20. Sudah lelah

4.2K 704 269
                                    

"Dear Ayah, jika Ayah memang sudah lelah merawatku, maka kembalikan aku kepada Tuhan dan biarkan Tuhan yang merawatku."

Siapkan bantal buat dipukul, part ini sungguh meresahkan✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapkan bantal buat dipukul, part ini sungguh meresahkan✨

Ada yang punya rekomendasi lagu sedih gak? Drop di komen ya kalau ada

-√-

-

Malam kembali tiba dan kini Jeno sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah setelah beradu mulut dengan Wira dan Nean sebelumnya.

Kira-kira satu jam lamanya sudah mereka lalui untuk pulang menuju ke rumah, namun keheningan begitu mendominasi di dalam mobil tersebut sehingga terasa sangat sunyi. Yang ada hanyalah lagu Because of You yang dinyanyikan oleh Moon Taeil, member NCT.

"Lo denger lagu apa sih Wir?" tanya Edric memecah keheningan.

"Hah? Gak tau gue, asal nyetel aja. Sering denger lagunya di meme."

"Heh, bacanya mim bukan meme, anjing jangan bikin otak gue error deh."

"Ohh cara bacanya udah ganti? Kirain masih sama."

"Dari dulu emang udah gitu oon!"

Jeno, Nean, dan Hesta yang mendengar kedua pemuda itu kembali bertengkar hanya bisa geleng-geleng kepala. Rasanya jika sehari saja mereka tidak bertengkar, rasanya dunia akan kiamat.

Setelah 3 jam lamanya mereka lalui, kini mereka sudah sampai ke rumah. Sebelumnya mereka mengantar Nean terlebih dahulu karena hari sudah malam dan mereka tidak mungkin menyuruh remaja itu pulang sendirian.

Hesta memasuki pekarangan rumah yang sangat luas itu dan matanya tak henti bergerak menelusuri setiap bagian bangunan besar yang berdiri kokoh di depan matanya itu.

"Kak, ini rumah atau istana?"

Wira menatap Hesta dengan tatapan malas, "Ini kastil princess."

"Ohh gitu, Kak Wira yang jadi Elsanya disini?"

"Iya, keren kan? Terus lo yang jadi Rapunzelnya, nari-nari kek orang gila."

Hesta hanya tertawa mendengar candaan Wira sampai-sampai suara batuk itu membuat Wira kembali menatap Hesta dengan tatapan khawatir.

"Kenapa? Kambuh lagi?"

"Enggak, cuma keselek tadi."

Wira hanya mengangguk dan melanjutkan perjalanannya masuk kedalam rumah itu. Setelah sampai di pintu utama, Jeno membuka pintu itu dan melihat seisi rumah besar yang nampak kosong dan gelap.

"Jeno pulang," ujar Jeno dengan nada lirih.

"Dari mana aja kamu? Bukannya siang ini harusnya udah pulang? Pergi kemana lagi sampe malem gini? Ke bar? Mabuk-mabukan?"

Ephemeral [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang