24. Insecurity (Part 1)

167 13 7
                                    


Rasanya tak pantas, bila mengeluh
Memberontak pada diri sendiri
Pada sesuatu hal yang tak diinginkan
Dan, selalu menyalahkan keadaan yang diluar kendali

Tentu saja lelah
Pada diri yang tak mau menerima kekurangan
Tak mau bersyukur akan kelebihan
Dan, tak pernah menjadi diri sendiri

Jika ingin share motivasi, quote, sertakan sumber. Bisa juga tag instagram @Ratnasarii_i)

Jangan lupa komentarnya:)

“Ketika kamu menjadi diri sendiri,  kamu akan merasakan suatu hal yang tak bisa dirasakan ketika menjadi seseorang. Jangan hanya fokus akan penilaian seseorang  padamu, atau kamu menilai  kekurangan. Tapi fokus untuk memperbaiki diri dan menerima diri sendiri, dan biarlah orang lain yang fokus menilai perubahanmu.”

Diri merasa Insecurity akan pencapaian.

Melihat orang yang selalu terlihat bahagia.

Atau menampakkan kebahagiaan.

Kebahagiaan yang semu.

Dan ketika  diri merasa tak sebahagianya, merasa tak pernah bahagia.

“Kenapa selalu sibuk dengan mencari kebahagiaan?”

Apa yang dilihat, dengar, atau keadaan apapun tak sesuai  sesuai dengan kenyataan.

Yang terlihat baik-baik saja, belum tentu sedang baik.

Bahwasanya manusia pandai dalam menutupi luka.

Memang benar, bersifat baik-baik saja lebih baik, orang lain tak usah tahu.

Dan kita tak pernah tahu apa yang dirasakannya.

Yang terlihat bahagia, belum tentu bahagia.

Dab, diri selalu merasa tak pernah percaya diri akan suatu hal.

Merasa tak nyaman dengan diri sendiri, pencapaian yang didapatkan dan selalu melihat pencapaian  orang lain yang terlihat bisa segala hal.

“Aku bisa apa, aku nggak bisa melakukan apa-apa.”

Down.

Tak berharga.

Terkadang yang merasakan tak hanya kamu. Bahkan kita pernah merasakan.

Hampir semua orang pernah mengalaminya.

Tapi, hal itu tak baik.

Melihat orang yang disekitar, teman yang terlihat lebih keren dari segi penampilan. Merasa diri seperti, “Aku nggak ada apa-apanya dibandingkannya.”

Bahkan, sering banget membandingkan penampilan/beauty dengan orang lain.

Melihat orang lain berpakaian serba mewah, naik-turun dimobil.

Dan,  ketika melihat diri yang berpakaian biasa saja, bahkan naik-turun hanya dimotor.

Rasanya tak pantas bila mengeluh, kenapa saya katakan tak pantas?

Dengar, diluar sana banyak yang berpakakain hanya itu saja. 

Yang sudah lusuh tetap saja dipakai, yang terpenting masih layak.

Bahkan yang sudah sobek, selagi masih bisa digunakan bisa dijahit.

Dan, diluaran ada yang punya sepeda ingin  mempunyai kendaraan motor, yang tak punya kendaraan bahkan ingin mempunyai sepeda.  Dan yang tak bisa berjalan rasanya ingin bisa berjalan.

Bawa PerubahanWhere stories live. Discover now