14. Escape

964 121 6
                                    

Seojun dan Baram sudah sampai di kampung halaman Eomma Baram. Kampung halaman Appa dan Eomma Seojun juga lebih tepatnya. Busan, Kota yang jauh dari Seoul dan sering menjadi destinasi wisata. Tempat yang menjadi  persemayaman terakhir Eomma dan Appa Seojun.

Sesampainya di rumah Baram, Eomma Baram menyambut keduanya dengan pelukan. Mereka disuruh untuk segera beristirahat mengingat perjalanan jauh yang mereka tempuh.

Kamar mereka berbeda. Seojun dan Baram memiliki kamar sendiri yang berada di gedung yang berbeda. Perlu diketahui, keluarga Baram merupakan orang kaya di Busan setelah Johyun.

Ingat juga di hari tuanya Keluarga Jung, Yoon, dan Han menjauh dari hiruk piruk kota Seoul dan  memilih Busan untuk ditinggali. Kekayaan mereka, mereka kelola dan dialihkan ke Busan. Jadi tak kaget jika ada 2 gedung dalam 1 tanah luas.

"Baram-i. Aku besok pagi akan mengunjungi makam Eomma dan Appa ku. Sekalian juga aku mau melihat kondisi rumah yang ku tinggalkan selama 3 tahun ini. Apakah kau mau ikut?" Seojun menawarkan pada Baram.

Wajah Baram tak bisa terkontrol saat Seojun mengatakan itu. Ada raut sedih yang tak sengaja ia tampakkan.

"Hei kenapa dengan wajahmu? Wajah jelekmu membuatku ingin melempar ransel ini, kau tahu?" Seojun mencoba mengembalikan mood Baram.

"Hyung..." nada lemah Baram.

"Baram-i, ayo kita move on. Lupakan segala hal yang menyakitkan kita. Ayo hidup dengan bahagia." Lontar Seojun yang semuanya penuh dengan kebohongan.

"Ah maafkan aku, Hyung. Aku akan memberimu waktu sendiri." Baram cepat memperbaiki mood-nya.

"Okay kalau begitu. Aku juga akan izin Eomma Jung. Sudah sana masuk kamarmu dan beristirahatlah." Usir Seojun.

"Oke Hyung. Jalja~ Ketemu lagi nanti saat makan malam."

Baram segera memasuki kamarnya disusul dengan Seojun di pintu lainnya.

[Skip Time]

Makan malam berakhir dengan bahagia. Semua masakan kesukaan Baram dan Seojun telah selesai mereka lahap. Izin juga sudah didapatkan dan tinggal menunggu esok pagi.

Suasana hangat keluarga kembali dirasakan Seojun. Canda tawa yang tercipta di rumah Baram semakin membuat Seojun rindu dengan Eomma Appa-nya.

Tiga tahun sudah ia harus melepas kepergian mereka. Di tahun itu juga, Seojun harus menerima perawatan mental dari dokter pribadi miliknya yaitu Dokter Kang.

Perasaan bersalah yang menumpuk membuat Seojun memiliki emosi yang tak stabil. Ia terpaksa harus mengunjungi psikiater dan meminum obatnya.

Seojun tak bisa meninggalkan rutinitas minum obatnya. Ada masanya ia juga harus kembali kontrol saat dirinya merasa tidak nyaman. Dosis obat semakin lama semakin ditinggikan.

Hal itu karena kelalaian Seojun sendiri karena terfokus pada suatu kasus sehingga melupakan jadwal minum obatnya. Tahun ini ia dianjurkan untuk tak telat memakan obatnya. Kalaupun ia mau melepas ketergantungan obat, Seojun perlu mencari penenang lain yang bisa membantunya.

Perasaan nyaman dan harmless menjadi kebutuhan utama untuk menstabilkan mentalnya. Seojun terlalu terguncang dan memendam semuanya sendirian selama 10 tahun ini. Ia juga harus menemukan pemicu ketakutannya.

