[ RAYA - 07 ]

148 14 0
                                    

Haii! Maaf aku menghilang hehehe
Aku tamatin Mistakes dulu baru fokus ke sini. Maaf ya soalnya nanggung.

Maksud aku biar ceritanya sejalan. Gitu...

Lama ya, 2 bulanan aku ngilang wkwk
Ada yang kangen nggak? Atau ada yang nyariin Diva?

Mulai dari sini, aku bakal fokus ke cerita ini sama The Archer a.k.a cerita Meisya. Oke? Aku berusaha buat adil, oke?

Oke now let's go!! Selamat membaca!

Jangan lupa lebih afdol pencet bintang di pojok dulu ya... Kalo udah, koment! Oke?

Playlist : Kids See Ghosts – Feel The Love

Playlist : Kids See Ghosts – Feel The Love

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

RAYA : Fidelity
[BAB 7]

+

Pagi ini Diva drop. Tubuhnya lemas berbaring di tempat tidur. Sangat tiba-tiba. Baru semalam ia bercanda dengan Aya. Membahas bagaimana niat Aya mendekatkan William dengan Olivia.

Subuh tadi ia mendapat kabar dari Zico bahwa William dilarikan ke rumah sakit. Baru tadi malam Diva mengingatkan papanya itu agar menjaga kesehatan. Baru semalam ia bertukar kabar dengan pria itu.

“... Untuk meminimalisir, Diva bisa kembali melakukan terapi. Itu jika Diva bersedia.”

Samar, namun Diva masih bisa mendengar percakapan dokternya bersama Yosi di balkon kamar.

Diva mengerjap, mengedarkan pandangan. Hanya ada dirinya serta pelayan yang berdiri tak jauh dari pintu kamar. Tangannya bergetar ketika digerakan. Ia menelan ludahnya yang terasa perih di tenggorokan. Badannya benar-benar lemas.

“Diva.”

Panggilan lembut membuat ia kembali mengerjap. Yosi serta dokter perempuan tadi berjalan ke arahnya.

Dengan perlahan Yosi duduk di pinggir ranjang, membelai kening Diva yang berkeringat. Menyingkirkan helaian rambut lepek yang menempel pada kening gadis itu.

“Papa gimana? Raya pengen nyusul Papa,” pintanya serak. Bibirnya putih pucat sedikit kering.

Yosi tersenyum senduh. “Papa kamu baik-baik aja. Udah ditangani sama dokter pribadi Disa. Kakek Max juga ada disana, kamu gak perlu khawatir,” jelasnya.

“Kalau begitu, saya permisi, Tuan Yosi,” ucap sang dokter.

Yosi dan Diva menoleh. “Tentu, terimakasih telah datang tepat waktu,” jawab Yosi.

My pleasure, Sir.” Perempuan itu tersenyum manis. “Makan buahnya diperbanyak ya Diva,” lanjutnya menoleh pada Diva.

Bibir pucat itu melengkung tipis kemudian mengangguk pelan.

Dokter itu berbalik kemudian keluar ditemani pelayan tadi. Tinggalah Yosi dan Diva sendiri.

“Om....”

RAYA : Fidelity Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα