Prolog

27.1K 1.4K 140
                                    

Cerita ini dibuat buat dari otak saya sendiri ya, tidak untuk ditiru, ditulis ulang. Sepintar-pintarnya menyembunyikan bangkai pasti akan tercium juga bau busuknya.

Cerita ini bertema psikopat yang pasti ada romance, dan kegilaan
Tau kan psikopat?
Yang pasti banyak darah, Pembunuhan, dan hal-hal yang mengerikan lainnya, jika kalian phobia darah atau kekerasan tolong tinggalkan saja lapak ini.

Dan ya disini juga terdapat dunia gelap, seperti apa dunia gelap? Kalian akan mengerti nanti tapi tolong yang dibawah umur untuk tidak gegabah karena saya sebagai penulis tidak bertanggung jawab pas kalian membaca hal-hal yang berkaitan tentang sex.

Kenapa harus ada adegan sex? Sex hanya kebutuhan alur cerita, saya semaksimal mungkin membuat cerita ini dari hati, jika tidak karena kepentingan cerita tidak mungkin kan ada seperti itu? Nah ini termasuk dengan dunia gelap. Dan jangan main-main dengan dunia gelap ya.

Oke mari kita langsung pada part pembukanya, semoga kalian menikmati setiap sensai dicerita ini.

*****

Sepasang mata hitam menatap tajam kearah seorang gadis yang tengah menggoyangkan badannya diantara kerumunan pria-pria tak dikenal. Ia mengepalkan tangannya, bahkan rahangnya pun mengeras. Panas lansung menjalar disetiap tubuhnya ketika melihat gadis itu menerima ciuman dari pria berjas hitam. Tapi detik berikutnya ia mengeluarkan smirk dan berjalan membelah kerumunan dan hilang entah kemana.

Sedangkan gadis itu bernama Cassey Anggelita, yang setiap saat tak luput pergerakannya selalu dipantau oleh seseorang yang misterius, bahkan ketika gadis itu sudah makan atau tidak, bahkan sedang tidur atau tidak semua pergerakannya selalu terpantau, tanpa sepengetahuannya.

Seperti saat ini Cassey sedang berada di Club malam yang terkenal didaerah New York, ia bersama kedua sahabatnya yang gemar sekali berkeliaran ditengah malam, padahal ini sudah pukul dua subuh bahkan gadis itu masih bersenang senang.

Setelah bergoyang ria, dan sempat melakukan Short kiss bersama pria yang tak dikenalinya, Cassey tidak mabuk. Matanya menyipit mencari kemana kedua sahabatnya berada diantara kerumunan orang dan tak lupa kemerlap lampu yang sangat membuat mata ingin rusak, Grace dan Viona, dimana kedua sahabtnya itu? Ck! Cassey kesal sendiri ia melirik jam yang didekat bar, sudah pukul jam setengah tiga. Kemana mereka? Padahal sudah waktunya pulang dan mata Cassey begitu berat.

"Oh shit! Kemana ponsel ku?" Cassey menepuk keningnya, ia lupa ponselnya tidak ia bawa ketika dicharger tadi.

"Lalu bagaimana ini? Kemana mereka? Sial! Membuat ku kacau saja, mataku sudah mengantuk huh! Sebaiknya aku pulang. Oh pulau kapuk tunggulah Cassey mu ini." Ucapnya lalu berjalan keluar.

Ketika Cassey melewati lorong menuju pintu keluar yang lumayan jauh, lorong itu juga terdapat beberapa kamar yang mungkin adalah tempat beberapa orang yang hanya melakukan hastranya saja. Cassey sedikit merinding ketika melewati beberapa seorang pria yang menatapnya dengan pandangan entahlah.

Detakan jantung Cassey meningkat secara drastis ketika tubuhnya ditarik oleh seseorang dan menghampit tubuhnya didinding, Cassey membulatkan matanya ketika seorang pria tampan berusaha menciumnya. Sialan, kenapa harus ada drama? Padahal mata Cassey sudah sanggat berat dan ingin tidur. Sekuat tenanga Cassey menjauh, mendorong tubuh kekar itu namun sia-sia tenaganya tidak sebanding.

Lelaki itu mabuk, Cassey mencium aroma bir yang sangat pekat dihidungnya ketika bibir pria itu ingin menempel dibibirnya sebuah pukulan mengenai rahang pria mabuk itu, Cassey mundur kebelakang. Ia mengamati setiap gerakan pria yang menggenakan Hoodie yang menutup kepalanya.

Be Mine (END)Where stories live. Discover now