JS 08 [Mas Rey] ☑️

8.3K 322 11
                                    

Malam berlalu, aku masih menunggu kehadiran sosok asap hitam itu kembali. Aku sampai berdoa kepada Allah agar menjaga dan melindunginya di manapun ia berada, karena aku takut jika mimpi itu ternyata benar terjadi padanya.

°

Beban berat selama ini yang ku rasakan, bahkan hinaan terus mengikuti kemanapun langkahku pergi. Jika di kata lelah? Aku memang lelah! Aku tidak bisa membohongi diriku terus menerus.

Di dalam relung hati yang paling dalam, aku juga membutuhkan seorang pendamping hidup.
Untuk menjadi teman, tempat curahan hati dan tempat untuk pulang. Aku ingin memiliki pendamping hidup, yang mencintaiku, mencintai kedua anak-anak ku, mau menerimaku apa adanya dan menemaniku di sisa umurku.

Pikiran itu langsung tertuju pada mas Rey, apa mungkin aku sudah mulai menyimpan harapan padanya?

"Ya Allah, maafkanlah aku. Jika aku telah mengharapkan seorang mahluk yang hidup di dunia berbeda.
Sudah pasti aku sudah tersesat jauh, karena itu."

☘️☘️☘️

Waktu menunjukan pukul dua pagi. Hujan deras di sertai angin kencang dan petir yang menggelegar.
Dingin sampai menembus ke tulang, sehingga membuat tubuh ini terasa menggigil.

Aku melihat asap hitam berputar, tepat di atas jendela kamar. Entah mengapa, kali ini aku sangat bahagia melihat kedatangannya.

Sosok yang sedang ku tunggu, sekarang sudah ada di depan mata.
Aku senang dan lega melihat kehadiran asap hitam itu kembali, bukankah itu berarti mimpiku hanyalah bunga tidur saja? Dan bukan dia yang ada di mimpiku.

°

"Assalamu'alaikum," Salam sosok asap hitam.

Pertama kalinya aku mendengar ucapan salam darinya.

"Wa'alaikumussalam."

Hening, tak ada jawaban lagi.

"Mas Rey?" Panggilku, mengujinya menyebut nama itu.

"Bagaimana kamu tau namaku?"

"Ja-jadi benar, itu adalah namamu?" Tanyaku dengan hati berdebar.

Jika benar, sudah pasti yang ku mimpikan itu adalah dia. Asap hitam itu adalah lelaki yang sering aku sebut dengan 'Mas Rey'

"Aku bermimpi tentang seorang lelaki bernama, Rey. Benarkah Rey itu nama mu?" Ulangku untuk memastikan.

"Apakah ini pertanda kalau kita akan di persatukan, oleh Tuhan?"

Aku terdiam, asap hitam itu malah membalikan pertanyaanku.
Dia mempertanyakan hal yang aku saja tidak bisa menjawabnya.

"Bukan kah takdir adalah rahasia-Nya? Tidak ada seorang pun yang tau." Jawabku.

"Lalu, sesuatu yang mustahil pasti akan terjadi jika Tuhan telah berkehendak, bukan?" Kata asap hitam itu kembali, yang membuat diriku termenung sesaat.

"Tolong, ceritakan semuanya sekarang," Kataku mendesak, mengalihkan pembicaraan.

Hening, ...

"Kamu janji akan menceritakan semuanya padaku, sekarang tolong ceritakan!" Ulangku.

Jujur aku begitu penasaran dengan apa yang akan dia ceritakan.
Aku ingin memastikan, jika bukan dia yang ada di dalam mimpiku.

Andaikan dia tau, aku mencemaskan nya setelah mimpi buruk itu, hatiku ikut teriris dan tak rela jika benar itu terjadi.

"Baiklah, Ratih. Izinkan aku merubah wujud asliku yang sebenarnya." Asap itu berputar lebih cepat sehingga membuat selimut Hafiza menyingkap.

Ku pejamkan mataku perlahan, aku takut kalau ternyata wujud asli asap itu menyeramkan dan menakutkan seperti halnya, mahluk berbulu hitam yang ku lihat di dalam mimpi.

 JELMAAN SUAMIKU. [END]Where stories live. Discover now