#4

36 34 2
                                    

Happy Reading Cinta-Cintaku






🌹 🌹 🌹

Ara memasuki rumah dengan wajah lelahnya.

"Capek banget dah. Padahal baru sehari " keluhnya.

Ara merasa suasana rumahnya hari ini, entah kenapa terasa sepi. Ia melihat Bi Onah, pembantu rumah tangga yang bekerja di rumahnya sedang mencuci piring kotor di wastafel ia pun menghampirinya.

"Bi, bibi lihat Mama sama Papa nggak?" tanya Ara pada bi Onah.

"Enggak tuh, Non. Dari tadi bibi dirumah aja, trus juga ibu sama bapak belum pulang kayaknya." jawab bi Onah. Ara pun mengangguk dan berterima kasih pada bi Onah.

Ara mencoba menghubungi mamanya, saat telepon tersambung pada Ratna, Ara langsung merutuki mamanya yang belum juga pulang dari restoran padahal hari sudah mulai menggelap.

"Iya, Ra. Ini mama udah di jalan pulang. Nggak usah bawel deh"

"Mama cepetan pulang, Ara nggak mau sendirian di rumah" rengeknya.

"Biasanya juga kalo mama sama papa di rumah, kamu juga di kamar kok"

"Iiiihhh ... Pokoknya mama cepet pulang. Ara tunggu! Assalamu'alaikum"

Sambungan telepon pun Ara matikan sepihak. Ia berlalu ke kamar untuk segera mandi dan agar tubuhnya lebih fresh.

***

Reza dan kedua orang tuanya memasuki sebuah restoran favourite mereka.

Dengan dekorasi yang klasik dan suasana yang nyaman mampu membuat pelanggan betah untuk berlama-lama di sana. Dan itulah kenapa restoran ini menjadi tempat makan favourite keluarga Reza.

"Kalian mau pesan apa?" tanya Aditya, Ayahnya Reza.

"Reza kayak biasanya aja, Yah" kata Reza.

"Bunda samain aja sama menu yang Ayah pesan. Tapi minumnya Bunda mau orange jus aja" kata Lina pada suaminya.

Setelah pelayan mencatat apa saja makanan yang mereka inginkan. Pelayan itu pun pergi untuk menyiapkan makanan.

"Yah, Bun. Reza ke toilet dulu" pamit Reza, lalu beranjak dari duduknya.

Dari tempatnya duduk, Lina melihat seseorang yang mirip sekali dengan sahabatnya. Ia pun menghampiri orang itu.

"Ratna ..." serunya.

"Ouwh, Lina. Apa kabar?" seru Ratna senang, karena bertemu dengan sahabat lamanya.

"Aku baik. Kamu gimana?"

"As you can see. Senang sekali bisa bertemu kembali" ujar Ratna begitu senang.

"Sama siapa ke sini?"

"Oo aku sama anak, dia lagi ke mobil ngambil handphone nya ketinggalan"

"Berdua aja ? Mas Surya kemana?"

"Biasa, sibuk ngurusin kerjaan mulu. Ini aja aku di paksa sama anak aku, buat dinner di luar"

"Gabung bareng kita aja, yuk" ajak Lina membawa Ratna ke meja yang mereka tempati.

Disana Ratna bertemu dengan Adit yang merupakan suami dari sahabatnya itu. Mereka pun bercerita tentang masa-masa muda mereka dulu. Sampai mereka larut dalam cerita dan tersadar saat pesanan telah datang.

Reza sudah kembali dari tadi. Mereka pun menikmati hidangan yang ada.

Tapi, entah kenapa Ratna merasa khawatir pada anaknya yang tidak kembali dari tadi.

"Kamu kenapa, Ratna?" tanya Lina bingung.

"Itu loh, anak aku kok belum datang juga. Padahal kan parkiran dekat. Kok sampe selama ini" katanya dengan nada sedikit cemas.

"Mungkin ke toilet kali. Kamu tenang aja, bentar lagi pasti datang" sambung Adit.

Yaps, benar kata Adit. Selang beberapa menit, seorang gadis cantik datang dengan menggunakan gaun selutut warna novy tanpa motif dan polesan make up yang seadanya tapi tetap terlihat cantik.

Gadis itu mengomeli Mamanya yang tak menunggunya di depan pintu restoran, padahal dirinya tadi sudah berpesan untuk menunggunya disana.

"Huft ... Mama. Ara cariin juga dari tadi. Kan Ara bilangnya tadi tunggu di depan pintu. Untung ketemu" omelnya.

Ratna menarik Ara duduk di sampingnya. Ia mengkode dengan matanya agar putrinya itu berhenti mengomel karena tidak enak dengan keluarganya Lina.

Ara yang tersadar kalau di sana tidak hanya ada mamanya saja berusaha untuk tersenyum pada orang-orang yang sedari tadi melihatnya mengomel.

Mata Ara tertuju pada laki-laki yang terus menatapnya. Ia diam dan menunduk saat mata elang laki-laki itu tak lepas memandangnya.

"Maaf ya, anak aku emang gini. Rada bawel" kata Ratna pada keluarganya Lina.

Mereka hanya tertawa melihat tingkah putrinya Ratna itu.

"Namanya siapa?" tanya Lina lembut.

"Nama saya, Carabella tante. Tante bisa panggil Ara, atau juga bisa panggil calon mantu" ujar Ara tanpa malu.

Sifat Ara yang suka malu-maluin itu tidak pandang tempat. Buktinya sekarang ia tak merasa malu untuk berkata seperti itu.

Sedangkan keluarganya Reza serta mamanya terheran mendengar apa yang Ara ucapkan itu.

Reza yang tadinya baru menyuapkan steak ke mulutnya, langsung tersedak mendengar perkataan Ara.

Ratna, melongo melihat kelakuan anaknya itu. Sifatnya yang satu itu entah keturunan dari siapa. Padahal dirinya dan Surya tidak seperti itu.

Tapi, Ratna baru ingat kalau kelakuan adiknya Farel hampir sama dengan putrinya. Atau jangan-jangan, sifat adiknya itu menular pada Ara ?

Ratna merasa tak enak pada keluarganya Lina.

Adit yang melihat wajah Ratna yang merasa tak enak, mencoba mencairkan suasana yang sedikit akward itu.

"Boleh tu, Bun. Kita panggil Ara, calon mantu aja. Ya kan, Za ? Nggak apa-apa kan?" goda Adit pada Reza.

Reza melongo mendengar perkataan Ayahnya itu. What ? Ayah mau manggil Ara, calon mantu?

Reza hanya menghela napasnya untuk menetralkan degup jantungnya yang sedari tadi bergetar hebat.

"Iya, boleh juga tuh, Yah. Lagi pula, Reza kan jomblo. Nggak apa-apa deh sama Ara aja" kata Lina menyetujui.

Ara tersenyum bangga, karena telah mendapat lampu hijau dari kedua orang tua Reza.

Berarti, Ara tinggal meluluhkan hati Reza saja. Pikirnya.

🌹 🌹 🌹






To be Continue....
Nggak suka, nggak usah di baca 😂
Tapi kalo penasaran, ya hayooo mampir dan lanjut baca sampai chapter akhir 😌😌

[3] To Be With You [Hiatus] Where stories live. Discover now