Nafas Jeno terengah, bahunya naik turun dengan cepat, keringat membasahi pelipisnya, ia hanya bisa menunduk karena tidak berani bersitatap dengan guru olahraganya.

"Nilai D untukmu." Tukas Chanyeol dingin lalu kembali mengabsen satu persatu murid untuk berlari.

Dengan lesu Jeno berjalan menghampiri kedua temanya. Bahu tegapnya merosot karena baru saja mendapat nilai D. Yang berarti dirinya harus mengulang materi itu.

Eric menepuk pundak lebar Jeno beberapa kali, "kau sudah berusaha."

Jeno mengangguk singkat, ia memang lemah jika soal fisik, tapi dia selalu menjadi yang teratas jika soal akademik. Berbanding terbalik dengan kedua sahabatnya yang lebih menonjol dibidang non akademik, apalagi olahraga.

Kali ini giliran Jaemin dan Haechan yang berlari. Sesuai dugaan, keduanya tertinggal jauh dibelakang para Alpha karena status mereka yang sebagai omega lemah. Haechan bahkan hampir kehilangan nafas diputaran ketiga. Sedangkan Jaemin hampir ambruk diputaran keempat.

Dapat Jeno rasakan tatapan lapar dari para Alpha dikelasnya melihat bagaimana keringat bercucuran dipelipis dan leher putih omega manis itu. Aroma feromon milik Jaemin semakin tercium jelas.

Jeno menunduk dalam, rahangnya mengeras seketika. Berusaha menahan nafas agar feromon milik Jaemin tidak tercium olehnya. Namun sekuat apapun ia mencoba, aroma lavender bercampur dengan pinus segar itu semakin menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya.

"Jen, kau baik-baik saja?" Jeno tersentak saat Hyunjin menepuk bahunya. "Y-ya, aku baik-baik saja." Jawab Jeno terbata.

"Feromon milik Jaemin benar-benar berbahaya." Gumam Hyunjin, ia terus-terusan mengusap hidungnya sampai memerah.

"Benarkah? Seperti apa baunya?"

Hyunjin bergumam pelan, "lavender dan pinus. Aroma yang sangat menenangkan dan juga memabukkan."

Wajah Jeno sudah sepenuhnya memerah, urat-urat dilehernya terlihat menonjol. Pandangannya menggelap seketika. Lantas ia segera bangkit, membuat kedua sahabatnya itu terkejut saat mendapati Jeno yang menatap Jaemin lekat.

"Aku ke kamar mandi dulu." Dengan langkah lebar Jeno berjalan cepat menjauh dari lapangan dan memasukki gedung sekolah.

"Ric."

"Ya?"

"Kau dengar Jeno menggeram tadi?"

Eric hanya mengangguk singkat kemudian keduanya bersitatap dalam diam.
.
.
.
.
"Apa akhir pekan nanti Kak Jaehyun ada dirumah?" Tanya Eric ketika mereka baru saja tiba di parkiran sekolah. Jeno menggeleng singkat, "tidak, kak Jaehyun akan tinggal di rumah keluarga Jung sampai senin depan."

Jung Jaehyun adalah sepupu Jeno dan selama ini mereka tinggal bersama di unit apartemen mewah di pusat kota. Namun ketika Jaehyun sudah menikah dengan mate nya, tak jarang Jaehyun tinggal selama beberapa hari di rumah keluarga Jung selama akhir pekan.

Sedangkan orang tua Jeno sudah meninggal saat lelaki itu menginjak usia 12 tahun dan berakhir dirawat oleh keluarga Jung, kakak laki-laki ibunya.

"Bagaimana jika kami menginap di tempatmu?"

Jeno terdiam sejenak, menimang apakah mengizinkan kedua sahabatnya itu merupakan pilihan yang bagus atau tidak. Mengingat saat kedua sahabatnya itu terakhir kali menginap di apartemennya dan menimbulkan kekacauan lalu berakhir ia beserta Hyunjin dan Eric harus dihukum oleh Jaehyun.

Bagaimana tidak? Kedua sahabatnya itu mengacaukan isi apartemen! Botol soju, kaleng beer, mangkuk ramen dan bungkus snack berserakan dimana-mana.

Nerd Alpha | NOMIN Where stories live. Discover now