Flashback

2.4K 97 12
                                    

Pasangan suami istri- bukan! Pasangan suami suami tengah sibuk memindahkan box-box kardus ke lantai atas rumah mereka. Lelaki berkulit cokelat menutup pintu dan menghempaskan diri di sofa. Ia kelelahan, rupanya barang lelaki banyak juga ya.

"Hin sini! Duduk dulu, capek banget," keluh pria berkulit cokelat.

"Iya, Te. Ini aku ke sana." Seorang pria berkulit putih dengan wajah manis duduk di sisi pria berkulit cokelat.

Pria yang dipanggil Te itu memeluk nyaman pinggang sang istri. Menyandarkan kepalanya di atas kepala belahan jiwanya. Asyik bermanja istri bangkit dan tertawa.

"Kenapa bangun tiba-tiba sih, Hin?" omel Te.

"Hahaha ... kamu ingat ini ndak?" tanya sang istri sambil mengangkat sebuah bet nama dari kardus dilapisi karton berwarna merah jambu.

"Ahahaha! Ingat, dong. Bisa-bisanya kamu masih nyimpan gituan?" ucap Te tak habis pikir.

"Aku ini rajin gak kayak kamu yang asal buang aja. Ini benda keramat, tau, gak?"

"Iya, Sayang. Aku tau. Karena bet nama itukan kita jadi kayak sekarang?"

Pipi sang istri memerah. Ia melempar bet nama ke arah Te. Saat tangannya di udara ia melirik cincin emas yang melingkari jari manis di tangan kanannya.

Sang suami yang hanya tertawa karena berhasil menggoda istrinya. Cincin emas juga tersemat di jari manis tangan kanannya.

"Aku sayang sama kamu Tay," ucap sang istri. Ia kembali ke sofa ke dalam pelukan suaminya.

"Aku juga sayang kamu New," balas Tay gemas sambil mengecup pipi New.

"Aku kangen masa-masa dulu, deh," ucap New sambil bersandar di dada bidang suaminya.

"Kok aku enggak, ya?"

"Kamu, mah!" New memukul pelan tangan Tay yang melingkari perutnya.

"Becanda, Sayang. Kamu galak banget, sih." Tay mencium gemas bibir merah jambu New.

"Sudah, ih! Malu dibayangin pembaca," tegur New memerah.

"Yaudah, sok atuh lanjut author," ucap Tay menyerang New hingga posisinya Tay berada di atas New.

***

Puluhan-eh bukan! Ratusan maba (mahasiswa baru) memenuhi lapangan kampus Chulalangkorn. New sendiri duduk berteduh di bawah pohon menunggu teman SMAnya.

"New!" Lelaki putih jakung berlari ke arahnya. "Aku terlambat, ya?"

"Enggak kok, ini masih prepare barisan," jawab New.

"Sendiri aja." Teman New celingak celinguk.

"Enggak. Ini temanku tadi ketemu di bis mau nuju ke sini." New menepuk bahu pria mungil yang duduk di sampingnya.

"Gun, ini temanku Bright dan Bright ini Gun," ucap New memperkenalkan dua temannya.

Bright dan Gun berjabat tangan. Belum bokong Bright menyentuh tanah untuk duduk, suara menggelegar dari ketua Hazer mengagetkan mereka.

"Baris semuanya! Yang di belakang! Jangan kira saya gak liat kamu. Berdiri semua! Ikuti barisan yang ada di depan! Lencang kanan! Kasih jarak! Jarak!" Ketua Hazer tahun ini seorang wanita. Dia cantik dengan rambut panjang hitam bergelombang, namun ketegasannya tak mampu ditandingi.

"Pagi semuanya!" sapanya riang. Semua maba cengo melihat perubahan aura ketua Hazer itu. "Saya ketua Hazer tahun ini. Nama saya Namtarn Tipnaree jurusan Akutansi Perpajakan semester 5."

Our Memory | TayNew Story [✓]Where stories live. Discover now