Part.27 || Sapaan sederhana

4.1K 613 101
                                    

"Assalamualaikum, ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum, ganteng."

"Waalaikumsalam, monyet." (Rasendra, 2k21)

.
.
.























"Temuin Keenan sama Barra dan ayahnya." Darren mengernyit tak suka "lo gila?"

"Serius, Darren."

"Lo gak liat sehisteris apa dia waktu ketemu dua orang biadab itu?" emosinya memuncak, Bagas menghela. Akan sulit meyakinkan pemuda di depannya kini.

"Lo mau Keenan sembuh dari traumanya, kan? Gak enak hidup di lingkupin sama rasa trauma yang teramat, Ren." Darren mendengus, "lo yakin cara ini berhasil? Terus kalau misalnya malah bikin trauma dia makin parah gimana?"

"Gue yang tanggung jawab, gue yang bakal pergi jauh dari hidupnya." keduanya menoleh ke sumber suara, Barra yang berdiri di ambang pintu, hanya menggunakan kaos lengan panjang lengkap dengan celana training, mengesampingkan statusnya sebagai dokter di rumah sakit besar itu.

Darren menatap tajam pemuda itu "gue pegang janji lo!" tubuhnya beranjak, berjalan melewati Barra yang masih setia berdiri di ambang pintu dengan sedikit keras menabrakan bahunya. Barra menghela, berjalan menuju meja Bagas dan duduk di tempat Darren semula.

"Makasih." Bagas menghela, pemuda seusianya itu bangkit dan berjalan menyampirkan jas kebanggaannya.

"Inget, kesempatan lo cuman sekali. Setelah ini gue gak bisa bantu apapun lagi." tatapnya dalam, seolah ucapnya tak pernah main-main.

Barra mengangguk "lo sendiri yang bilang, salah satu metodenya juga. Dan -"

"Gue gak yakin waktu itu, lo yang ngotot buat pengen ngelakuin itu." Bagas menyela cepat, Barra menyandarkan tubuhnya di kepala kursi dengan netra yang tertutup pelan "makasih, walau tau waktu itu lo gak yakin, tapi lo tetep mau bantu gue."

Bagas kembali duduk di kursinya, menatap lamat wajah lelah temannya "gue kasian sama Keenan. Hidupnya udah terlalu menderita, seenggaknya dia harus denger maaf dari kalian, kan?"

Barra mengangguk lemah "iya."

"Setelah itu, lo jangan egois. Biarin dia bahagia sama keluarga barunya." netra Barra kembali terbuka, menatap langit-langit ruangan Bagas "gak tau. rasanya gue pengen Keenan balik lagi sama gue."

"Mikir dong, Bar. Lo sengsarain hidup anak itu." Bagas mendesis, "gue tau."

"Jelas tau, dan lo tetep kekeuh pengen dia balik sama lo? Mikirin tentang ayah lo gak sih lo? Seberapa besar penolakan dia sama Keenan? lo mau bawa dia ke neraka apa gimana?" tubuh Bagas di jatuhkan ke sandaran kursi miliknya, memejamkan netranya dengan kedua tangan yang bersilang di depan dada.

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang