Part.1 || Secangkir kopi pahit

14.5K 1.2K 178
                                    

"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Hapus aku dari ingatan dan hidupmu. Seseorang itu telah pergi. Saat itu terasa sakit, aku akan menelannya dan terus.." (I've loved just one person)
.
.
.







Namanya, Keenan Nayazva Rasendra.

Anak usia enam belas tahun, penyuka hujan dan segala yang bersangkutan dengan senja.

Katanya, 'hujan itu berasa kayak, bunda lagi nenangin Keenan. Bunda lagi meluk Keenan yang rindu sama dia. Dan bunda- lagi ngehibur Keenan, kalau bakal ada bahagia setelah lara.'

"Nan! Ambilin gula di toples di deket jendela itu dong!"

Harinya sibuk. Dari pertama membuka mata, hingga petang menjelang. Tak ada istirahat. Tak ada menarik nafas pelan, hanya ada-

Jangan malu-maluin ayah.

"Iya bentar om!"

Masih lengkap dengan celana seragam sekolahnya, hanya atasannya saja yang ia ganti jadi kaos hitam polos kesukaannya, ia bergegas ke arah dapur. Menyerahkan satu toples besar berisi gula yang di maksud pemilik toko.

"Eh cobain deh."

Pemilik toko itu ramah, terlampau ramah bagi Keenan. Beruntung ia di pekerjakan di kedai dengan pemilik yang begitu mengerti Dirinya.

Kaki jenjangnya melangkah mendekat seraya membuka mulutnya besar-besar menerima suapan dari sosok tinggi tegap itu.

"Enak om, demi apa enak banget."

Kekehan renyah terdengar memenuhi dapur yang hanya di huni mereka saja. Daffa Abian, orang dewasa yang mungkin sebaya dengan ayahnya.

"Resep baru, Nan."

"Deuh! Mantap!"

Anak enam belas tahun itu menampakan gigi putihnya yang berjajar rapih seraya mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Om mau kopi? Keenan bikinin sekalian."

"Mau, biasa ya Nan."

"Siap!"

"Eh," atensi Keenan kembali menatap tak mengerti sosok tinggi itu "apa?"

"Kurangin Shot kamu. Gak baik buat kesehatan."

Keenan terkekeh dengan kepala yang mengangguk ringan "iya iya."

"Iya iya doang, nurut ngga." Abian mengoceh kesal yang hanya di balas kekehan menyebalkan anak itu.

Tubuh tingginya hilang di balik tembok yang menjadi sekat ruangan mereka, Abian menghela menatap sendu siluet itu "ck, bandel banget anak kamu, Dit."









"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Hapus aku dari ingatan dan hidupmu. Seseorang itu telah pergi. Saat itu terasa sakit, aku akan menelannya dan terus.." (I've loved just one person)

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang