Part.23 || Bertemu ayah

5.5K 713 105
                                    

"Ayah rindu, dek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayah rindu, dek.." (Ardian, 2k21)

__________

Rasendra

🍃🍃🍃
























Rasanya aneh saja, canggung. Darren yang mengatakan hal seperti itu dengan wajah serius, Keenan hanya tak biasa.

Bukan, bukannya keenan tak bersyukur, apalagi tak berterima kasih, hanya saja-

Bagaimanapun ia masih punya keluarga, kandung. Ayah, dan kakak kandung. Sekeras apapun keenan menampik, dalam relung hatinya ia begitu merindukan sosok mereka. Sosok yang mungkin tak sekalipun memganggap hadirnya ada.

Walaupun tak menampik, jika Darren begitu menyayanginya, begitupula Abian dan Razeta. Keenan bersyukur, dengan sangat untuk itu. Keluarga barunya bahkan begitu hangat menerima hadirnya yang berstatus sebagai orang lain, menganggapnya sebagai anak sendiri. Memberinya begitu banyak cinta, keenan bersyukur. Setidaknya ia pernah merasakan bagaimana rasanya di cintai, bagaimana hadirnya di anggap ada, dan bagaimana rasanya ia punya tempat untuk pulang.

Darren, Abian, Razeta. Mereka punya tempat khusus di hatinya. Tak ada yang bisa menggantikan.

Pelangi dalam hidupnya, saat gelap hampir merenggutnya.

Netranya bergulir, melihat waktu yang tergantung di atas dinding. Menunjukan pukul tiga sore. Darren sudah pulang, beberapa jam yang lalu.

Kakinya di bawa menapaki lantai, menggeret pelan tiang infusenya juga sebagai pegangan untuknya. Kakinya melangkah pelan, keluar dari ruangannya.

Ia bosan, selama hampir satu minggu terus berada di kamarnya. sekalian menunggu Abian yang katanya akan datang, kakinya di bawa melangkah menuju taman rumah sakit.

"Rasen?" kepalanya menoleh saat suara yang begitu ia rindukan menggema pelan di lorong rumah sajit yang bahkan terlihat sepi.

Tubuhnya mundur beberapa langkah saat sosok tinggi itu berjalan semakin mendekat, kepalanya sedikit merunduk, tak berani menatap matanya.

"Kee-keenan ma-mau keluar sebentar, ma-maaf dokter." ucapnya terbata, dengan suara yang semakin memelan.

Barra tercekat, nafasnya menyesak "dek," kepala anak itu mendongak, panggilan asing itu-

senyumnya tipis, sangat tipis hingga Barra mungkin tak bisa melihatnya. panggilan yang ia idam-idamkan terucap dari Barra, kini bahkan tanpa harus ia mengemis, Barra mengucapkannya tanpa beban.

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Where stories live. Discover now