#16

15 6 7
                                    

Happy Reading ♥

Ara memasuki buku dan alat tulis lainnya ke dalam tas. Ia pun beranjak keluar dari kelas, karena kelasnya sudah usai 5 menit yang lalu dan bersiap untuk pulang. Tapi, saat baru keluar dari kelas, tiba-tiba perutnya berbunyi.

Krrrrruuuk, Ara memegang perutnya.

"Ke kantin aja deh dulu" pikirnya. Ara pun pergi ke kantin yang ada di lantai dasar.

Ara duduk di salah satu bangku kosong yang ada di ujung kantin setelah memesan menu makanan yang ia pilih.

Ting!

Suara notif dari ponselnya membuat Ara membuka lockscreen ponsel dengan malas. Tapi, saat tau siapa yang mengirimkan chat itu bibir Ara langsung tersenyum saat membacanya.

My Love ♥
Lagi di mana? Saya rindu (●´з')♡

Gue lagi di kantin. Mau makan, laper

My Love ♥
Otw, kita makan bareng

Senyum dibibir Ara terus mengembang saat membaca isi chat dari Reza yang mengatakan kalau dirinya sedang merindukan Ara.

Padahal baru setengah hari mereka tidak bertemu, Reza sudah merindukan nya. Ini yang membuat Ara semakin jatuh cinta pada Reza.

'Kalian tau nggak, dosen ganteng di jurusan management itu, katanya udah nikah loh'

'Ah, beneran Lo?'

'Iya sih, denger-denger sama mahasiswinya gitu'

'Siapa sih tu cewek. Kok Pak Reza mau sama dia. Emang dia cantik? Padahal yah, Pak Reza itu cocok sama bu Lidiya loh'

' Iya yah, padahal Pak Reza kan akrab banget sama bu Lidiya. Gue kira mereka ada something gitu. Eh tau nya, udah kena tikung aja tuh bu Lidiya nya'

Fokus Ara teralihkan pada pembahasan yang sedang beberapa mahasiswi yang ada di meja sebelahnya bicarakan.

Apa benar, Reza sangat akrab dengan dosen yang bernama Lidiya itu? Lalu, apa mereka ada hubungan yang dekat, sampai-sampai mahasiswa/i mengira mereka ada something seperti itu.

Mood Ara untuk makan sudah hilang. Ia pun berniat pergi membayar makanannya. Tapi, saat ia baru saja melangkah, ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Eh, sory sory" ujar Ara minta maaf.

"Nggak apa-apa" kata Reza yang tak sengaja bertabrakan dengan Ara. "Mau ke mana?" tanya Reza saat melihat Ara beranjak dari duduknya.

"Mau pulang"

Reza melihat raut wajah Ara yang seperti nya sedang dalam mode badmood hanya mengangguk saja, Reza paham pasti ada sesuatu yang membuat mood nya tidak baik.

"Saya anter ya" kata Reza menawarkan Ara untuk diantar pulang. Tapi, Ara menolaknya.

Ara berlalu dari hadapan Reza dan pergi ke kasir untuk membayar makanannya.

Suara bisik-bisik di salah satu meja yang ada di dekat meja yang Ara duduki tadi membuat Reza paham. Seperti nya sekumpulan mahasiswi itu sedang membicarakan nya, atau ada hal yang tidak-tidak sedang mereka bicarakan dan menyinggung perasaan istrinya itu.

Reza pun menyusul Ara yang sudah keluar dari kantin.

"Saya antar ya"

"Nggak usah. Gue bisa pulang sendiri. Lo kan belum selesai ngajar, Kak. Gue nggak mau ngerepotin Lo" Ara melepaskan tangan Reza yang menahannya.

"Saya nggak terima penolakan"

Reza membawa Ara masuk ke dalam mobilnya. Ia benar-benar tidak suka jika melihat Ara dalam mood yang tidak baik seperti ini.

"Kenapa? Cerita sekarang" ujar Reza. Ia tidak ingin ada yang menjanggal di hati istrinya itu. Ia ingin di dalam pernikahannya ini semua terbuka. Tidak ada yang di tutup-tutupi.

Ara pun menceritakan apa yang di dengarnya di kantin tadi.

"Gitu. Apa bener yang mereka bilang? Kakak punya hubungan sama dosen yang nama nya Lidiya itu?"

"Ya ampun, Ara. Kira in ada apa kamu jadi nggak mood gini. Ternyata cuma gara-gara ini" Reza menggusar rambut Ara. "Saya nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Kita cuma berteman, nggak lebih. Dia itu teman saya waktu S1, eh bukan dari S1 sih. Dia teman saya sejak SMA. Dan kita itu lumayan deket sih, ya mungkin karna punya hoby yang sama kali ya. Jadi, mereka pikir saya sama bu Lidiya itu ada sesuatu, yah karena sebelum nya itu saya sering jalan sama dia. Mungkin sebelum saya ngajar disini, mereka juga pernah lihat saya jalan bareng bu Lidiya. Tapi beneran loh, kita nggak ada hubungan apa-apa" kata Reza menjelaskan panjang lebar.

Setelah mendengar penjelasan Reza, hati Ara sedikit tenang. Karena ia sudah tau yang sebenarnya. Jadi, tak ada yang perlu di takuti nya tentang omongan orang-orang di luar sana.

***

Malam ini, mereka menginap dirumah orangtua Ara karena gadis itu sedang merindukan kedua orangtua nya.

Reza memasuki kamar Ara. Warna hijau memenuhi setiap sudut ruangan. Mulai dari cat kamar, tempat tidur dan beberapa barang Ara yang juga berwarna hijau.

Jujur, Reza baru kali ini masuk ke kamar Ara. Kamarnya bersih dan rapi, tidak seperti kamarnya dulu sewaktu masih lajang.

"Lo mau mandi, Kak?" tanya Ara yang baru saja masuk ke kamarnya.

"Hmm" Reza berdehem, tapi matanya tetap menelusuri sudut ruangan itu. Sampai matanya terhenti saat melihat sebuah figura yang berada di atas meja belajar di dekat jendela kamar.

Disana, Reza melihat foto seorang gadis kecil yang tengah tersenyum sambil memegang permen yang diyakini nya itu adalah foto Ara sewaktu kecil. Tapi pandangan Reza teralih pada figura lain yang ada di sana.

Saat Reza ingin mengambil figura itu, Ara tiba-tiba datang dan menyembunyikannya di balik tubuh mungilnya.

"Itu foto siapa?" tanya Reza penasaran.

"Ah, bukan siapa-siapa, Kak" jawab Ara gugup. Pasalnya itu adalah foto laki-laki yang pernah disukai nya waktu kecil dan sampai sekarang Ara masih menyimpannya.

"Katanya mau mandi, air hangatnya udah gue siapin" kata Ara mengalihkan pembicaraan.

Reza pun mengangguk dan masuk ke kamar mandi.

Ara menghembuskan napas leganya. Setelah mendengar suara kamar mandi terkunci. Ia segera keluar dari kamar dan menyimpan foto itu ke gudang, agar Reza tak melihatnya lagi. Karena Ara takut, nantinya Reza malah salah paham  melihat foto itu. Yah, walaupun itu hanya masa lalu. Tapi Ara malas untuk membahasnya lagi kalau nantinya Reza bertanya.

ヽ(´∀`)ノ

Akhirnya .... Sekian lama nggak lanjut nih cerita. Dapat juga pencerahan buah nerusin ;)

How are you gaes ??? (๑•́ ₃ •̀๑)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[3] To Be With You [Hiatus] Where stories live. Discover now