JS 12 [Sebuah Al-Qur'an] ☑️

7.3K 276 16
                                    

Setelah makan malam, seperti biasa aku harus menyiapkan bahan-bahan untuk persiapan besok pagi. Sementara Hafiza sedang belajar dibantu oleh neneknya.

Setelah semuanya selesai, aku langsung mengajak Hafiza beristirahat.
Tidak dengan waktu lama, Fiza pun tertidur pulas, ku naikan selimut le tubuh kecilnya perlahan dan langsung beranjak melanjutkan pekerjaan yang belum terselesaikan.

Waktu menunjukan pukul sebelas malam, mata ini semakin berat ku paksa terbuka.

Mataku kian terpejam, namun aku memikirkan kedatangan Nenek misterius yang tiba-tiba menghilang begitu siang tadi.

Siapa Nenek itu? Dimana tempat tinggalnya? Apakah Nenek sudah bertemu dengan cucunya?

Aku baru ingat, Nenek itu memberikan sesuatu padaku dan belum sempat kulihat.

"Apa isi di dalam kantong hitam itu, ya?" Pikirku.

Ku ambil pemberian Nenek di atas lemari, kemudian aku membukanya dengan sangat berhati-hati. Kantong kresek berwarna hitam, yang di ikat dengan toga karet gelang berwarna putih, di dalamnya terdapat sebuah kotak berwarna hitam polos.


SEBUAH AL'QUR'AN KECIL

Isi di dalam kotak itu adalah sebuah Al-Qur'an berukuran kecil. Sampul Al-Qur'an berwarna hitam polos, namun di dalam nya begitu menakjubkan.
Setiap huruf-huruf di dalamnya bewarna kuning keemasan, tulisanya timbul dengan pernak-pernik emas.
Bukan hanya itu, setiap lembarnya mengeluarkan sinar, dari halaman satu ke halaman berikutnya.

Ma syaa Allah.

"Kenapa Nenek itu memberikan
barang berharganya ini padaku?" Hatiku terus bermonolog.

Masih terus ku pandangi Al-Qur'an indah yang berada di dalam genggaman tanganku. Jujur saja, aku sangat senang mendapatkan sebuah Al-Qur'an seindah ini dari Nenek misterius itu.

Ku letakan Al-Qur'an yang ku genggam di atas bantal tepat di atas Hafiza tertidur.

°°°

Ketika terbangun, seperti biasa aku mengambil air wudhu dan bersiap untuk melaksanakan shalat tahajud.
Lama dalam sujudku, lama dalam doaku, ku panjatkan satu nama di dalamnya yaitu ia yang sedang berada di pikiran dan hatiku, 'Mas Rey'.

Dengan bercucuran air mata, aku terus berdoa untuknya.

"Ya Allah, ya Tuhanku. Tiada satu nama yang ku sebut saat ini selain mas Rey. Sosok jahat asap hitam yang ku kenal di masalalu.
Namun sosok mas Rey yang ku kenal saat ini, ia adalah mahluk yang baik. Bantulah mas Rey, selamatkan lah dia, bebaskan mas Rey dari tempat itu.
Aku mohon maafkanlah kesalahanku, maafkanlah kesalahan nya, maafkan kami. Aku mohon kepadamu, berikanlah keselamatan mas Rey ya Allah. Berikanlah kekuatan untuknya, berikan keajaibanmu untuk mas Rey, ya Allah."

"Mas Rey saat ini sedang merasakan sakit yang luar biasa, dia sudah tidak berdaya lagi. Sudah cukup dan sudah terlalu lama sakit yang ia rasakan, penderitaan yang ia dapatkan dari bangsanya. Tolong berikanlah pertolongan melalui caramu, jauhkanlah dia dari segala kejahatan di sekelilingnya."

"Ya Allah, ya Tuhanku, malam ini aku tak meminta lebih dari itu, aku tak meminta lebih dari itu ya Allah. Jika kami tidak di izinkan untuk bersama, aku ikhlas. Karena tidak ada satu mahluk pun yang bisa memaksakan kehendak-Mu."

Semakin deras air mataku yang keluar begitu saja. Sulit sekali di ungkap dengan kata, bahkan tak ada seorangpun yang tau, kecuali hanya Tuhan lah yang mengetahuinya.

Ku ambil Sebuah Al-Qur'an pemberian Nenek dan membukanya perlahan.
Membaca dengan fasih dan sangat teliti, belum sampai selesai, k e m u d i a n .....

#Aaaaaaaaaaaa

Ada tarikan kuat dari dalam al Qur'an yang sedang ku baca itu menarik seluruh tubuhku dengan paksa.
Aku tak kuasa menahan tarikan itu, kini tubuhku kian masuk ke dalam nya dengan cepat, aku terbawa masuk ke dalam lorong hitam di dalamnya yang tiba-tiba keluar begitu saja.

Teriakan ku sudah tidak bisa terdengar dari dalam kamar, aku terseret sudah sangat jauh dari kamarku.
Ku panggil nama Hafiza, ku panggil Ibu dan Bapak, namun tetap saja sia-sia. Tubuhku masuk ke lorong hitam dengan begitu cepat.

Tak ada yang bisa mendengar ku. Ketakutan membuat aku semakin tidak bisa berfikir.
Sekilas aku menoleh ke arah kamar, ada cahaya dari ujungnya, namun cahaya itu mulai mengecil dan tak terlihat.

Artinya aku sudah jauh terseret kemari, entah sampai kapan aku disini.
Saat ini, hanya Allah lah yang bisa mendengarku dan menolong ku.

Bagaimana jika aku tak bisa kembali berkumpul dengan keluargaku?

"Ya Allah tolong aku ... "

Entah bagaimana, dengan mudahnya aku tertidur. Tidak tau sudah berapa lama lorong ini membawaku.

Mungkin, inilah cara Tuhan agar mengurangi rasa takutku, Dia membuat ku tertidur hingga akhirnya lorong itu menghilang dalam sekejap.

Sekarang aku terdampar di sebuah tempat asing, yang tidak pernah ku lihat sebelumnya.

"Tempat apa ini?"

"Dimana aku?"

"Kemana lorong hitam itu?"

"Aku ingin kembali!"

🔥🔥🔥

Dimana Ratih?

Kenapa Ratih bisa terseret ke dalam lorong hitam, setelah ia membaca al Qur'an pemberian si Nenek?

Apakah Nenek itu jelmaan dari bangsa Jin yang akan berbuat jahat padanya?

BERSAMBUNG.

 JELMAAN SUAMIKU. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang