Part.7 || Darren abnormal

5.3K 780 59
                                    

"Ayahnya psikopat nih!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayahnya psikopat nih!"
.

.


.












___________________________________________


Langkahnya pelan, mengendap masuk lewat pintu belakang. Berusaha untuk tak sedikitpun menimbulkan suara, saat tau, ada dua mobil mewah yang terparkir di depan rumah, ada mobil Barra juga.

"Darimana kamu jam segini baru pulang?"

Baik, langkah Keenan mengudara dan tubuhnya bergetar takut saat suara baritone mengintrupsi langkahnya "a-ayah." bibir pucatnya bergumam takut, memberanikan dirinya berbalik menghadap tatap tajam sang ayah.

"Saya tanya, darimana kamu jam segini baru pulang?!"

Waktu menunjukan pukul setengah delapan malam, terlalu malam untuk ukuran seorang murid sekolah menengah pulang sekolah.

"Ta-tadi ada kerja ke—"

"Tawuran kayaknya yah, tuh liat mukanya babak belur gitu." Keenan menggeleng kuat, membuat anak rambutnya ikut bergerak pelan "ng-ngga, yah. Keenan—"

Tangannya di cekal kuat, dan tubuhnya di banting sedikit kasar, menabrak pinggiran meja hias yang ada disana, menimbulkan ringisan keras "udah berani pulang telat, terus nyoreng nama baik. Mau jadi apa kamu?!"

"Keenan ngga tawuran!" satu tamparan telak melayang di pipi kirinya, membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Udah berani ngebentak saya?!"

Kepalanya menunduk takut "maaf." cicitnya pelan.

"Hukum aja, yah!" Barra memanasi, menatap remeh dengan senyum mengejeknya ke arah Keenan, "ja-jangan. Maafin Keenan sekali ini aja, keenan—"

Plak!!

Kembali satu tamparan melayang, menambah rasa perih di wajahnya, "berani kamu ngejawab?!" kasar rambutnya di tarik hingga kepalanya mendongak dengan keras, hingga ringisan keras terdengar begitu kontras dengan hening nya malam.

Tergesa ia melepas sabuknya, membuat kepala Keenan menggeleng ribut saat satu cambukan menggores kaki kirinya "ma-maaf, sakith—"

Crash! Crash!

Sudut matanya basah, saat Ardian bahkan tak henti mencambukan sabuknya, Keenan tak bersuara, toh percuma, mengemis maaf Ardian sama saja bohong. Tak pernah di dengar, dan malah menjadi lebih sakit, terutama di hatinya.

"Kenapa Adita harus mertahanin anak kayak kamu?!"

Kan? Sudah di katakan, Keenan akan lebih sakit.

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang