27. Luka yang membekas

3.4K 583 224
                                    

"Jika semesta menyuruhnya menyerah, maka ia akan menyerah. Namun jika semesta menyuruhnya kuat, maka ia akan tetap menyerah, karena rasa sakit itu sudah membekas."

Okei part ini agak bikin emosi, siapin bantal buat di lempar ya🙌🏻✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Okei part ini agak bikin emosi, siapin bantal buat di lempar ya🙌🏻✨

-√-

-

Tepatnya pukul 9 malam, Satya dan Johnny baru saja pulang dari rumah sakit setelah hampir seharian menemani Marven yang sempat drop karena kelelahan. Satya berjalan ke atas dan berniat untuk merebahkan tubuhnya namun atensinya teralihkan oleh darah yang ada di depan kamar Jeno.

Dengan segera ia membuka kasar pintu itu lalu yang ia lihat pertama adalah kamar yang kosong dilengkapi dengan infus yang menggantung dengan sisa darah di ujungnya. Ia juga tidak mendapati ada adiknya disana.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengecek kamar mandi namun hasil juga nihil, ia tidak menemukan Jeno dimana pun. Segera ia berlari turun kebawah dan mencari Johnny.

"HEH JOHN, JENO GAK ADA DI KAMAR!"

"PAPA!! KURANG AJAR BANGET KAMU!"

"NAMANYA JUGA PANIK JOHN, EH PA!"

"EMANG JENO KEMANA?!"

"LAH KALO SATYA TAU JUGA GAK BAKAL NANYA!"

Johnny mengusap wajahnya frustasi, tadi Marven sekarang Jeno, nanti Satya juga ikutan kenapa-napa gitu? Apa Jeno benar-benar benci padanya hingga kabur dari rumah seperti ini? Johnny bangun dari duduknya dan mengambil jaket yang ia gantung.

"Pa mau kemana?"

"Kamu gak mau nyari adik kamu? Kok lemot sih otak kamu, Sat."

"Astaga si Bapak, jangan manggil Sat juga elah. Ya udah ayo nyari Jeno."

"Tapi di mana?"

"Rumah si Dirga coba." Johnny hanya mengangguk.

Johnny berniat untuk mengambil kunci mobilnya namun entah bagaimana ia malah menarik tangan Satya yang membuat anak itu terjatuh menimpa Johnny karena kaget.

"Pa kenapa narik tangan aku sih?!"

"Lah siapa suruh narok tangan disitu?! Papa kan mau ngambil kunci mobil astaga."

"Kok aku yang salah?!"

"Udah bangun Sat! Berat kamu tuh."

Satya berdecak kesal dan segera bangun dari tubuh Johnny setelahnya ia mengulurkan tangannya untuk membantu Johnny bangun.

"Ya udah ayo Pa."

Keheningan terjadi saat mereka sudah ada di mobil. Johnny sibuk dengan pikirannya dan Satya sibuk dengan handphone yang sedang ia pegang.

Ephemeral [TERBIT]Where stories live. Discover now