12

17 5 0
                                    

Rasanya disuka sama Alarikh? Persis naik roller coaster!

Setelah hari itu, Alarikh bahkan tidak menjelaskan apa pun ke Zea maksud dari ucapan temannya. Membuat cewek itu terpaksa berasumsi sendiri dengan ketidakpastian. Tidak berhenti di sana, Alarikh jadi makin jarang masuk sekolah membuat Zea uring-uringan sendiri. Sialan.

Akibat tidak adanya kabar yang jelas ke mana saja Alarikh selama ini, Zea bahkan menstalk akun instagram cowok itu. Bahkan cewek bernama Erisa yang makin sering dibincangkan sampai telinga Zea panas sendiri.

Oke. Zea pikir siksaan batinnya berhenti hari ini ketika Juki dan Jeno mengabarkan cowok itu sakit. Tapi ternyata Zea salah. Salah besar.

"INI DEMI APA FOTO ARIK?! SAMA NESYA?"

Yap. Belum selesai perkara Erisa, sudah tambah Nesya. Cukup. Zea lelah. Baru begini saja Zea jengah, belum juga jadi pacarnya Alarikh.

Teman-temannya sibuk menggosipkan foto Alarikh dan Nesya yang bocor entah dari mana. Ya kalau fotonya cuma bersisian sih, biasa saja. Masalahnya ini tangan Alarikh merangkul pundak Nesya mesra.

M. E. S. R. A

Bisa-bisanya. Padahal kalau sama Zea Alarikh kaku, ya walaupun dia masih bisa mengobrol santai. Tapi ... ah sudahlah. Sepertinya matahari mempertipis jangkauannya dengan bumi, iya Zea kepanasan!

"Alarikh sama Nesya ini pacaran apa gimana, sih?" tanya Khansa yang tidak bisa dijawab siapa pun. Klarifikasi dari dua orang itu pun belum ada.

Sudut mata Zea melirik Juki dan Jeno, berharap mendapat jawaban. Tapi kedua cowok itu tak kalah hebohnya dengan teman-temannya yang lain. 'Ga guna,' batin Zea kesal. Yang dia butuhkan saat ini hanya penjelasan.

Begini, kalau kalian yang di posisi Zea, bagaimana perasaan kalian? Zea tentu merasa dipermainkan oleh Alarikh. Atau, dia yang terlalu percaya diri? Ah, tapi banyak bukti yang bisa memperkuat dugaan Zea. Tapi kenapa?

"Ini kok Arik sama Nesya sih?!" samar, tapi Zea bisa mendengar jelas Jeno menggerutu di kursinya sembari terus mencoba menelepon Alarikh.

"Arik gilanya dari kapan, sih? Jadi sebenernya dia suka siapa? Yang di sini gimana kabarnya? Gila Arik ga punya hati!" ujar Juki menambahkan.

Tuh, kan lagii. Kenapa harus membuat Zea kegeeran kalau ujungnya bukan Zea yang dipilih?!

"Tapi Arik ga salah juga, sih. Dia kan bahkan belum deketin itu jadi ya dia enggak ngasih harapan."

Sial. Ucapan Jeno membuat Zea tertampar. Benar, sih Alarikh bahkan tidak pernah mengirimi Zea pesan. Hanya perhatian-perhatian kecil yang cowok itu tunjukkan. Tapi, kan ... argh! Mati saja kau, Keenan Alarikh!

***

"WOY ARIK!"

Empunya nama berjengit kaget akibat diteriaki dua toak masjid sekaligus. "Masih pagi, jangan teriak-teriak," ucapnya mengingatkan.

"Lo tau seheboh apa seantero sekolah kemarin gara-gara foto itu?! Dan lo tau apa yang parah?" Juki menyerocos berapi-api.

"Enggak tau." Dan balasan temannya satu ini kelewat kurang ajar.

"Lo kemana anjer diteleponin ga diangkat, dichat ga dibalas, lo teleportasi ke zaman purba apa gimana?!" lanjut Juki mengabaikan tanggapan Alarikh yang super duper tidak mengenakkan tadi.

Alarikh malas membahasnya, tidak penting juga, kan? Kakinya terus melangkah, mengekor Jeno dan Juki di belakang yang terus berkicau menunggu penjelasan temannya ini. Tapi Alarik terus bungkam, hingga akhirnya ia teringat sesuatu. "Ah, Zea tau, ya?"

Never Started (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang