JS 06 [Hinaan dari ibu Reni & Kakek pemakan rumput] ☑️

8.3K 304 6
                                    

Sejak malam itu, pikiran dan hati mulai berperang.
Pikiranku tiba-tiba mengarah kepada perkataan sosok asap hitam, dimana sosok itu berusaha meyakinkanku. Namun hatiku bersikeras agar tidak perlu memikirkannya, jalani saja takdir kita di masa depan secara rahasia.

°

Hari demi hari ku lewati dengan aktifitas seperti biasa. Pagi mengantar Hafiza ke sekolah, siangnya berjualan, sore hari sampai malam, akupun masih sibuk mempersiapkan bahan-bahan untuk di jual di hari esoknya lagi.

Hari ini seperti biasa, Ibu wali murid di sekolah, terus saja meledek dan menertawakan penampilanku.
Terkadang hinaan, ceemohan itu tidak ku masukan ke dalam hati, namun perlakuan Ibu Reni sangat telewat batas. Ia terus mengibar bendera perang, meskipun tau aku tak menanggapinya.

Sebenarnya bukan karena ia sering memamerkan harta, berupa uang yang banyak, perhiasan yang besar dan bukan pula karena ia memamerkan kendaraan yang di pakainya. Tetapi aku sakit hati ketika mereka semua ikut membenci Hafiza, hanya karena anak orang miskin.

Sehingga Hafiza pun menjadi sasaran ketidaksukaan ibu Reni, dan ia berhasil mengajak semuanya membenci kami.
Aku tahu, tidak ada seorangpun anak yang mau hidup susah seperti ini, tidak ada seorang anak yang mau dilahirkan menjadi orang yang serba kekurangan.

Namun aku sangat bersyukur memiliki anak seperti Hafiza, dia anak yang sangat mengerti dengan keadaan ibunya. Semoga sifatnya bisa di pertahankan sampai ia dewasa kelak.

Aamiin......

☘️☘️☘️

Hari ini adalah jadwal kegiatan jalan sehat anak dari TK Lestari, dengan guru dan wali siswapun mengikutinya dari belakang. Karena seminggu sekali akan ada kegiatan jalan-jalan bersama, untuk mengusir kejenuhan mereka.

Hafiza berjalan lebih dulu, ia di gandeng oleh ibu guru. Memang, Hafiza lebih dekat dengan semua guru, daripada yang lain nya.

°°°

Kegiatan telah selesai.

Sekarang anak-anak di minta untuk membuka semua bekal makanan. Kami duduk di sebuah gardu yang berada di pinggir jalan aspal, yang di kelilingi oleh sawah.

Aku duduk tepat di samping ibu Reni, ia sedang membuka bekal makanan untuk Andi, anak nya.

"Yah bosan, daging terus sih, Bu!" Andi menolak suapan Ibunya.

"Lho kamu ini bagaimana sih, Ndi? Aneh! Bukannya seneng, kita makan daging terus tiap hari, kok malah ngeluh. Inget kita itu orang mampu, orang MAMPU!"

Ibu Reni mengeraskan suaranya dan melirik sinis ke arahku. Kemudian ibu Reni memaksa Andi untuk segera makan.

Ku lihat Hafiza sangat lahap makan ketika ku suapkan nasi ke dalam mulutnya, senyumku mengembang sempurna.

"Sayur sama tahunya enak ya, Bu." Ungkapnya.

Fiza sangat menikmati makanan yang baru saja ku berikan, dengan mulut yang masih penuh, ia menyempatkan berbicara untuk mengutarakan nya. Ma syaa Allah.

"Andi, belajar yang pintar ya kamu!
Kalau kamu nggak pintar, lihat tuh orang di seberang sana, kamu bakal jadi seperti dia," Tunjuknya.

Ibu Reni menunjuk ke seorang pemulung di ujung sana, dia sedang memunguti botol-botol bekas di pinggir jalan.

Sedangkan Hafiza tidak berpaling memandang pemulung itu.

"Kasihan dia ya, Bu." Ucap Hafiza.

"Iya kasihan. Fiza harus jadi anak yang pintar, baik dan shaliha, ya. Biar nanti Fiza bisa membantu orang dan tidak gampang merendahkan pekerjaan orang lain. Hafiza harus menghargai semua orang dan semua pekerjaan, selagi itu halal. Mengerti kan?"

 JELMAAN SUAMIKU. [END]Where stories live. Discover now