MRVL [01]

1.1K 77 3
                                    

HAPPY READING



•MARVEL•

"MELLL! YAWLOH GUE PUNYA ADIK KEBO NYA SAMPE LEBARAN MONYET MUNGKIN KAGAK BAKALAN BANGUN!" di luar kamar, Dafi menggedor pintu kamar adik nya keras.

Sudah lima menit ia berdiri dan menggedor di depan kamar adik nya itu.

"EH BUSET! LO GAK MATI DIDALAM KAN, MELL?!"

Gadis itu—Mellissa terusik dalam tidur nya, ia menggeliat didalam selimut tebal nya karena merasa enggan untuk membuka mata.

"MELLISSA! GUE SUMPAHIN LO BENERAN MATI YA! ET DAH, ADIK SIAPA SIH LO?!" Dafi masih berteriak di luar sana. Lelaki itu sudah lengkap dengan pakaian untuk pergi ke kampus nya. Kalau bukan karena Zaira yang menyuruh nya untuk membangunkan Mellissa yang kebo luar biasa itu, ia sangat malas.

Mellissa yang antara masih ingin melanjutkan tidur tapi ia mendengar teriakan Dafi pun mendengus, dirinya di lema akan buaian tempat tidur yang menyuruh nya untuk kembali berbaring. Dengan tenaga yang setengah nya masih berada di alam mimpi, ia pun bangkit dari tempat tidur nya untuk pergi ke luar tanpa mandi terlebih dahulu.

Pintu terbuka tak menampilkan siapa pun yang berarti Dafi sudah capek meneriaki nya. Hai capek, ya?

Ia pun menuruni anak tangga satu persatu dan berjalan menuju meja makan. Disana ketiga nya sudah berkumpul. Ia pun memeluk Galvin dari belakang, menyembunyikan kepalanya di leher pria itu.

"Selamat pagi putri mati, apakah tidur anda nyenyak?" tanya Dafi dengan senyuman terpaksa nya.

"Gak! Gue mimpi buruk karena liat muka lo!" ketus nya dengan suara serak khas bangun tidur.

Dafi mendengus, mood nya sudah hancur kini bertambah hancur karena ulah adik nya itu. Huh untung sayang!

Zaira menggelengkan kepala nya, tak heran melihat perdebatan setiap hari dari kedua nya. Tiada hari tanpa perdebatan oleh kedua nya, seperti hal nya makanan tanpa garam. Hambar!

"Masih ngantuk?" Mellissa menganggukkan kepalanya. Rambut nya yang tergerai kini terlihat seperti rambut sosok mak lampir yang ada di film-film.

"Makanya kalau inget besok mau sekolah jangan nonton drakor!" sahut Zaira. Sudah hafal di luar kepala kebiasaan putri nya itu. Pasti jika menyangkut drakor atau wattpad terbaru, gadis itu akan langsung membaca atau menonton nya sampai lupa waktu.

Mellissa tak mendengarkan ucapan Zaira yang menurut nya hanya membuat telinga nya sakit, selalu saja kalimat itu yang keluar, membuat nya  bosan.

"Udah makan dulu, nanti baru mandi," ujar Galvin seraya mengelus rambut nya.

Dengan terpaksa ia pun duduk di sebelah Dafi yang anteng mengunyah roti dengan selai cokelat kesukaan nya. Ia pun mengambil roti tawar dan langsung memakan nya.

"Lo gak pake selai?" tanya Dafi. Karena ia tahu adik nya pun menyukai selai cokelat seperti nya.

"Gak! Lihat wajah lo aja udah pahit, gak mau tambah pahit!" ujar nya.

Dengan gemas, Dafi menarik pipi adik nya yang tengah mengunyah itu. "Adik siapa sih lo?! Nyebelin banget, untung sayang," ujar nya.

MARVEL 2 [REST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang