5. Penyerangan

747 95 35
                                    

Happy reading!

--JEKA--

"Hai, cantik. Berdua aja nih?" Dua siswi yang digoda Jimmy itu tersenyum malu-malu. Siapa sih yang nggak malu kalau digoda pentolan sekolah? Apalagi di samping kanan-kirinya ada sahabat-sahabatnya.

"Permisi, kak." Jawab si rambut digerai, salah satu dari siswi tadi.

"Ah,, iya. Lewat aja. Santai." Sahut Gino. Terlihat lebih kalem dari Jimmy, padahal nyatanya tanpa diketahui banyak orang, pemuda itu mengedipkan sebelah matanya, menyapa siswi yang rambutnya dikuncir kuda. Membuat siswi itu menundukan kepalanya malu. Dan meninggalkan temannya yang ikutan menggoda dengan menyenggol lengannya gemas.

"Cedutan, bang?" Tanya Jeka, jahil.

Gino gelagapan. "Hah?? Nggak nggak."

"Smooth banget ya, hyung." Timpal Theo sambil menyenggol lengan kanan Jino.

Jimmy yang tak tahu apa-apa mengernyit bingung. Kemudian tersadar. "Mau nikung lu, ya?"

"Nikung paan?! Dia gebetan gue." Ketus Gino.

"Ha? Gebetan?" Tanya Jey.

Jino menepuk mulutnya, keceplosan. "eng,, y-ya gitu deh." Jawabnya gugup.

"Kapan pdktnya anjim?! Kok lo kagak ada ngomong." Kepo Jimmy. Cowok itu mendelik tak terima, merasa dikhianati.

"Ngapain bilang bilang elo? Emangnya ada manfaatnya?" Sahut Juna.

"Kan bisa gua kasih tau tips and triknya biar cepet jadi."

"Oh, terus nggak sampe seminggu diputusin gitu ya, kayak elo?" Skakmat Agus.

Jimmy cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.

"Ya gimana nggak diputusin, kalo baru pacaran dah main nyosor." Jeka menggeleng dramatis.

"Emang bener bener lo ya, Jim! Kok bisa sih yang modelan elu gini selalu dapet cewek baik baik? Heran gue!" Kata Theo.

"Gue gitu!" Jimmy menepuk dadanya jumawa.

Mengabaikan sahabat-sahabatnya. Juna menatap Kai dan Obin yang berlari-larian dari ujung koridor ke arahnya.

"Kenapa lo pada?" Tanya Jino saat Kai dan Obin telah sampai dengan nafas putus-putus. Kedua pemuda tampan itu memegang lututnya sambil menarik oksigen rakus.

Jeka menepuk punggung Kai pelan.

Setelah nafasnya kembali normal, Kai menegakan tubuhnya. "Tara, dikeroyok Alexis, bang." Katanya.

Juna mengeraskan rahangnya, pertanda sedang menahan amarah. "Gimana keadaannya?"

Keenam inti Anushka ikutan menunggu jawaban Kai dan Obin dengan tangan yang terkepal.

"Dia di rumah sakit, kepalanya bocor sama lengannya patah." Jawab Obin. Muka pemuda itu terlihat sendu.

"Brengsek!" Umpat Jeka.

"Ini nggak bisa dibiarin. Alexis udah keterlaluan." Timpal Jimmy dengan emosi menggebu.

"Alexis dibiarin makin ngelunjak. Bangsat!!" Emosi Gino.

JEKA✓Where stories live. Discover now