"Abwang! Swakit twau!" Mellissa berucap dengan mulut yang penuh dengan roti.

Lelaki itu pun akhirnya melepas nya, karena kasihan melihat nya. Takut-takut gadis itu akan mengadu pada kedua orang tua nya.

"Yaudah sono mandi! Jangan lama-lama lo!" ujar Dafi saat melihat adik nya itu pergi menaiki kamar.

"Gak janji!"

Lagi dan lagi Dafi mendengus. Kedua orang tua nya hanya menggelengkan kepalanya. Jika kalian menanyakan dimana Dami, jawaban nya lelaki itu tengah berkuliah di Negara Kincir Angin. Yap! Belanda.

Kalian pasti ingat kan, Dami dan Marvel pernah mengikuti lomba dan mereka berdua memenangkan beasiswa kuliah di Belanda. Dami berangkat satu minggu lalu. Sebenarnya Mellissa tak mengijinkan nya, tapi karena banyak bujukan akhirnya dengan hati yang setengah iklas gadis itu pun mengijinkan nya.

Sedangkan Dafi, lelaki itu memilih untuk berkuliah di UI saja sambil belajar mengelola perusahaan milik Galvin. Keempat sahabat nya pun berkuliah di tempat yang sama. Karena mereka tak mau berpisah, cukup Dami saja yang jauh dengan mereka.

•MARVEL•

Mellissa turun dari motor Dafi. Gadis itu membenarkan tataan rambut nya yang sedikit berantakan. Dafi mengelus rambut adik nya itu.

"Jangan bolos, inget lo udah kelas XII!" Mellissa mendengus.

"Gue bukan lo yang kerjaan nya sering bolos," Dafi menyengir.

"Ntar jangan kemana-mana! Tungguin gue jemput,"

Mellissa mengangguk. Ia mencium pipi Dafi lalu pergi meninggalkan Dafi yang masih berada di motor nya. Lelaki itu tersenyum menatap punggung adik nya yang mengecil dan menghilang di balik koridor.

Ia jadi merindukan sekolah ini. Sekolah putih abu-abu yang membuat nya ingin mengulangi kenangan yang ia buat bersama keenam sahabat nya. Ia menghembuskan nafas nya sebentar karena ia merasakan rasa sesak di hati nya kembali datang.

Sedangkan Mellissa kini tengah berjalan di koridor yang nampak ramai. Banyak siswa-siswi yang memakai pakaian putih biru nya tengah menatap kagum pada bangunan sekolah mereka untuk tiga tahun kedepan.

Hari ini adalah hari pertama bagi siswa-siswi baru SMA GEMILANG untuk melaksanakan Masa Orientasi Siswa atau biasa di sebut juga MOS. Sebuah kegiatan yang biasa di lakukan untuk siswa-siswi baru untuk lebih mengenal sekolah baru mereka.

Mellissa menggelengkan kepala nya melihat segerombolan siswa baru itu tengah menatap kagum pada Inti Forgies— Nomy dkk yang melintas di tengah lapangan dengan gaya badboy khas mereka. Bahkan dari segerombolan siswa baru itu menatap mereka tak berkedip seperti mata mereka ingin keluar dari tempat nya.

Memang ketampanan Inti Forgies tak ada yang dapat menandingi nya, bahkan mereka bisa menandingi ketampanan Forgies angkatan ke-2 Baju yang dikeluarkan dan tak dikancing menampilkan baju polos mereka membuat roti sobek masing-masing tercetak jelas, rambut acak-acakan, nikmat mana lagi yang kau dustakan.

Dimulai dari Ketua nya—Nanomy Frizal. Lelaki yang sering di sapa Nomy itu memang memiliki sikap humoris pada siapa saja, ceria dan bringas bila berada di medan tempur. Mata nya yang tajam tapi lembut, senyuman manis.

Disebelah nya ada Wakil ketua Forgies—Alino Mathario. Lelaki yang memiliki sifat humoris seperti Nomy. Lelaki itu sekarang tengah menutup hati nya untuk seseorang. Tak ada yang tahu siapa seseorang itu, hanya author, dirinya dan tuhan saja yang tahu.

Lelaki ketiga yaitu Muhammad Fikria Meysan. Adik kelas yang sangat beruntung untuk menjadi bagian dari Inti Forgies. Sering di sapa Eysan—Baby boy nya Forgies. Ia seperti seorang anak kecil yang tumbuh di tubuh seorang remaja. Kelakuan nya yang polos dan sering membuat orang yang menanggapi nya naik darah. Badan L-men, muka bebelac.

Selanjut nya adalah Alfikko Ramadhan. Lelaki kelahiran sunda dan tepat di bulan suci Ramadhan ini sangat-sangat pendiam. Bukan dingin, hanya saja ia terlalu menyendiri, bahkan ia tak sampai kepikiran menjadi bagian Forgies. Ia hanyalah seorang lelaki yang susah bergaul dan beruntung bisa menjadi bagian dari Forgies, membuat ia akhirnya tahu rasanya bergaul dan memiliki banyak teman.

Dibelakang nya ada Rullilham Adipati. Nama yang sangat-sangat susah untuk diucapkan, sering di sapa Ilham. Bahkan dari dulu, saat ia masuk sekolah dasar banyak dari guru yang mengajar nya sangat susah untuk menyebutkan namanya.

Mijar Almansyah, lelaki yang eum entah bagaimana author bisa menjelaskan nya. Memiliki rambut ikal tebal, rahang tegas dan sering membuat anak orang terbang lalu dijatuhkan lagi dalam satu waktu.

Yang terakhir ada Zakirya Setiawan. Lelaki pecicilan yang hoby nya sama dengan Mijar. Bahkan jika ada Mijar pasti disitu ada Zaki. Kedua nya bahkan jika disatukan dan memperebutkan sesuatu yang sama, maka kita akan bisa merasakan hujan yang berasal dari mulut kedua nya.

"AAAAA GILAA! GANTENG BANGET!"

"GAK SALAH GUE MASUK KE SEKOLAH INI!"

"KAK MIJAR! KEDIPIN AKU DONG!"

"KAK ZAKI! WILL YOU MERID ME?!"

"BISMILLAH KAK ILHAM!"

"GAK DAPET KETUA NYA, BISA DONG DAPET ANGGOTA NYA!"

"AAA MAU MENINGGOYY!"

"MLEYOT AKU LIHAT KETAMPANAN ABANG!"

Mellissa kembali menggelengkan kepalanya. Sikap dari ketujuh lelaki itu tak pernah berubah, selalu bisa membuat semua siswi di sekolah ini heboh dalam satu waktu.

Ia kembali meneruskan langkah nya yang tertunda karena melihat kehebohan yang dibuat oleh tujuh remaja itu. Menaiki satu persatu anak tangga untuk sampai di lantai dua yang dimana kelas nya berada untuk beberapa bulan kedepan.

•MARVEL•

Tbc
Thank you❤

MARVEL 2 [REST]Where stories live. Discover now