Bagian 10|

5.7K 614 16
                                    

Happy Reading🌻❤️

10. Berbicara fakta

Pukul 16:00 PM,
kediaman Sebastian

Setelah lama berpikir akhirnya Silpa memutuskan untuk memberi tahu Revan yang sebenarnya, siap tidak siap yang pasti Silpa harus bisa menerima resiko yang akan didapat.

Berjalan keluar kamar, Silpa memakai jaket kulit yang diambil asal dari lemari Agam, dan dengan tangan kanan yang memegang handphone milik Agam, Silpa tergesa-gesa menuruni anak tangga menuju ruang tamu.

“Loh den Agam mau kemana?” itu suara bi Inah, sepertinya bi inah dan lainnya sedang memasak makan malam untuk majikan mereka.

“Ke rumah Revan sebentar bi!”

“Ooo hati-hati ya den.”

“Siap bi!” bi inah tersenyum haru melihat perubahan sikap tuan muda nya itu, setelah Agam tak terlihat lagi bi inah kembali ke dapur, membantu para koki menyiapkan makan malam.

Pukul 16:15 PM,
kediaman Griffin

Silpa sekarang berdiri di depan pintu kamar Revan, bersiap akan mengetuk pintu. Tapi sebelum itu tangannya berhenti karena mendengar suara dari arah samping.

“Agam?” Silpa menoleh kearah suara dan tersenyum “Revan boleh bicara sebentar?”

Revan terkekeh mendengar kalimat tanya yang dilontarkan Agam padanya, “Santai aja bro, masuk kita bicara di dalam!”

Cklek

Suara encel pintu diputar terdengar memasuki gendang telinga Silpa, Revan mempersilakan Agam masuk dan diikuti dirinya ,

Bisa Silpa rasakan aroma wangi eskulin  memasuki indra penciumannya setelah kaki nya memasuki kamar Revan,

Sama seperti kamar Agam, kamar Revan juga tak kalah mewah dan bersih. Tak henti-hentinya Silpa berdecak kagum dalam hati melihat kemewahan di depan matanya.

“Gam Lo mau ngomong apa?” Silpa mengikuti Revan yang duduk di karpet bulu tebal berwarna putih,

“Eum i-itu,”

“Apa sih Gam?” Revan kembali terkekeh, tidak biasanya Agam bersikap seperti ini, Lucu batinnya.

“Gue mau ngomong tapi lo daritadi sibuk sendiri.” sepertinya mood Silpa sedang tidak stabil dia merasa tersinggung ketika dia ingin bicara tapi lawan bicaranya tidak memperhatikannya.

Revan yang sedari tadi sibuk memperbaiki layar control game yang terlilit memandang Agam penasaran.

“Ngomong aja Gam, gue dengerin kok!”

“Okeh,” Silpa menarik nafas dalam sebelum menatap Revan yang juga menatapnya penasaran.

“Gue ga akan peduli Lo percaya atau engga sama cerita Gue, satu hal yang pasti! Gue ngomong jujur apa adanya,” Silpa kembali melanjutkan ucapannya “Gue bukan Agam!”

Silpa bisa melihat Revan berusaha menahan tawanya, “Lawak banget, Lo mau prank gua ya? Eh tapi ulang tahun gue masih lama anjirr!” dan Revan melepas tawa renyah yang sedari tadi di tahan.

“Gue ga lagi ngelawak ataupun prank, Gue serius!” mendengar nada tegas yang di ucapkan Agam, Revan berhenti tertawa.

“Lo serius? Jadi kalo Lo bukan Agam, Lo siapa? Dan kenapa Lo ada disini?” Revan memberi pertanyaan beruntun pada Agam, dan setengah tidak percaya apa yang di dengar barusan.

“Gue akan jawab pertanyaan lo satu-satu,”

“Pertama, gue serius dengan ucapan gue tadi!”

Jiwa yang Tertukar [SELESAI]Where stories live. Discover now