Arsenio Megantara Andaru

135 22 12
                                    


Diantara semua yang paling menindas, hanya Arsenio Megantara Andaru yang pantas mendapat gelar itu, bahkan boss kelas 12 saja, Tama, tunduk padanya.

Bukan tanpa sebab memang kenapa Arsen ini disegani satu sekolah termasuk oleh para guru. Orangtuanya bukan pemilik sekolah atau yang punya jabatan tinggi di negeri ini, dia ini dari keluarga berkecukupan, biasa saja.

Hanya saja, Arsen ini beda.

Dulu, ketika dirinya baru pertama kali masuk ke Pelita Bangsa, langsung ditantang sama angkatan kelas 12 karena wajahnya songong dan belagu. Karena memang dirinya tidak pernah takut apapun, jadilah diterima tantangan itu.
Dan nyatanya, walau Arsen kalah dan babak belur, tapi tetap saja pemuda itu tidak dendam bahkan mau berteman dengan mereka. Baginya, berkelahi adalah salah satu cara mengungkapkan perasaan, jadi dia fine fine aja sama urusan kayak gituan.

Bukan hanya itu, walau wajahnya songong dan belagu, kalau sudah menyangkut masalah teman-temannya dia siap maju paling depan. Baginya juga, teman sama seperti keluarganya.

Yang lebih berbeda lagi, dia ini santai banget sama semuanya, kayak friendly banget gitu. Semua ditemenin.

Temennya udah satu sekolah, kalau gebetannya juga bisa dikata ada dimana-mana. Dia ini termasuk jajaran buaya ulung di PB. Wajah tampan, tukang modus, friendly, jago basket, bossgeng sekolah, mapan juga, siapa sih yang mau nolak dia?

Sebenarnya ada sih yang nolak dia.

Satu orang yang sedari dulu tak pernah selesai secara jelas dengannya tentang masalah hati.

Jessi yang selalu menyembunyikan perasaannya dan Arsen yang masa bodoh dengan perasaannya. Gimana gak ribet coba? Padahal keduanya saling posesif satu sama lain.

Kalau Jessie dideketin cowok lain selain cowok di gengnya, Arsen yang bakal maju paling depan buat menghalangi Jessie supaya gak deket deket sama cowok lain.

Dan Jessie pun walau selalu menutupi semua perasaannya pada pemuda itu, tapi disatu sisi dia juga selalu mengkhawatirkan pemuda itu ketika tidak ada kabar.

Pernah sekali, ketika Arsen pacaran sama anak sekolah lain dan ceweknya ketahuan selingkuh, disitu Arsen langsung ngamuk karena merasa harga dirinya direndahkan, lalu dengan baiknya, Jessie datang sendiri ke rumah pemuda itu, menenangkannya.

Walau sebenarnya mereka berdua tuh ngerasa saling baper, saling sakit hati, saling cemburu, saling ingin menjaga, tapi selalu disembunyikan seakan tak merasakan apapun.

******

Arsenio Megantara Andaru, si berandal sekolah yang dikenal bengis dan menindas. Padahal kalau tahu cerita aslinya, semuanya bakal geleng kepala tak akan percaya.

Ya, Arsen ini adalah anak tunggal yang sangat dimanjakan Mamanya. Dulu, setiap main keluar rumah sebentar udah dicariin, ke sekolah TK selalu ditemenin, dibuatin bekal makanan yang lucu-lucu sampai gak rela buat dimakan, sampai SD pun, Mamanya masih manjain dia. Sampai sama teman-temannya dia dikatain 'Anak Mama' atau 'Anak Manja' , makanya gak ada yang mau temenan karena dia dicap sebagai anak manja.

Hingga pada waktu itu, pas Arsen kelas 3 SD dia dibawain bekal pakai rantang besi bukan Tupperware. Waktu istirahat pertama, teman-teman cowoknya datang ke meja dia, mengolok-olok Arsen, katanya Anak Manja, Anak Mama, Anak yang gak berani, Anak culun, dan lain-lain yang membuat emosi Arsen kecil tersentil. Karena dia nggak suka harga dirinya direndahin begitu saja, dilemparlah rantang besi itu ke kepala salah satu temannya. Udah abis itu temannya kepalanya benjol dan nangis kejer. Tapi setelah itu, nggak ada yang berani gangguin Arsen lagi. Dan dari situlah Arsen mulai menjadi. Dirinya tidak ingin dicap sebagai Anak Manja yang kemana mana selalu sama Mamanya, dirinya ingin dipandang sebagai Arsen yang kuat, yang bisa memimpin teman-temannya, yang mandiri.

Kalau orang yang gak tahu masa kecil Arsen pasti langsung mikir ni anak broken home, orang tuanya sibuk, sampek jadi berandalan yang hobinya keluar masuk BK.

Walau begitu, di rumah dia tetap disayangi. Mungkin efek anak tunggal jadi dia selalu diperhatikan, dibela, meski Mamanya sering datang ke sekolah memenuhi panggilan BK.

Kata Mamanya Arsen, walau berandal, Arsen ini beda. Dia selalu jadi kebanggaan tersendiri bagi keluarganya.

Kata Papanya Arsen, walau berandal, Arsen ini jagoan. Dan Papanya bangga punya anak seperti Arsen.





"Nggak ke UKS aja?"

Arsen yang ditanya hanya bisa menggeleng, luka memar akibat tawuran dengan beberapa cowok dari kelas 12 IPS 5 masih membekas. Jojo, yang tadi bertanya hanya menghela nafas lalu memapah bossnya itu keluar dari sekolah lewat pintu belakang. Mereka berencana pergi sebentar ke warung belakang untuk menenangkan diri, tadi beberapa teman mereka sudah disidang, tapi Arsen dan Jojo terpaksa tidak memunculkan diri karena luka Arsen yang paling parah. Karena sebenarnya bukan Arsen yang berkelahi, Devan tadi mendatangi kelas Angga, 12 IPS 5, ingin menyelesaikan masalah mereka, tapi teman-teman Angga tidak terima karena adik kelas katanya sok banget berani datang ke kelas mereka. Alhasil, karena Devan dikeroyok terutama posisi dia sendirian ke kelas Angga, jadi Arsen merasa tak terima dan langsung maju menerjang.


"Lagian si Devan bego juga. Udah tau temennya Angga tuh gak ada otak, datangnya sendirian." kata Jojo sudah menggerutu sejak mereka mendudukkan diri di bangku panjang depan warung belakang sekolah itu. "Kayak nggak punya temen njir dia, sok jagoan."

"Itu gunanya temen." balas Arsen cuek saja sudah tiduran di bangku panjang dengan lengan kiri yang menutup matanya. Tadinya memang Jojo mau mengobati luka Arsen, tapi dirinya lupa kalau dia tidak membawa obat luka apapun, jadilah di cuma beli plester di warung terus dikasih ke Arsen, dah gitu aja.

"Eh Sen, tadi dah kabarin Jessie?" tanya Jojo mendekat pada Arsen yang dibalas pemuda itu dengan gelengan. "Lah anjir, panik bego dia nanti."

Arsen menurunkan lengan kirinya, membuka mata sayunya kemudian menatap Jojo yang sudah sibuk dengan berbagai Snack dan gorengan di depannya. "Lo bawa HP?"

"Kagak."

"Yaudah." kata Arsen lalu kembali ke posisinya semula.

"Hp lo kemana?"

"Dibawa Jessie, buat nge-game tadi." Arsen kemudian bangkit lalu merebut makanan dari tangan Jojo. "Gue sebucin itu ya?"

Jojo memandang sinis pada Arsen. Cuih, selama ini didepan orang lain dia seakan hanya menganggap Jessie sebagai sahabatnya, tak lebih, tapi nyatanya mereka berdua terjebak love story rumit. "Gue pengen ngatain Lo, tapi sadar posisi gue."

Arsen mengangguk-angguk, "Hm, bawahan harus berkata yang baik kan tentang majikannya?"


Jojo melengos kasar tak menanggapi, kemudian karena tersadar akan sesuatu langsung menoleh pada Arsen. "Bentar deh." katanya berhenti sejenak lalu pandangannya beralih pada jam Rolex di tangannya, "Jam segini dia sama Cece lagi cheers kan?"

Arsen hanya mengangguk sebagai jawaban.


"Gue punya firasat dia bakal nyusul kesini."


Arsen langsung melotot kaget mendengar perkataan Jojo, dirinya terlihat panik. "Lah njir, pergi bego!! Bisa tambah babak belur gue anjing!!!"

Keduanya tersadar dan langsung berlari meninggalkan warung belakang sekolah untuk kembali ke sekolah lagi, mungkin mendekam di UKS adalah pilihan yang tepat.

Karena, walau bagaimanapun, seorang Arsen akan selalu panik jika menyangkut masalah Jessie. Mereka berdua serumit itu, selucu itu, saling baper baperan tapi tak pernah serius untuk menunjukkan apa perasaan yang sebenarnya.

Jika Jessie tahu kalau Arsen babak belur dan malah nongki di warung belakang bukannya di UKS, bisa jadi pemuda itu akan mendapat luka tambahan di tubuhnya.

District 9 : HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang