Part.22 || luka lama yang kembali

5.3K 672 44
                                    

"Serem Rasen liatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Serem Rasen liatnya. Kayak zombie. Kurang tidur pasti. pulang aja, istirahat yang banyak, makan yang banyak juga. jangan sampe sakit. Nanti siapa yang bakal Rasen ajak tengkar kalau kakak sakit?" (Rasendra, 2k21)

.
.
.

💚💚💚






















"Apa kita bawa Rasen lagi ke Jepang? Darren bilang juga apa! Bawa Rasen balik ke Indo itu gak akan bener!" wajahnya di usap kasar, frustasi luar biasa saat Bagas baru saja kembali mengatakan jika-

Trauma Keenan kembali.

Abian tak menyahut, begitu pula dengan Razeta yang hanya bungkam menatap tubuh di atas ranjang rumah sakitnya dengan sendu di balik kaca besar yang menghalangi mereka.

"Tapi, kak-"

"Si brengsek itu balik lagi dan ngehancurin lagi hidup adeknya Darren, yah!" dadanya naik turun, menahan gejolak amarah yang memuncak.

"-Ini yang Darren takutin! Dan semua bener-bener terjadi!" air matanya meleleh begitu saja, meluncur membasahi pipinya yang sedikit tirus dengan lingkar hitam menyeramkan di sekitar matanya.

Abian berjalan pelan, menyentuh pundaknya dan mengusapnya lembut "-dia bawa lagi air mata Keenan! Dia bawa lagi luka lama Keenan, dia-" tubuhnya berjongkok, menepuk kasar dadanya yang menyesak "-dan dia bawa lagi kehancuran buat hidupnya adek Darren!" tangisnya menggema di ruang tunggu sepi itu, menggema dengan sangat keras dan terdengar begitu menyayat.

Razeta ikut berjongkok, membawa tubuh lelah sang putra masuk dalam rengkuhan hangatnya, menepuk dengan sayang punggung bergetarnya "kamu capek, kamu butuh istirahat."

Tangisnya begitu pilu, menyandarkan keningnya di bahu sang bunda dengan punggung yang masih di usap lembut "Darren gak suka liat tangisnya Rasen, bunda." Razeta menggigit bibirnya pelan, "bunda tau,"

"Darren juga gak suka liat Rasen teriak-teriak kayak tadi," kepalanya mendongak, menatap sendu netra Razeta "bunda juga pasti tau' kan, segimana sakitnya Rasen waktu itu? Gak ada Darren, gak ada ayah atau bunda, dia sendiri waktu itu, waktu orang-orang jahat itu nyakitin dia. Pasti-" nafasnya memburu, kembali menelusupkan kepalanya di dada sang bunda dan kembali terisak pilu "pasti dia cuman bisa nangis sama minta tolong kayak tadi, kan? Dan gak ada seorang pun yang nolongin dia, ataupun mau nurutin maunya dia buat berhenti, kan?"

Abian memalingkan wajahnya, mendongakan kepalanya menahan sesak di dadanya. Semua yang Darren katakan benar, kan?

"Itu sakit banget pasti." suaranya hilang, tak lagi menyuarakan isi hatinya hingga hanya isakan kecil yang teredam pelukan sang bunda.

Razeta Mengangguk, menepuk pelan punggung Darren dengan kepala yang mendongak dan isakan yang dengan susah payah ia tahan. Darren butuh tameng, butuh penenang bukan justru ikut terlarut dengan emosinya.

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Where stories live. Discover now