Part 1- Bola Sialan

239 131 69
                                    

Happy Reading

Seorang gadis masih bergelut dengan selimut tebalnya, padahal hari sudah sangat siang. Untuk membuka mata pun sangat berat, mungkin efek dari maraton drakor semalaman.

"Re, ayo bangun udah siang," ucap Melinda—Ibunda Rea, mengetuk pintu.

Merasa tidurnya terganggu, Rea perlahan-lahan membuka matanya.

"Ngantuk," keluh Rea sambil menguap.
Kemudian ia duduk untuk sekedar mengumpulkan nyawa.

"Ayo dong, nak. Keluar!" kesal Melinda di balik pintu bertuliskan 'Zarea Queen Room'.

Rea yang masih enggan meninggalkan tempat tidurnya terpaksa bangun membukakan pintu untuk sang bunda.

"Kamu udah gede loh, Re. Masa masih malesan terus," omel Melinda, "Sekarang mandi terus turun, kamu belum sarapan tadi pagi." lanjutnya.

"Males, Bun." rengeknya.

"Mau jadi ap-," omelan Melinda terpotong kala Rea menutup pintu kamarnya.
Ia hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak sematawayangnya itu.

Dengan langkah gontai, Rea menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

"Baru keluar dari Goa mana, Tuan Putri?" Sindir Andre— Ayah Rea, membuat anaknya memutar bola matanya malas.

Rea berjalan ke arah meja makan untuk sarapan ditemani ayah dan bundanya.

"Yah, Bun ini kan hari minggu kita jalan-jalan yuk!" ajak Rea.

"Maaf ya, jalannya kapan-kapan aja gimana?  Ayah lagi pengen istirahat dulu. Mending kamu temenin ayah," ujar Andre.

"Iya, Yah." kata Rea pasrah.

"Kamu di kamar berabad-abad aja betah kok," timpal Melinda.

Malas dengan ocehan bundanya ia memilih untuk tidak menanggapi dan beralih pada makanannya. Seraya makan, tangannya tak tinggal diam menggulir layar ponselnya.

Independent woman versi mager

Me
Gais
Bosen nih

Ara

Dikira lo doang kali

Calista
Kuy main

Maurin
Boleh

Me
Pengen sih, tapi gue izin dulu sama nyokap bokap. Ayah dirumah soalnya.

Ara
Yaudah izin dulu gih.

__________________________

Rea perlahan menatap kedua orang tuanya dengan cengiran khas gadis itu. Tentu saja membuat Andre dan Melinda heran dengan tingkah aneh anaknya.

"Ngapain senyum-senyum begitu?" tanya Andre.

"Paling juga ada mau," tebak Melinda seolah sudah hafal dengan tungkah anaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REAKA (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang