#13

24 19 0
                                    

Happy Reading ♥

🌹 🌹 🌹

Hari ini adalah hari paling bersejarah untuk Ara dan juga hari yang paling di nantinya. Karena ia akan resmi menjadi seorang istri dari Reza, laki-laki yang telah membuatnya jatuh hati. Laki-laki yang sudah mengalihkan dunia nya, yang membuat hari-harinya berubah.

Diruang tengah, orang-orang sangat ramai menyaksikan saat Reza mengucapkan ijab kabul dihadapan Papanya dan juga penghulu.

Air mata Ara menetes saat mendengar kata sah dari ruang tamu.

"Ra, keluar yuk!" Ratna datang menjemput Ara untuk duduk bersanding dengan Reza.

"Iya, Ma"

Ara sedikit kesusahan untuk turun, karena kebaya yang dipakainya terlalu panjang dan menjuntai sampai ke lantai. Ara didampingi Ratna dan juga Sofi untuk menghampiri mempelai pria nya. Senyuman di bibirnya tak pernah luntur semenjak mendengar suara Reza mengucapkan kata-kata sakral itu.

Berpasang-pasang mata menatap kagum kedatangan Ara, tapi mata Ara terfokus pada Reza, laki-laki yang sekarang menjadi suaminya.

Sesampainya dilantai dasar, Ara di duduk kan di sebelah Reza untuk berdo'a dan menanda tangani buku nikah mereka.

Setelah acara akad nikah selesai, Ara dan Reza di bawa ke tempat resepsi pernikahan yang sudah di sewa oleh Adit dan Surya di sebuah gedung yang telah di dekor seindah mungkin.

Ara dan Reza tersenyum menyambut tamu-tamu yang hadir. Tamu undangan yang hadir hari ini kebanyak an dari rekan bisnis kedua orang tua mereka dan sebagian nya adalah teman Reza dan juga Ara.

Rasa lelah pun menyerang saat hari sudah semakin siang dan tamu undangan yang kebanyakan rekan kerja kedua orang tua mereka berdatangan dan ada juga yang pamit untuk pulang.

"Lo capek?" tanya Reza saat melihat Ara menghela napasnya.

"Nggak kok" jawab Ara melebarkan senyumnya. Sebenarnya ia sudah tidak kuat untuk berdiri, saat Ara akan duduk ada saja tamu yang datang.

"Kalo capek bilang ya, gue nggak mau Lo kenapa-kenapa" ujar Reza menatap Ara tepat di bola matanya.

Tepat pukul 7 malam, acara pun selesai. Ara dan Reza menghela napas. Akhirnya mereka bisa bernapas lega dan dapat segera beristirahat.

***

Malam ini, Ara dan Reza beristirahat di kediaman Pratama dulu, sebelum besok mereka pindah ke apartemen milik Reza yang tidak jauh dari kampus.

Jujur saja, Ara sedikit canggung saat memasuki kamar Reza. Ruangan yang di dominasi dengan warna abu-abu gelap itu sedikit membuat Ara tenang dan bau ruangan ini sungguh khas dengan parfum yang sering di pakai Reza.

Nyaman. Itulah yang Ara rasakan saat memasuki ruangan itu.

"Ra" panggil Reza yang baru saja masuk ke kamar. Ara berdehem menyahut panggilan Reza.

"Loh kok belum mandi" seru Reza saat melihat Ara masih duduk diatas tempat tidurnya.

"Lupa bawa pembersih muka, nanti kalo gue mandi dulu, make up ny nggak hilang, terus muka gue jerawatan" ujar Ara cemberut.

"Ya udah, gue minta sama Bunda dulu ya. Lo lepasin dulu itu yang dikepala" ujar Reza menunjuk mahkota kecil yang menghiasi kepala Ara.

"Nggak bisa, bantuin lepasin" kata Ara manja. So, setelah menikah Ara malah semakin manja pada Reza. Tapi, Reza tak mempersalahkan itu mungkin saja Ara lelah dan merasa berat untuk melepaskan hiasan-hiasan yang ada di kepalanya itu.

