Part 7

7.6K 659 39
                                    

Haloooo. Gimana part sebelumnya???

Huh saya liat tidak ada komentar disanaa, tapi tak apaa.

Saya tetap akan menulis dengan senang hatiii.

Okayy Get Ready !!!

_____________

Tidak ada darah jika mereka tidak mengusik mu. Aku fantasimu dan Kau miliku.

******


Cassey benar benar terkejutt ketika foto diriny terpanjang di dinding kamar Alden. Cassey menatap satu persatu foto nyaa masih dengan deru jantung yang berdetak kencang, ada rasa takutt dihatinya, tapi ia penasaran kenapa fotonyaa berada disini dengan jumlah tak sedikit.

Hati Cassey terasa nyerii, saat melihat salah satu foto dirinyaa sedang mandi dibawa shower itu terpotret jelass. Cowo yang sedang terbaring tenang di ranjang itu diam diam telah menguntitnya sejak lama.

Cassey tak kuat menahan rasa sesak hatinyaa, butiran bening dari matanyaa mulai jatuh, ia masih terus melihat satu persatu fotonya, bahkan ada foto dirinya saat masih kecil. Cassey tak bisa berkata kataa, ia ingin marah tapi ia takutt, ia tak tau Alden itu siapa, dan kenapaa ah shitttt, pikirannya sangat kacau.

Cassey memilih pergi diam diam keluar kamar Alden, saat iaa berlari ditangga dan berusaha menelfon pihak Polisi. Shaga menghadang Cassey dari bawah.

"Kenapa kau menangis? Apa Alden menyakitimu?" tanya Shaga sedikit panik. Cassey mengeleng pelan, ia tak tahu harus menjawab apa.

"A-aku ingin pulang." kata Cassey dengan suara serak.

"Ku antar," ujar Alden tiba tibaa, Alden berjalan dengan santai menuruni tangga mendekati Cassey.

Saat Alden sudah disamping Cassey, Alden membungkukkan badan membisikan sesuatu pada Cassey.

"Aku akan jelaskan, pulang dengan ku." bisik Alden dengan suara khasnyaa, oh shit! maki Cassey dalam hati.

Alden mengengam tangan Cassey membawanyaa keluar mansion dan meninggalkan Shaga yang masih berdiri disana.

Sedangkan Shaga yang ditinggal sendiri hanya mendengus sajaa.

****

Sepanjang Perjalanan keduanyaa sama sama belum ada yang membuka suara, Alden maupun Cassey keduanya masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Sampe pada akhirnya Alden mengalah, membuka suara terlebih dulu.

"Kenapa kau lancang." ujar Alden dengan mata tajam yang masih menyorot ke arah jalanan fokus menyetir.

"Siapa sebenarnya dirimu, Al?" tanya Cassey mengabaikan ucapan Alden tadi. Rasanya ingin menampar, dan menendang wajah Alden sekarang. Membayang kan aktifitasnya selama ini dipotret diam diam oleh si Brengsek Alden, apa itu kalo bukan laki laki ini si penguntit yang menyeramkan.

"Apa kau menerima lamaran ku?" Ujar Alden sama seperti Cassey mengabaikan ucapan pertamanya. Cassey spontan menampar pipi Alden keras. Butiran bening kembali meluncur dari mataa coklat Cassey.

"Brengsek!!! Kau brengsek Al!!" teriak Cassey.

Alden menantap Cassey datar, ia mengusap pipi bekas tamparan Cassey tadi,  mengangkat tubuh mungil Cassey, memindahkan pada pangkuannya.

Alden menanggkup pipinya, ia menghapuss air mata nya pelan. Lalu dikecuplah kedua mata basah Cassey.

"Am I wrong ? I admire you silently all this time." Ujar Alden serak. Wajah Alden begitu dekat dengan nya, Cassey bisa merasakan nafas Alden mengenai permukaan kulitnyaa, Tercium Wangi mint dari mulutnyaa benar benar menenangkan. Oh shittt bahkan Cassey melupakan pengakuan Alden tadi karna ia gugup sekarang.

Be Mine (END)Where stories live. Discover now