kejadian tidak terduga | 16

Start from the beginning
                                    

Yang asalnya tubuh Bintang tegap sekarang kian menurun diikuti dengan helaan nafas panjang. "Pfttt waktu dulu gue sering banget dah ke pasar malem sama dia" curhatnya.

"Aciah malah curhat si mamah dedeh" ejek Bumi.

"Bacot ah lu, jahat banget ya sahabat gue malah deket sama cowok bekas gue. Gak habis pikir" kata Bintang sambil geleng-geleng kepala.

"Lu masih sayang sama Langit emang?"

"Gila aja! Nggak lah tai"

"Hahaha ngaku aja kali gue gak ember kok tenang..." ujar Bumi tertawa renyah sembari menunjukkan ibu jarinya.

"Dih, mau lu ember kek enggak kek orang bener gue gak sayang sama dia"

"Sayang apa sayang"

"Dasar Bumi dak––"

"Misi, gue mau duduk" Bintang belum menyelesaikan kalimatnya namun si tokoh topik sudah datang alias Langit.

Bintang berdiri bangkit dari kursi dan mulai keluar dari bangku mempersilahkan Langit duduk di bangkunya. Kedua kakinya sudah berniat jalan menghampiri bangku namun perkataan Bumi sukes membuat kedua kakinya berhenti sejenak menguping pembicaraan Bumi bersama Langit, sedikit demi sedikit kedua matanya mengintip ke arah mereka.

"Eh Lang, ini gantungan punya lo?" Bumi bertanya seraya melihat dan memegang gantungan yang terkait di slating tas milik Langit.

"Iye punya gue, nape?"

"Anjir sejak kapan lu punya ginian? Biasanya ae gue tawarin sama yang lain kagak mau. Pasti lu kerasukan siluman ular putih" ujar Bumi mulai ngawur.

"Goblok! Engga lah, gue lagi ada mood aja pasang ginian" timpal Langit yang sebelumnya menoyor kepala Bumi.

"O aja sih gue mah"

Bintang kembali berjalan dan duduk manis di bangkunya. Ow, ia berhasil mendengar obrolan singkat itu. Ngomong-ngomong tentang barang couple Bintang teringat masa lalu dimana ia mempunyai banyak sekali barang couple dengan Langit.

Dan ia tau pasti sifat Langit sifat yang selalu tidak mau mempunyai barang samaan dengan siapapun kecuali orang yang memang ia anggap special seperti martabak. Terus Bintang? Of course sudah jelas ia istimewa secara ia pernah menjadi teristimewa di hati Langit, dulu.

"Teng Tong! Pembelajaran akan segera dimulai, siswa dan siswi diharap segera memasuki kelas, terimakasih. Teng Teng Teng"

Bel masuk berbunyi, pelajaran pertama di kelas Bintang adalah pelajaran bahasa yang sudah pasti akan diajarkan oleh wali kelas IPS 2 ini, yang tak lain dan tak bukan adalah bu Merkurius.

"Good morning all" sapa bu Merkurius dengan senyum, hm tumben sekali kedua sudut nya naik.

"Morning tooo, bu" sahut siswa dengan serempak.

"Eh bu, tumben banget pake bahasa Inggris. Ibu kan guru bahasa Indonesia masa pake bahasa Inggris si bu?" ceplos Bumi dengan santainya yang mampu membuat semua siswa melihat ke arah dirinya tidak terkecuali bu Merkurius sendiri. Bumi kurang ajar!

Bu Merkurius berkacak pinggang, sorot mata tajam ia arahkan pada Bumi. Anak itu memang cari masalah saja.

"Bumi! Mau kamu ibu getok pake heels ibu iya?" tanya bu Merkurius dengan nada amarah.

Bumi cengar-cengir tak jelas sambil menggaruk tengkuknya. Lihat! Di situasi seperti ini ia masih cengar-cengir? Udah miring!

"Yha... jangan dong bu entar saya geger otak terus masuk Rumah Sakit emang ibu mau bayarin?" timpal Bumi.

MANTAN [ REVISI BERJALAN ]Where stories live. Discover now