Setelah membantu melepaskan pernak-pernik yang ada di kepala Ara, Reza segera keluar untuk meminta pembersih wajah pada Lina supaya Ara bisa cepat membersihkan dirinya.

"Ini bisa?" tanya Reza mengulurkan pembersih wajah sekaligus kapas nya pada Ara. Ara mengangguk mengambil pembersih wajah itu dan segera membersihkan make up yang ada di wajahnya.

"Lo mandi duluan aja" ujar Ara yang melihat Reza masih berdiri di samping tempat tidurnya sambil memandangi Ara membersihkan wajahnya. Tapi, Reza malah menggelengkan kepalanya tanda tak mau duluan.

Ara berhenti membersihkan make up nya dan menatap Reza yang juga menatapnya. "Kenapa nggak mau duluan?" tanya Ara heran.

"Mau di mandiin sama kamu" goda Reza mengedipkan sebelah matanya, Reza langsung kabur saat melihat Ara yang hendak memukulnya menggunakan guling yang ada di belakangnya.

Wajah Ara tiba-tiba terasa panas dan pipinya juga merona akibat godaan Reza barusan.

10 menit berlalu, Reza baru keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk yang menutupi bagian tubuh bawahnya.

Ara yang tak sengaja melihat Reza yang keluar dari kamar mandi, tiba-tiba membalikkan tubuhnya membelakangi Reza. Ia tak sengaja melihat pahatan roti sobek yang ada di tubuh bagian Perut Reza.

Hal itu sebenarnya adalah pemandangan indah yang tak seharusnya dilewatkan oleh Ara. Tapi, Ara masih merasa malu untuk terang-terangan melihatnya. Karena ini adalah pertama kali baginya melihat secara langsung roti sobek yang dimiliki oleh laki-laki.

"Kok kaget?" Reza tiba-tiba muncul di hadapan Ara yang sedang mencoba menetralkan detak jantungnya itu. Dan lagi-lagi, Ara terkejut saat roti sobek itu berada tepat di depan matanya. Ara menutup rapat-rapat kedua matanya, pipinya lagi-lagi merona melihat pemandangan itu.

"G..ggg..gue mau mandi dulu" Ara langsung kabur dari hadapan Reza dan segera masuk ke kamar mandi.

Sudah setengah jam lamanya Ara berada di kamar mandi, itu membuat Reza khawatir karena Ara tak juga kunjung keluar. Ia takut terjadi apa-apa dengan Ara di dalam.

"Ra, Lo ngapain di dalam? Kok lama banget, belum selesai ya?" tanya Reza sambil menggedor pintu kamar mandi.

"Gue udah selesai kok, Za" seru Ara dari dalam.

"Terus kenapa nggak keluar?"

"Gue lupa bawa baju ganti, baju nya tinggal di mobil"

"Ya udah keluar dulu atuh, emang nggak dingin di dalam?"

"Nggak mau! Gue cuma pake handuk nih"

"Nggak apa-apa lah, kan udah sah juga"

"Reza cepat ambilin baju gue di mobil" Ara merengek di dalam kamar mandi.

"Iya iya, gue ambilin. Tapi habis gue keluar, Lo harus keluar dari kamar mandi. Gue nggak mau nanti Lo kedinginan di dalem" kata Reza.

"Iya, maka nya Lo keluar! Buruan!"

"Iya iya, ini gue keluar"

Setelah mendengar suara pintu tertutup, Ara pun keluar dari kamar mandi. Benar saja kata Reza, ternyata berlama-lama di kamar mandi sangat lah dingin. Sampai-sampai Ara menggigil keluar dari sana.

Ara duduk di kursi belajar yang ada di kamar itu. Tapi, baru saja ia duduk di kursi matanya tiba-tiba melotot dan hampir keluar melihat sesuatu yang berada di samping ranjang sedang tersenyum padanya.

Dengan langkah seribu Ara berlari ke arah kamar mandi lagi.

"AAAAAAAAAAAA"

🌹 🌹 🌹

TBC ...
Jangan lupa vote dan komen nya gaes :)
Salam Hangat dari Gue ;)

[3] To Be With You [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang