Segitiga Bermuda

111 17 25
                                    

Dari sekian banyak orang yang tahu tentang Arsenio Megantara Andaru, hanya satu gadis yang benar benar mengerti dirinya, baik dari luar maupun dalam.

Kemarin saat selesai berlatih basket untuk perlombaan Minggu depan, Arsen harus meninggalkan sekolah tanpa ijin hanya karena sebuah pesan yang membuatnya bingung tak karuan. Efek gadis ini pada hidupnya begitu besar, bahkan lebih dari siapapun yang pernah menjalin hubungan dengannya.

Mungkin hanya beberapa orang yang tahu tentang gadis ini, termasuk Jessie sahabatnya dari SMP dan seorang adik kelas sekolah lain yang sekarang sedang dikabarkan dekat dengan Arsen. Ya, bukan hanya di Pelita Bangsa saja Arsen dikenal, disekolah lain namanya sangat tidak asing.




Jessie : gue sama Satya

Jessie : lagian lo aneh

Jessie : kenapa nggak ngomong dari tadi?

Arsen : lupa

Arsen : gue tadi buru-buru

Arsen : terus gimana dong sayang

Jessie : sayang matamu

Jessie : Lena aja coba

Arsen : lah gak enak gue sama emaknya

Arsen : udah malem

Arsen : lo juga ngapain njir malem malem gini keluar sama Satya

Jessie : bego

Jessie : kan tadi gue udah bilang mau cari buku si Daniel

Arsen : emg iya?

Jessie : tau lah

Jessie : besok besok gue gak usah pamit aja

Jessie : lo udah bego sering lupa lagi

Arsen : ya kan beneran lupa sayang

Arsen : jangan pulang malem malem

Arsen : lo tau kan gue nekatan orangnya

Jessie : iya iya bawel

Jessie : urusin dulu urusan lo

Jessie : gue bisa urus urusan gue sendiri



Arsen mendecak samar membaca chat terakhir dari Jessie, tak berniat untuk membalas juga karena memang tidak tahu membalas apa. Gadis itu selalu seperti itu. Bisa urusin urusan dia sendiri katanya? Ya emang iya sih. Tapi tahu nggak sih kalau Arsen itu khawatir sama Jessie. Walau sama Satya kan tetep aja dia kadang khawatir sendiri.

Pemuda itu lalu bangkit dari posisinya yang semula duduk di sofa kamarnya, mengambil hoodie toscanya lalu beranjak keluar kamar. Rumahnya seperti biasa tidak terlalu ramai karena memang hanya dihuni tiga orang saja.


"Ma."

Sang Mama yang sedang mencuci piring menoleh sebentar mendengar panggilan dari anak tunggalnya itu, "Kamu mau keluar?"

"Mau ke rumah Kei, ma." kata Arsen menghampiri sang Mama dan membantunya menata piring di rak. "Boleh nginep gak?"

"Kamu besok sekolah kan?"

"Ya besok langsung ke sekolah. Tadi mau ajak Jessie, tapi dia lagi pergi."

"Yaudah, pamit sama Papamu dulu gih, katanya besok mau ngajak main golf sama temennya juga."

Arsen langsung tersenyum, sudah lama sekali dirinya tidak bersama dengan sang Papa karena urusan sekolah dan pekerjaan Papanya. "Siap bunda ratu."

District 9 : HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang