun mengusak pucuk kepala Seojun. Sudah menjadi rahasia umum kalau mereka sering skinship. Johyun pun sering merusuh di kelas Seojun hanya untuk bertemu walau di jam pelajaran. Interaksi mereka sering menjadi asupan Fujo/danshi yang ada disekolah mereka.

Untuk Suho, jangan harap di sekolah ada interaksi Suho dan Seojun. Suho terkenal sebagai siswa perfect, kapten basket, Top student, dan apatis terhadap sekitar. Sedangkan Seojun dikenal sebagai siswa pembuat onar yang membuat pusing guru, rival Suho di bidang olah raga, dan selalu bermasalah dengan sekolah sebelah. Bisa dikatakan mereka bertolak belakang saat di sekolah.

.
.
.

Kembali ke Geng Seojun. Baram yang merasa terabaikan segera merangkul pundak Seojun dan menyeretnya ke bangku tempat duduk Seojun. Mereka bertiga beda kelas dengan Seojun dan selalu menjadikan kelas Seojun sebagai markas berkumpul. Sudah menjadi hal biasa melihat 4 sekawan berada di pojok kelas. Hal gila dan konyol sudah menjadi asupan anak kelas Seojun saat mereka berempat berkumpul.

Bel masuk berbunyi, saatnya memulai aktivitas belajar. Empat sekawan itu memisahkan diri dan kembali ke habitatnya masing-masing.

Mata Seojun kembali fokus ke sekeliling. Bohong jika daritadi dia tidak mencari Suho. Ia tidak pernah melihat Suho datang terlambat. Ia selalu depan belakang dengan Seojun. Tapi hari ini berbeda, ia tak melihat Suho. Ingin ia bertanya dengan teman depan, tapi urung karena melihat guru sudah memasuki kelas.

"Oke anak-anak. Hari ini ibu mau mengabarkan kalau teman kalian Suho lagi ada urusan perlombaan nasional. Jadi kemungkinan kalian jarang bertemu dia dikelas selama sebulan. Untuk perempuan, kurangi dandanan menor kalian. Pangeran kalian akan jarang masuk kelas"
Wali kelas yang berada didepan mengumumkan hal itu.

Pengumuman itu dibalas ejekan oleh seisi kelas terkecuali Seojun. Ia terdiam dan memikirkan cara untuk bertemu Suho. Bagaimana ia akan bertemu bajingan itu sekarang.

MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang