JS 07 [Pengakuan mas Yadi & mimpi Ratih] ☑️

8.3K 308 14
                                    

"Mas Yadi?"

"Benarkah itu kamu?"

Ku tatap matanya yang terlihat sayu. Wajah dan kulitnya sudah seperti kakek berumur 90 tahunan.

Kenapa wajahnya menua secepat itu, selama 4 tahun kepergian mas Yadi?

Pergi dan berjanji akan menemui Dani, hingga sampai saat ini ia tak kunjung datang menunaikan janjinya. Mas Yadi pamit pulang ke rumah almarhum kedua orangtuanya setelah ia menceraikanku kala itu, tapi kenapa dia masih ada di sini?

Ku tatap matanya semakin dalam, itu memang mas Yadi, mantan suamiku dulu! Aku tidak mungkin salah orang. Meskipun mas Yadi berubah, tapi aku masih bisa mengenalinya.

Ku gendong Hafiza, mas Yadi berusaha menghindar dariku, dia mencoba berlari dengan badan yang bungkuk.

"Mas tunggu, mau kemana kamu?!"

Aku mengikutinya dengan berlari kecil mengejar mas Yadi, ia tidak mau menghentikan langkahnya.

Kenapa mas Yadi lari? Aku tidak menuntut ia kembali, aku pun sudah terbiasa tanpanya.
Aku hanya ingin menanyakan perihal janjinya kepada Dani. Karena betapa sulitnya aku mencari alasan untuk membohongi Dani saat itu.

Karena jalan yang licin, akhirnya mas Yadi tergelincir di jalan setapak dan ia pun terjatuh. Mas Yadi sepertinya sudah pasrah, tidak ada niat lagi untuk berlari menjauh dariku.

Aku memberhentikan langkah, aku tidak berani menolong mas Yadi. Dia sedang merintih kesakitan karena tergelincir, mungkin kakinya terkilir, aku hanya diam menyaksikan mas Yadi.

"Kenapa kamu lari?" Tanyaku.

"Maafkan aku Ratih,"

Dia nyaris bersujud di kakiku, aku mundur beberapa langkah menjauh darinya.
4 tahun mas Yadi menghilang, kini dia kembali menjadi kakek tua renta yang menj1j1kan, kemudian setelah lelah melarikan diri, dia malah bersujud di kakiku. Bukan kah dulu aku yang bersalah?

Tapi pertemuan ini, seolah dia yang merasa sangat bersalah.
Apa mungkin mas Yadi merasa bersalah karena lupa menunaikan janjinya kepada Dani?

Mataku masih tertuju ke arah mas Yadi, keriput dan bau bvsvk di seluruh badan nya spontan membuatku dan Fiza menutup hidung kembali, bahkan cara berjalan nya sudah membungkuk dan bicaranya sedikit pelo.

"Kenapa kamu menjadi seperti ini Kemana saja kamu selama empat tahun ini!" Tanyaku.

"Kamu memang sudah menceraikan ku, tapi kenapa kamu lupakan Dani, darah dagingmu sendiri! Kamu tidak menunaikan janjimu menemui Dani selama ini."

"Kamu tidak tau kan, betapa sulitnya aku mencari alasan pada Dani setelah kepergianmu? Ternyata kamu masih ada di sini, tega kamu mas!" Ucapku penuh amarah.

"Dimana Dani, aku merindukan nya," Jawab mas Yadi lirih.

Matanya mengembun dan berkaca-kaca. Terlihat sangat jelas kerutan parah di sekitar kelopak mata.

"Dia sudah ku masukan ke dalam pesantren." Jawabku, sembari memalingkan wajah.

"Ratih, maafkan aku." Ucap mas Yadi terisak.

"Maafkan aku, aku telah meninggalkanmu," Mas Yadi mengulang permintaan maafnya padaku yang sengaja tidak ku pedulikan.

"Tidak perlu minta maaf, karena dulu memang aku yang bersalah!"

"Maafkan aku yang tak menunaikan janjiku kepada anak kita," Mas Yadi menundukan kepalanya dan bersimpuh kembali.

Aku menjauhinya dengan cepat. "Jadi kemana saja selama ini, bukankah kamu pamit akan pergi ke rumah orangtuamu? Tapi kenapa kamu masih ada disini?"

 JELMAAN SUAMIKU. [END]Where stories live. Discover now