Tiga Belas

180 11 1
                                    

Happy reading
Dont forget to vote and coments.

Lala menggeram kecil. Ia mengerjapkan matanya, pusing di kepala masihbelum terlalu reda. Terlihat bosnya yang tak lain Alexader tersender di sofa tertidur pulas.

“Astaga, aku lupa!” ucap Lala

“Pak Alexander memasak untuk ku, tetapi aku tertidur.” Lala mengambil makanan di atas meja. Dengan rasa lapar, ia langsung memakan nasi goreng dengan toping telur mata sapi di atasnya.

Dengan samar Alexander mendengar orang makan. Ia membuka matanya dan menemukan Lala yang menyantap masakan yang dibuatnya tadi.

“Kamu sudah bangun, La?” tanya Alexander membenarkan posisi duduknya.

Lala menoleh, “Maaf Pak, saya tertidur.” Lala meletakan makananya di atas meja.

“Tidak apa, sebaiknya besok kamu mengambil cuti!” saran Alexander

“Saya sudah baik-baik saja, Pak,” ujar Lala tersenyum

Alexander berdiri dengan tangan di masukan saku celana, “Baiklah, saya tidak akan memaksa kamu. Saya pamit dulu,”

“Baik, Pak. Maaf merepotkan, Bapak.”

Lala mengantar Alexander samapi depan rumahnya. Ia melambaikan tangan kepada Bosnya tanda sampai jumpa.

“Emang suami idaman,” gumam Lala

“Astaga, La. Mana mungkin seorang CEO mau sama elu yang jelek dekil ini.” Lala melangkah mesuk rumah sambil berargument sendiri.

...

Aula SMA Bangsa terdengar ramai penuh kegembiraan. Para guru, staf sekolah maupun siswa bergiliran mengambil makanan. Makanan berjejer rapi dengan banyak jenis masakan khas Nusantara. Seperti Soto, Pecel, Ayam penyet, gulai, sate dan lain-lain. Tujuanya adalah menambah rasa cinta siswa terhadap masakan Nusantara. 

Lalu-lalang murid yang berjalan keluar masuk membuat suasana semakin ramai dengan sedikit ocehan mereka. Seharusnya hari ini, banyak tugas yang harus dikumpulkan, dengan adanya acara makan tetntunya membuat para siswa menagis penuh haru, bahkan sebagian sedang sibuk merayakan dengan bernyanyi. 

Semua murid duduk berkelompok dengan teman dekatnya. Grice, Amanda dan Linda duduk di pojok belakang. Pojok belakang, tempat di mana bisa melihat semua kegiatan di Aula dengan jelas. Ramai sorak-sorai dan pekikan riang siswa terdengar dan terlihat jelas.

Amanda melahap Soto Lamongan dengan rakus seperti tak diberi makan seminggu. Dua sahabatnya yang melihat hanya bisa geleng-geleng.

“Lo tadi belum makan, Lin?” tanya Amanda 

“Minum susu, buru-buru tadi.” Linda masih fokus dengan makanannya.

“Jaga image, Lin.” Ucap Amanda

“Bentar deh, gue mau kampungan sebentar doang SEBENTAR!” ucap Linda santai

“Tiap hari lu kampungana kali, haha,” Amanda becanda

“Dih, Mana ada? Tiap hari seperti queen.” Linda terkekeh.

“Queen empang,” 

“Ish, Amanda ngajak gelud mulu,”

Grice hanya dapat tersenyum melihat tingkah sahabatnya. Bohong jika dia tidak gembira dengan acara kali ini. Namun, ia sedang terlalu malas untuk ikut nimbrung dengan sahabatnya. Bahkan makanan yang diambilnya masih utuh di meja tanpa ada niatan memakan.

Dari pintu masuk, Senja dan Felix terlihat bergandengan tangan masuk aula. Grice yang melihat itu terkekeh, “Alay,” gumamnya. Gric pergi meninggalkan sahabatnya yang masih berdebat kecil. Amanda menyusul Grice dan meninggalkan Linda yang masih melahap makanannya.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Feb 15, 2021 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Senja KitaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt