Part 23 - "We're okay now?" -

Začít od začátku
                                    

Kami segera bangun dari sofa dan Luke mengambil sampahnya yang dilempar tadi. Kami menuju ke dapur. Luke mengambil cereal dan susu di kulkasnya kemudian mengambil 2 buah mangkok untuk kami. Aku duduk di meja makan. Kemudian Luke menuangkan cereal di mangkukku dan juga susu sebelum dia menuangkan di mangkuknya juga.

Luke memainkan HPnya saat di sedang makan, dia sama sekali tidak melihatku. Dia tetap melihat ke layar HPnya.

"Luke," Panggilku. Kemudian dia melihat ke arahku dengan cepat. "Emily sedang sakit."

"Apa? Aku rasa dia baik-baik saja saat di pesta waktu itu," Luke berbicara dengan kurang jelas karena mulutnya penuh dengan cereal.

"Aku juga tidak tahu, tapi.. maukah kau menjenguknya?" Tawarku. "Kita bisa mengajak Calum jika dia mau."

"Baiklah, tapi belakangan ini aku mempunyai banyak tugas," Kata Luke sambil mengunyah makanannya.

"Tidak sekarang, tapi saat kau bisa,"

"Baiklah."

Setelah makan Luke mengantarkan aku pulang. Karena ini sudah jam enam dan aku seharusnya tidak pulang semalam ini. Hujan masih mengguyur kota ini dan dingin juga menyelimuti malam ini.

Setelah turun dari mobil Luke dan mengucapkan selamat tinggal padanya, aku segera berlari menuju ke rumahku. Seperti biasa Ibuku sedang menonton TV dengan Catlin dan aku dengan cepat segera menuju ke kamarku supaya tidak terintrogasi oleh Ibuku. Aku membuka pintu kamarku dan segera tidur di atas tempat tidurku.

Rasanya aku ingin menjenguk Emily besok. Tapi Luke sedang sibuk dengan tugasnya. Haruskah aku pergi sendiri ke rumah Emily? Tapi aku maish harus latiihan fisika dengan Luke. Aku sangat tidak bisa membagi waktu. Terkadang saat kami latihan fisika, kami malah bersantai-santai seperti tadi. Kami malah menjadi tidak serius dan akhirnya kami malah bermain.

"Tok Tok Tok.." Ada suara ketokan pintu.

"Masuk!" Ibuku membuka pintuku dan masuk ke dalam kamarku. Aku bangun dan duduk di atas tempat tidurku. "Apa yang mama ingin lakukan?"

Ibuku duduk di sampingku. "Bagimana latihannya?" Tanya Ibuku dengan tersenyum.

Tidak biasanya ibuku menanyakan ini kepadaku, aku juga membalasnya dengan senyuman, "Biasa saja, kau tau kan, aku benci Fisika,"

"Ohh," Ibuku menjawab sambil tetap tersenyum. Ada keheningan sebentar. Ibuku masih tidak mau keluar dari kamarku padahal aku sangat berharap Ibuku untuk keluar sebelum dia menanyakan yang tidak-tidak padaku. "Ada apa dengan kau dan Luke?"

Ha! Baru saja aku pikirkan. "Apa? Kami.. Kami.. tidak apa-apa, memangnya ada apa?" Aku tidak mungkin bilang kalau aku adalah kekasih Luke. Ibuku sangat melarangku untuk berpacaran bahkan aku sebenarnya tidak boleh mempunyai teman cowok. Ewh!

"Kau selalu keluar dengan Luke dan kau selalu pulang malam," Ibuku menjelaskan sambil menatap mataku. Seepetinya dia sedang membaca pikiranku. "Is he your boyfriend?"

"What? No, we're just friends mum," Aku mengelak. Aku berpura-pura kaget dan tidak percaya akan pertanyaan ibuku.

"Sejak kapan kau mengenal Luke?" Rasanya aku ingin mendorong ibuku pergi dari kamarku supaya aku terbebas dari pertanyaan gila ini.

"Sejak.. sejak lama,"

"Lalu kenapa kau baru membawa Luke kesini," Ibuku memasang senyum licik dan juga matanya.

"Karena.. karena sebelumnya aku tidak mengenalnya,"

"Dan-" Aku segera memotong pembicaraan Ibuku sebelum ini akan berlanjut.

Everything I Didn't SayKde žijí příběhy. Začni objevovat