Dari sekian banyak orang yang tahu tentang Arsenio Megantara Andaru, hanya satu gadis yang benar benar mengerti dirinya, baik dari luar maupun dalam.
Kemarin saat selesai berlatih basket untuk perlombaan Minggu depan, Arsen harus meninggalkan sekolah tanpa ijin hanya karena sebuah pesan yang membuatnya bingung tak karuan. Efek gadis ini pada hidupnya begitu besar, bahkan lebih dari siapapun yang pernah menjalin hubungan dengannya.
Mungkin hanya beberapa orang yang tahu tentang gadis ini, termasuk Jessie sahabatnya dari SMP dan seorang adik kelas sekolah lain yang sekarang sedang dikabarkan dekat dengan Arsen. Ya, bukan hanya di Pelita Bangsa saja Arsen dikenal, disekolah lain namanya sangat tidak asing.
Jessie : gue sama Satya
Jessie : lagian lo aneh
Jessie : kenapa nggak ngomong dari tadi?
Arsen : lupa
Arsen : gue tadi buru-buru
Arsen : terus gimana dong sayang
Jessie : sayang matamu
Jessie : Lena aja coba
Arsen : lah gak enak gue sama emaknya
Arsen : udah malem
Arsen : lo juga ngapain njir malem malem gini keluar sama Satya
Jessie : bego
Jessie : kan tadi gue udah bilang mau cari buku si Daniel
Arsen : emg iya?
Jessie : tau lah
Jessie : besok besok gue gak usah pamit aja
Jessie : lo udah bego sering lupa lagi
Arsen : ya kan beneran lupa sayang
Arsen : jangan pulang malem malem
Arsen : lo tau kan gue nekatan orangnya
Jessie : iya iya bawel
Jessie : urusin dulu urusan lo
Jessie : gue bisa urus urusan gue sendiri
Arsen mendecak samar membaca chat terakhir dari Jessie, tak berniat untuk membalas juga karena memang tidak tahu membalas apa. Gadis itu selalu seperti itu. Bisa urusin urusan dia sendiri katanya? Ya emang iya sih. Tapi tahu nggak sih kalau Arsen itu khawatir sama Jessie. Walau sama Satya kan tetep aja dia kadang khawatir sendiri.
Pemuda itu lalu bangkit dari posisinya yang semula duduk di sofa kamarnya, mengambil hoodie toscanya lalu beranjak keluar kamar. Rumahnya seperti biasa tidak terlalu ramai karena memang hanya dihuni tiga orang saja.
"Ma."
Sang Mama yang sedang mencuci piring menoleh sebentar mendengar panggilan dari anak tunggalnya itu, "Kamu mau keluar?"
"Mau ke rumah Kei, ma." kata Arsen menghampiri sang Mama dan membantunya menata piring di rak. "Boleh nginep gak?"
"Kamu besok sekolah kan?"
"Ya besok langsung ke sekolah. Tadi mau ajak Jessie, tapi dia lagi pergi."
"Yaudah, pamit sama Papamu dulu gih, katanya besok mau ngajak main golf sama temennya juga."
Arsen langsung tersenyum, sudah lama sekali dirinya tidak bersama dengan sang Papa karena urusan sekolah dan pekerjaan Papanya. "Siap bunda ratu."
KAMU SEDANG MEMBACA
District 9 : Highschool
FanfictionTerkadang karena kita berbeda akhirnya kita mulai menyesuaikan diri dan melebur menjadi satu. Bukan hanya sebagai teman tetapi sudah sebagai keluarga. Dari bossgengnya sekolah, artis utama sekolah, kapten basket, cowok ganteng yang dikenal hingga k...