36 Black Card

252 39 6
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 07.30 Waktu Prancis. Waktunya gadis itu berangkat ke kampus, ia tidak yakin kalau nanti ia ikut jalan-jalan atau tidak. Pasalnya, sudah diberitahu kalau ia akan pergi ke kampus untuk menyerahkan laporan selama ia Magang di Korea.

Pagi ini rumah terlihat sepi, karena para member belum bangun dari mimpi indah mereka. Hanya ada dirinya, Ayahnya, dan Namjoon di meja makan, mereka tengah sarapan bersama. Dirinya harus cepat sampai ke kampus, pun ia lebih cepat menghabiskan makanan itu.

"Youra-ya, hati-hati. Nanti kau bisa tersedak," peringat Namjoon seraya memberikan segelas susu, "Minun dulu."

Youra mengangguk, kemudian meminum susu pemberian Namjoon, "Terimakasih, Oppa. Aku harus cepat, agar aku bisa pulang cepat juga. Aku, kan, ingin ikut jalan-jalan bersama kalian," ucap Youra lesu. Bagaimana tidak? Seharusnya hari ini dirinya dan para member jalan-jalan, tetapi harus batal karena laporan kampus nya.

"Sayang, kami berdua sudah berdiskusi. Jalan-jalan akan di undur, kami akan menunggu mu sampai kau pulang dari kampus," ujar Pd-Nim santai sambil memakan roti selai miliknya.

"Tapi, kuliah ku bagaimana?"

"Siang. Kami akan pergi siang nanti seperti ide mu semalam, Youra-ya." Namjoon menjawab.

"Ah~ begitu, ya? Aku senang sekali! Terimakasih Ayah, Namjoon Oppa!"

Kita jadi melupakan kalau Youra sebenarnya berumur 20 tahun, terlihat pagi ini dia seperti anak kecil berumur sepuluh tahun yang girang di ajak jalan-jalan oleh Ayah dan Kakaknya. Sangat menggemaskan.

"Sudah habiskan makanan mu. Namjoon nanti akan mengantar mu ke kampus."

Namjoon tersenyum kikuk, dia juga malu kalau dirinya ditunjuk langsung begini. Walau sebenarnya ... "pasti Namjoon Oppa bilang pada Ayah, kalau aku ingin diantar Oppa, kan?"

Namjoon membelalakkan matanya, merasa benar dengan ucapan Youra barusan. Dirinyalah yang meminta izin kepada Pd-Nim, walau pada awalnya dia ragu tetapi Pd-Nim dengan mudahnya menyetujui.

"Ya. Semalam kau bilang ingin diantar oleh ku, jadi aku tidak ingin membuat putri Ayahnya sedih dengan mengabulkan permintaannya."

"Apasih, Oppa!" Jujur, Youra merona dengan Namjoon yang mengatakan kalimat itu. Bahkan, sekarang rona pipi terlihat kentara disana, tidak bisa dipastikan kalau pipinya sangat panas. Menahan malu.

"Namjoon. Pagi-pagi kau sudah menggoda putriku saja, apa kau suka padanya?" tanya Pd-Nim berusaha menggoda Youra yang sudah kepanasan.

"Ih, Ayah. Menyebalkan!" Rengek Youra mempoutkan bibirnya, jika sudah seperti ini itu artinya Youra merajuk. Dan yang lebih parah lagi, merajuk didepan Namjoon.

"Ya. Aku menyukai putri mu, Tuan," jawab Namjoon terkekeh, dia menyadari kalau Youra sedang salah tingkah. Sangat lucu.

"Youra, jangan tutupi pipi mu. Ayah ingin melihat rona merah disana." Ayahnya ini sangat suka sekali menggoda putrinya.

"Ayah! Kenapa Ayah menjadi sangat Menyebalkan!" Youra terus menutupi kedua pipinya menggunakan tangan, ia malu kalau rona pipinya harus terlihat oleh Namjoon.

"Lihatlah, Joon. Anak ku belum menjadi kekasih mu sudah marah-marah terus, bagaimana kalau menjadi isteri mu, eh?"

DUAR!!!!

Perkataan Ayahnya tadi membuat jantung Youra berdetak kencang tak karuan. Jantung Youra akan meledak rasanya, ia tidak menyangka kalau Ayahnya akan bicara seperti itu, sesekali ia melirik Namjoon yang terkekeh menatapnya. Buru-buru ia mengalihkan pandangan, ia tidak ingin bertemu mata dengan Namjoon saat pipinya merah padam.

Wonderful Manager | BTS✔Where stories live. Discover now