3. Mimpi buruk

8.5K 1.1K 163
                                    

"Mimpi buruk memang tidak enak, tapi lebih baik mimpi buruk dari pada mimpi indah namun kenyataan hidupnya lebih buruk lagi."

Makan nasi campur ramenSambil kesana kemari berenangJangan lupa ramein komenBiar nanti authornya senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makan nasi campur ramen
Sambil kesana kemari berenang
Jangan lupa ramein komen
Biar nanti authornya senang

Dahlah gak bisa pantun, langsung baca aja ayo😭

-√-

-

Pagi hari cuaca terasa begitu dingin dan suasana terasa begitu tenang. Nampak seorang pemuda yang sedang mempersiapkan semua peralatan gambarnya untuk kuliah.

Sesekali pemuda itu melihat kearah jam di tangannya sambil mendengus sebal, sudah jam 6 pagi namun adiknya tak kunjung bangun dari tidurnya.

"Nih bocah dari dulu demen banget ngebo, minta dipanggang emang."

"Tuan muda nungguin siapa?"

Pemuda itu membalikkan badan dan menatap bodyguardnya yang tak lain adalah Wira.

"Itu bang, si kecil satu tuh kagak bangun-bangun."

"Ohh, sirem aja pake air tuan, nanti juga bangun."

"Ya..nanti adek gue kagak bisa napas gue tuntut lo bang."

"Eh kalo kayak gitu jangan, nanti repot.

Pemuda itu hanya menghela nafasnya kasar.

Kesal menunggu, pemuda itu memilih pergi ke kamar sang adik untuk membangunkannya dengan cara menggedor pintu kamar adiknya sekencang mungkin, kalau tidak adiknya tidak akan bisa bangun.

"Woi dek, lo kebo banget asli, bangun cepetan nanti lo telat sekolah gue telat kuliah."

Tidak ada jawaban. Pemuda itu mengernyitkan dahinya, membangunkan adiknya memang perlu tenaga yang lebih. Bahkan ia pernah harus menyeret anak itu agar mau bangun.

"Dek? Lo denger gue gak sih? Udah siang anjir, kebo banget ah."

Akhirnya pemuda itu mencoba membuka pintu kamar itu dan ternyata pintu itu tidak terkunci, langsung saja pemuda itu masuk ke kamar adiknya yang masih dalam keadaan gelap.

Mata pemuda itu mengarah kearah ranjang dimana adiknya tidur, ia melihat adiknya tidur dengan tidak tenang. Akhirnya ia memilih mendekati adiknya itu.

"Dek? Eh buset, Jeno?!"

Melihat Jeno yang wajahnya dibanjiri oleh peluh membuat pemuda itu seketika panik.

Ia mencoba menempelkan tangannya pada dahi Jeno dan satunya lagi ia tempelkan pada dahinya untuk mengecek suhu adiknya itu.

"Normal kok gak demam, apa nih anak mimpi buruk?"

Pemuda itu memilih membuka gorden dan jendela kamar Jeno terlebih dahulu untuk membiarkan sedikit cahaya matahari masuk kedalam kamar.

Ephemeral [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang