Part.37 || Pertemuan

3.2K 539 80
                                    

Assalamualaikum, Kak Barra numpang lewat.

Katanya, ada yang rindu?

Salam sayang juga katanya dari doi, and happy reading.

Sorry for typo💚




"—Darren yang jarang pulang aja, Sekarang hampir tiap hari ada di rumah. Dan kamu tau itu karena siapa? Karena hadirnya anak manis, dek."

"Aih! Keenan cowo!" (Rasendra, 2k21)

.
.
.

💚💚💚






"Gak usah di tahan, kalaun mau muntah, muntahin aja!" Razeta berucap tanpa menatap setelah lama hening menyelimuti keduanya.

"Bu-bunda-"

'Muntahin, Dek!" Kali ini Razeta mendongak, menatap tepat di karamel cokelatnya.

"Keenan gapapa." kembali menunduk dan menyuap nasi dengan lauk seadanya, Razeta mendengus menyimpan asal sendok di tangannya dan menahan gerak tangan Keenan yang hendak menyuap. Menimbulkan denting memekakan dari sendok dan piring yang saling beradu.

"Jangan maksain, Nayazva!" Keenan mengerjap, untuk pertama kalinya Razeta membentaknya keras.

Kasar Razeta menyeka basah di pipinya, "berhenti pura-pura!"

"Bunda-"

"Kalau sakit bilang sakit!" tangis Razeta kembali menggema saat sesak tak mampu ia bendung.

"Keenan gapapa." ucapnya lirih, menatap sendu wajah basah sosok cantik yang sudah sangat ia anggap seperti ibunya sendiri.

"Jangan bohong hiks- ayo gapapa muntahin aja, jangan di paksain. Bunda bawa ini, punya kamu." tsngannya merogoh tas jinjing miliknya, menunjukan satu tabung berukuran sedang ke hadapan Keenan, "ayo, muntahin dek." Keenan mengangguk pada akhirnya, bangkit dari posisinya dan sedikit berlari menuju kamar mandi.

Huek! Uhuk! Uhuk! Huek!

Dengan sedikit di paksakan, kakinya di bawa melangkah menyusul yang lebih muda, sedikit tertatih hingga sampai di brlaksng punggung rapuh yang sedikit membungkuk, pelan ia memijat tengkuknya, menepuk pelan punggungnya.

Hingga tangisnya semakin meluruh saat cairan merah pekat ikut keluar dari mulutnya, "udah?" pelan Razeta bertanya, menghapus kasar air matanya dan membopong tubuh Keenan yang langsung melemas padahal jelas kakinya masih terasa sangat sakit.

Kepala si bungsu hanya mengangguk lemah, tenaganya entah hilang kemana, tapi yang jelas perutnya terasa lebih baik daripada tadi.

Wajahnya semakin pucat, menyandar pada dinding saat pelan Razeta mendudukannya di lantai, wanita cantik itu kembali bangkit, menuju dapur kecil yang menyatu dengan kamar mandi, untuk mengambil air hangat.

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Where stories live. Discover now