PR besar buat Han Seojun yang ia coba pecahkan. Untuk saat ini semua orang di kontak HP pribadinya lah yang mengetahui hal ini.

[SKIP TIME]

Hari menjelang pagi dan matahari sudah menampakkan sinarnya. Seojun telah bangun dari tidurnya dan menuju gedung utama untuk berpamitan pergi. Seingatnya Eomma Jung selalu bangun pagi untuk menikmati udara sejuk.

Sesampainya di gedung utama ia dikejutkan oleh suara memasak di dapur. Seojun segera menuju dapur untuk melihatnya. Eomma Jung disana dengan apron yang ia kenakan. Di meja sudah tertata beberapa masakan dan ada bekal besar yang telah disusun.

Eomma Jung yang mendengar langkah kaki segera mendongak.

"Pagi Seojun-i~ Bagaimana tidurmu?" Sapa Eomma Jung dengan teduh.

"Pagi Eomma. Buat apa semua itu? Dan kenapa Eomma yang memasak? Kenapa bukan Bibi Jang?" Seojun bertanya.

"Oh ini... Aku ingin membuatkanmu sarapan. Sudah lama aku tak memasak dan membiarkanmu memakan masakanku. Dan untuk bekal ini buat mengunjungi orang tuamu. Masa kau kesana dengan tangan kosong." Eomma Jung menjelaskan.

"Eomma~ Kenapa Eomma serepot ini? Aku hanya akan meninggalkan bunga saja. Kenapa Eomma malah menyiapkan bekal untuk persembahan. Kan Eomma jadi capek." Rengek Seojun merasa bersalah.

"Hush!! Sudah-sudah jangan terlalu dipikirkan. Kan nanti kau juga akan mengecek rumahmu dan pastinya kau harus kerja keras untuk membersihkannya."

"Aku juga tak merasa keberatan dengan kegiatan ini. Kau anakku dan aku Eomma mu yang ingin membuatkan bekal." Kilah Eomma Jung tak merasa direpotkan.

Seojun langsung memeluk Eomma Jung dan menitikkan airmata. Ditengah pelukan hangat itu, muncul Baram yang melihat Seojun menyeka airmata yang mengalir. Karena tak ingin Seojun sedih, ia segera merengek.

"Yak Eomma, Hyung!! Kenapa kau melupakanku? Siapa yang anak Eomma dan kenapa Hyung sudah ada disini? Kan biasanya Hyung tidur sampai siang." Cerca Baram.

Mereka berdua kaget mendengar teriakan Baram. Eomma Jung segera mengacungkan spatula didekatnya. Sedangkan Seojun tertawa melihat Baram yang diomeli Eomma Jung. Pagi harinya sangat bahagia dibuka dengan segala interaksi ini.

Dengan menggunakan motor yang ia parkir di garasi Eomma Jung, Seojun menuju ke pemakaman umum. Disana ia menumpahkan rasa sedihnya. Ia menangis dan merengek seperti anak kecil didepan pusara orang tuanya.

Dua jam ia disana dan berkeluh kesah. Setelah puas, ia menuju ke tempat selanjutnya, yaitu rumahnya.

Jam menunjukkan pukul 11 dan ia juga telah sampai ke rumahnya dengan menenteng ransel dipundak berisi bekal setelah persembahan tadi. Ia putar kunci yang ia pegang dan menyiapkan diri. Menghirup napas dalam ia membuka rumahnya.

Suasana dan bayangan yang memunculkan kenangan terputar otomatis. Ingatan Seojun pulang dari Jepang, Seojun yang membawa berkas kelulusan dan memamerkan ke keluarganya, sampai ke Appa Seojun yang marah besar karena Seojun membawa motor kesayangan Appa-nya terlintas.

Dengan napas berat Seojun berkata

"Aku pulang, Eomma Appa."

MisunderstandingWhere stories live. Discover now