14. Lomba

599 84 78
                                    

Happy reading!

--JEKA--

Pagi yang cerah untuk mengikuti lomba band yang sudah dijadwalkan. Jeka mengoleskan cream ke rambutnya agar semakin terlihat menawan. Cowok itu bersenandung pelan dengan raut ceria seperti suasana pagi ini.


Jeka menaik-turunkan alisnya sok keren di depan kaca. Ia menjetikan jarinya sembari berdecak pelan dan mengedipkan sebelah matanya.

"Bismillahirrahmanirrahim.. Semoga nggak ada gangguan apapun. Aamiin."

Langkah ringan itu membawanya menuju meja makan yang sudah diisi Papa dan Juna. "Pagiii." Sapa Jeka.

Papa melirik sekilas. "Pagi, semangat banget kayaknya."

"Iya dong, Papa jadi dateng kan?"

Papa mengangguk. "Iya, tapi agak telat, maybe."

"Nothing. Papa dateng aja aku udah seneng."

"Papa usahakan tidak telat."

Jeka mengangguk saja.

"Nih, makan. Jangan lupa doa lo, biar nggak ada kendala sekaligus supaya lo menang." Ujar Juna, cowok itu mengangsurkan roti selai coklat yang dibuatnya kepada Jeka.

"Wah, thank you, bang! Abang emang the best banget dah, nggak boong."

Juna memutar matanya malas. "Ya ya ya, suka-suka elo aja."

Jeka tertawa. Kakinya menendang Juna pelan di bawah meja, membuat Juna mendelik kesal dengan tingkah adiknya itu. "Lu mah suka gitu bang sama gue."

"Udah, sarapan dulu." Lerai Papa. "Semoga band kamu menang dan nggak ada kendala apapun."

"AAMIIN YA ALLAH.. Makasih Pa." Jawab Jeka antusias di awal kalimat.

Papa menggeleng pelan melihat antusiasme anaknya sembari tersenyum tipis.

"Acaranya dimulai jam berapa?"

"Jam 9, tapi aku yakin pasti jam 10 baru mulai." Jeka menjawab pertanyaan Papa dengan mulut penuh roti.

Papa menaikan sebelah alisnya. "Kenapa gitu?"

Jeka menggeleng dramatis. "Biasalah! Indonesia, paling terkenal sama jam karetnya. Kayak, bilangnya udah otw padahal masih rebahan." Ia mengetuk meja pelan tak habis pikir sembari menatap Papa. "Rekan kerja Papa gitu juga nggak?"

"Ada, yang disiplin cuma satu dua. Jarang banget! Bener kamu, mereka yang ngomongnya otw padahal masih di rumah mah kelihatan hobi bohong." Jawab Papa.

"Bukan kelihatan lagi, Pa. Emang kebiasaan." Sahut Juna.

"Kalian kayak gitu juga nggak?"

"Enggak dong, Pa. Jeka mah kalo ngomong otw ya emang udah bener bener di jalan."

"Jadi, kamu nyetir motor sambil mainan hp?"

"Bukan gitu. Maksudnya tuh aku ngomong otw sambil jalan ke motor."

Juna menyikut Jeka. "Makanya ngomong yang jelas."

Jeka tersenyum sinis memandang Juna. "Hilih, bacot anda."

"Dih, dibilangin juga." Sewot Juna.

"Nggak perduli dan nggak mau tau." Jeka bangkit dari duduknya, cowok itu menyalimi tangan Papa, lalu meninggalkan dapur setelah mengucap salam.

"LO NGGAK SALAM SAMA GUE JUGA?" Teriak Juna.

"SIAPA ELO?!"

-JEKA-

JEKA✓Where stories live. Discover now