6. Your Hero

12 1 0
                                    

Seberapun sakit nya, seberapun pahit nya, kau tetap menjadi penawar untuk itu semua.

●●

Lilo memutar-mutar bunga melati di tangannya, sesekali menanggalkan kelopak bunga tersebut, ia sungguh bosan menunggu kehadiran seseorang.

Satu jam telah berlalu. Lilo masih sangat ingat, bahwa Aura menyuruhnya tadi pagi untuk menunggu ditaman sekolah agar Deni tidak pusing untuk mencarinya. Tapi sudah satu jam lebih Deni tidak juga muncul.

Lilo khawatir, dia mulai gelisah dan mondar-mandir tidak jelas, membuka room chat Deni dan Aura siapa tau mereka akan memberi kabar, tapi nihil lagi-lagi tidak ada notif dari mereka.

Segala pikiran buruk di tepisnya, tidak mungkin Aura sedang mempermainkannya, tidak mungkin Deni juga melakukan hal yang sama. Sudah mau dua jam, bahkan tidak ada lagi penghuni di sekolah ini.

Lilo menunduk pasrah sebelum notif dari Deni berhasil membuat Lilo bangkit dari duduk nya, dengan segera ia membuka chat dari Deni. Entah memang kesialan selalu berpihak kepada Lilo atau Aura yang tidak pernah puas memberinya luka, lagi dia harus kecewa.

Deen Deen◌

Oura, lo bisa plg sendiri kan?
Gua anterin Aura ke sanggar musik.

Lah? Kan kamu janji anterin aku plg, aku udah nunggu 2 jam lho, Aura kan bawa mobil, aku tunggu kamu.

"Sialan!"

Lilo menggigit bawah bibir nya, berusaha menahan isak tangis nya. Sampai kapan pun Deni tidak akan pernah bisa mengutamankan nya sebelum Aura. Dia tidak habis pikir dengan Aura, kenapa harus Deni yang mengantarnya? Apa mobil yang sudah di klaim menjadi hak milik Aura tidak bisa digunakan? Kenapa Deni baru memberi nya kabar sekarang?

"Harusnya aku gak percaya gitu aja sama kalian, harus nya tadi aku gak nunggu Deni, apa si mau kamu Aura?!"

Lilo jalan dengan gontai menuju gerbang, perasaan nya campur aduk, sudah sore begini dia tidak lagi punya keberanian untuk menaiki bis angkot maupun sejenisnya. Memesan gojek juga sudah percuma, hp kentang itu sudah mati beberapa menit yang lalu, dan dia hanya perlu menunggu keajaiban untuk Deni menjemputnya.

***

Aura tersenyum menang, dia berdandan dengan begitu cantik sore ini, setelah meresa puas ia berlari kecil keluar kamar.

"Beres!"

Deni bangkit dari duduk nya, memperhatikan Aura dari atas hingga bawah sampai atas dengan senyuman.

"Ohya ini hp kamu, tadi aku udah chat Lilo katanya gak usah jemput dia."

Deni menaikan sebelah alis nya, bagaimana mungkin? Yang dia tau Lilo sangat bahagia saat tau diri nya akan mengantar Lilo pulang.

"Kenapa?"

Aura mengangkat kedua bahu nya, "mungkin mau jalan sama 'mantan' nya?" ucap Aura penuh penekanan pada kata mantan yang sudah pasti maksud nya Kenneth.

"Lo gak cemburu?" tanya Deni.

"Ya.. mau gimana lagi? Lilo adek gue, gue gak mau bikin dia sedih terus."

Ular, satu kata yang cocok untuk mendeskripsikan Aura.

Deni mangut-mangut percaya, ia mengambil hp nya dan membuka room chat Lilo.

"Kok chat nya di hapus?"

"Eh maaf, gue biasanya kalo abis chat orang emang langsung hapus, sorry-sorry."

Deni mengangguk sebagai jawaban lalu menggenggam tangan Aura keluar rumah.

***

"Serius lo?"

Rezi mengangguk cepat, "lo temuin aja sekarang, gue yakin Lilo masih disekolah."

Kenneth segera menghentikan game moba nya, menarik jaket kulit di atas kursi dengan paksa membuat Aksa melompat kaget.

Kenneth langsung membuka aplikasi yang memamerkan chat Lilo tersemat paling atas, tangannya lihai mengetik, namun nihil Lilo ceklis satu, last seen nya pun setengah jam yang lalu.

Tanpa banyak pikir Kenneth langsung bergegas keluar dan menancap gas motor kesayangannya.

Rezi dan Aksa saling melirik, lalu menggelengkan kepala dengan kompak, untuk sekarang mereka sedang akur, tidak tau kalau nanti.

Tidak butuh waktu lama untuk Kenneth menemukan Lilo-nya. Gadis itu sedang menunduk lesu di depan gerbang sekolah.

"Naik."

Lilo mengenali suara itu, suara yang selalu saja menjadi peyelamat nya disaat sulit.

"Kenapa bisa kesini, Net?"

Kenneth tidak menjawab, dia mengisyaratkan untuk Lilo segera naik ke motor nya, paham dengan itu Lilo pun menaiki motor Kenneth dengan senyum tipis, jujur dia sangat senang.

Seberapa pun luka yang pernah pria ini toreh, tidak mengalahkan kebaikannya sebagai obat.

Setelah memastikan Lilo siap diatas motor nya, Kenneth pun mulai melaju dengan kecepatan standar.

"Net, kamu kenapa bisa tau aku disekolah?"

Kenneth tetap diam, tidak ada jawaban.

"Aku serius lho nanya, kenapa kamu bisa datang?"

Lagi, Kenneth diam, membuat Lilo mencibikkan bibir nya.

Kenneth yang dapat melihat itu dari spion, membuat nya tersenyum tipis.

"Cause, i'm your hero."

.
.
.

Yeay! Gimana hari-hari kalian? Lancar?
Gimana masalah kalian? Masi kuat kan?
Have a nice day guys!

Tap bintang nya yuk buat ninggalin jejak!
Love you all.^^

[Us]wa - The loveWhere stories live. Discover now