18 Hairbands

337 55 11
                                    

Jam menunjukan pukul satu siang, dimana sekolah Soobin sudah membunyikan bel nya sejak tadi. Pria kecil itu berjalan menuju gerbang depan sambil mengingat-ingat kejadian tadi pagi yang membuatnya terkekeh sejak masuk kedalam kelas. Coba saja tebak apa yang Soobin lihat saat pertama kali masuk kedalam kelas? Bersama gurunya dia melihat sekelompok murid lelaki sedang menertawakan sesuatu, ternyata yang mereka tertawakan adalah teman sekelas mereka yang sedang melucu, saat guru datang seketika mereka duduk di kursi belajar mereka masing-masing.

"Kau sedang menunggu siapa?" tanya seorang murid laki-laki menepuk pundaknya. Soobin terlonjak kaget, pasalnya dia sedang melamun tadi.

"Noona," jawab Soobin singkat tanpa menoleh. Dia tidak mengenal murid laki-laki yang menepuk pundaknya tadi, tetapi sepertinya murid laki-laki itu mengenal dirinya, terlihat dari senyumannya yang sangat bersahabat sekali. Keduanya terdiam, mereka sedikit canggung untuk saling mengobrol. Gerbang yang tadinya ramai sekarang sudah tampak sepi, mungkin semua murid sudah pulang seluruhnya, mengingat mereka saling terdiam sudah tiga puluh menit lamanya.

Murid laki-laki itu tersenyum pada Soobin seraya mengulurkan tangannya, "Aku, Kang Taehyun. Salam kenal. Oiya, aku duduk tepat di belakang mu."

Soobin mengingat-ingat kejadian tadi pagi didalam kelas nya. Jadi laki-laki ini yang membuat seluruh kelas heboh? tanya soobin dalam hati. Dahi pria kecil bermarga Bang berkerut, pasalnya dia tidak terlalu mengerti apa yang diucapkan laki-laki bermarga Kang itu.

Tanpa sadar tangan kanannya terulur untuk menjaba tangan Taehyun, "Aku, Bang Soobin. Salam kenal. Benarkah?"

Taehyun refleks mengerutkan Dahinya, merasa lucu dengan apa yang Soobin katakan. Berimbang terbalik dengan Soobin yang melihat Taehyun terkekeh. Apa ada yang salah? Soobin rasa tidak. Memang begitu kan cara orang Korea mengenalkan dirinya.

"Ma-maaf. Tapi aksen Korea mu kaku sekali," cibir Taehyun. Benar, yang dia tertawakan adalah aksen bicara Soobin. Taehyun memaklumi, dilihat dari mata Soobin yang berwarna biru sepertinya Soobin bukan asli orang Korea.

"Kau, mengejek ku?!" gertak Soobin dengan nada tinggi. Baru kali ini dia menemukan orang Korea yang mengejek cara dia berbicara. Menurutnya itu tidak sopan.

"Aku tidak mengejek, kok." Taehyun berdehem, "Mau aku ajarkan bahasa Korea?"

"Tidak," tolaknya singkat. "Lebih baik baik aku belajar dengan guru daripada belajar dengan mu." Sebisa mungkin Soobin menjawab dengan bahasa formal yang ia pelajari selama ini. Hanya bahasa formal yang menurut orang lain -anak sekolah yang mengaku dirinya anak kekinian- itu adalah bahasa kuno. Namun, mau bagaimanapun Soobin sangat menyukai bahasa Korea Formal. Menurutnya itu unik daripada bahasa Prancis yang sangat sulit dipelajari.

"Siapa juga yang mau menjadi guru mu kalau kau ketus seperti itu."

"YA!" Soobin naik pitam sekarang. Coba saja kalau ini bukan area Sekolah, sudah dia tendang laki-laki ini ke jalan raya yang ada di depannya. Menyebalkan sekali. Sudah mengejek mengatai dirinya ketus pula.

"Hehe." Taehyun terkekeh, "Kalau aku jadi teman mu boleh tidak?"

Soobin menghembuskan napas secara kasar. Satu menit yang lalu dia melihat Taehyun menertawakan dirinya, sedetik kemudian dia melihat Taehyun berharap sambil mengepalkan tangannya memohon agar Soobin mau berteman dengannya. Soobin heran, apakah semua laki-laki di Korea yang seumuran dengannya aneh seperti Taehyun? Atau hanya Taehyun saja yang bersikap aneh seperti itu? Kalau dilihat-lihat Taehyun adalah tipikal teman idaman. Tubuhnya tinggi, tapi tak setinggi dirinya. Rambut lurus berwarna putih susu, dan jangan lupakan senyum manis seperti gula yang selalu dia bawa setiap hari. Tidak masalah kan dirinya memiliki teman seperti Taehyun?

Wonderful Manager | BTS✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant