"Gak tau, gak jadi, yayah lupa mau ngomong apa. Yang yayah mau sekarang ciumin bau kamu aja."

"Tapi Yon panas yah, kelingetan nih habis main cama Belbel."

Sam mengangkat kepalanya dari perut Rion, ia menatap memelas putranya itu. "Kamu gak mau yayah ciumin?"

Mata Rion membulat, ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. "Ih, makcud Yon bukan gitu. Mau-mau aja Yon di ciumin, apalagi pelmintaan dedek, tapi Yon kelingetan, jadi lengket badan Yon."

Sam terduduk. "Ya udah sana mandi sama buna, habis itu ke sini lagi ya mau yayah ciumin."

"Aye aye captain!" Rion kemudian menatap Dyba. "Yok, na!"

Dyba terkekeh, saat ia mengulurkan tangannya ingin menggendong Rion, tetapi bocah itu langsung menjauh. "Ndak, ndak, ndak boleh gendong Yon, Yon dah besal. Di pelut buna kata yayah juga ada dedek Yon jadi nanti dedeknya kena bokong Yon kan ndak lucu, na."

Dyba tertawa, ia selalu saja ingin menggendong Rion. Di matanya Rion tetaplah bayi mungil yang baru saja ia lahirkan. Rasanya perkembangan Rion terlalu cepat.

"Dy, anaknya udah naik ke atas loh."

Dyba tersentak, ia menoleh dan menyengir ke Sam. Ia menundukkan kepalanya dan mengecup singkat bibir Sam. "Aku mandiin jagoan dulu, kalau butuh apa-apa langsung teriak aja."

Sam menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa, rasanya sepi tidak ada celotehan Rion. Entah mengapa ia selalu ingin bersama Rion semenjak Dyba hamil. Apa mungkin anaknya nanti akan dekat kepada abangnya?

"Den."

Sam menoleh, di sampingnya sudah ada pak Hadi. "Eh, iya, pak?"

"Ini den pesenan baksonya nya baru aja di antar."

Sam menerima kantong biru yang berisi bakso mercon itu. "Makasih pak."

"Sama-sama den, cepet sembuh den."

Dyba mengangguk sambil tersenyum. Saat pak Hadi sudah keluar dari pintu rumah, Sam kemudian mengintip bakso di dalam kantung plastik itu. "Ah, kayaknya enak nih."

Sam berjalan ke dapur, ia menenteng kantung plastik itu dengan riang. Sam memindahkan bakso ke dalam mangkuk. Cabai yang terlihat itu membuat ludah Sam seketika ingin meluncur bebas.

Sam menghirup wangi bakso itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sam menghirup wangi bakso itu. "Ahh mantap."

Sam membawa mangkuk itu ke ruang keluarga lagi, ia duduk di karpet dan meletakkan mangkuk di meja depannya. Sam mengadahkan tangannya, mulai berdo'a. "Aamiin."

Satu suapan sudah masuk ke mulut Sam. Mata lelaki itu langsung membulat. "Pedes!" Sam langsung berlari kembali ke dapur, mengambil susu di dalam kulkas.

DySam (After Marriage)  [Selesai]Where stories live. Discover now