Happy reading guys!! ♡️🙆🏻♀️🌹
____
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Eh Rigel, mau beli bunga yah?" tanya mba-mba itu saat Rigel sampai di tokonya.
Rigel sengaja datang kesini, toko bunga yang memang sering ia kunjungi. Biasanya ia datang setiap bulan, bahkan setiap minggu untuk membeli bunga, tapi sekarang sudah lebih dari satu bulan ia tidak mendatangi tempat ini. Banyak yang berubah, tapi tetap sama vibe nya.
"Ah iya mba, kaya biasa yah," jawab Rigel.
"Udah lama kamu gak kesini buat beli bunga, sibuk banget yah? " ucap mba penjual bunga itu, namun Rigel hanya menjawab dengan senyuman.
"Nih pesanannya," kata mba Mira si penjual bunga.
"Makasih mba, jadi berapa?" tanya Rigel.
"Seperti biasa," jawab mba itu.
Rigel memberikan dua lembar uang kertas bernilai seratus ribuan. Saat ia hendak pergi mba Mira memanggilnya lagi, membuat ia menoleh ke arahnya.
"Iya mba?" tanya Rigel saat mba Mira menghampirinya sembari membawa sebuah pot kecil dengan bunga mawar putih yang tumbuh disana.
"Ah ini, pasti kamu lupa kalau kemarin ulang tahun toko ini," ujar mba Mira.
"Ah iya, saya lupa mba," jawab Rigel sembari terkekeh.
"Nah ini buat kamu. Seperti biasa aku selalu membagikan tanaman kecil kepada pembeli saat ulang tahun toko bungaku, atau kamu ingin memilih tanaman lain?" kata mba Mira.
Rigel menerima pemberian mba Mira. Lagi pula setiap tahunnya ia selalu mendapatkan ini.
"Engga deh, ini bagus kok saya suka. Terimakasih mba, kalo gitu saya pergi dulu," pamit Rigel.
"Ya sama-sama, salam untuk kekasihmu," ujarnya.
Rigel hanya tersenyum menanggapinya. Mba Mira memang tahu ia mempunyai pacar, karena dulu Rigel selalu datang kesini bersama pacarnya.
"Gapapa, mba mengerti. Hati-hati di jalan yah," ujar mba Mira lagi.
Rigel mengangguk sembari tersenyum, setelahnya ia masuk kedalam mobil dan melaju meninggalkan toko itu.
"Rasanya gue punya adik kalo liat Rigel," gumam Mira saat melihat Rigel pergi.
-----
Rigel memarkirkan mobilnya di bawah pohon besar yang tidak jauh dari jalanan. Ia menghela nafasnya sebentar, memandang ke arah tanah lapang yang justru terlihat penuh.
"Udah lama gue gak mampir kesini,"
Rigel turun dari mobilnya. Ia berjalan menuju suatu tempat dengan tangan kanannya yang membawa sebuah bucket bunga yang ia beli tadi di toko mba Mira.
Rigel melangkah gontai menuju tempat dimana wanita yang ia sayangi berada. Jujur hatinya sudah sesak mengingat ia baru sempat mengunjungi wanita itu, ia mencoba sebisa mungkin untuk tidak menangis di depan wanitanya nanti.
Dan sampai.
Rigel menghentikan langkahnya kala melihat tumpukan tanah dengan nisan yang bertuliskan nama wanita yang ia sayangi. Syakilla Putriana. Kakinya luruh, Rigel terduduk di samping tumpukan tanah itu.
"Hai," ujarnya parau.
Matanya menatap sendu batu nisan itu. Tangannya mengusap-usap batu nisan itu. Air matanya tidak bisa terbendung lagi. Rigel gagal, Rigel gagal menahan agar ia tidak menangis.
"Saa, sorry gue baru dateng kesini. Jengguk lo," ucap Rigel parau.
Tangannya masih setia mengusap ngusap batu nisan milik pacarnya itu. Ia meletakan bucket bunga tadi tepat di tumpukan tanah di depannya.
"Lo pasti marah sa, pasti. Gue hafal lo gimana," ujar Rigel.
"Sorry sa, sorry."
Rigel terus menerus berceloteh, seolah yang ada di depannya ini Syakilla, kekasihnya yang masih hidup. Biarkan saja orang melihatnya seperti orang gila, Rigel tidak peduli.
Sudah sekitar satu jam lebih ia berada disini. Namun, Rigel enggan pergi meninggalkan tempat ini. Rasanya jika ia pergi, Syakilla akan kesepian dan akan menangis meraung seperti biasanya. Haha Rigel jadi ingat dulu bagaimana gadisnya menangis.
Tetesan air hujan berhasil jatuh menyentuh tangannya. Rigel menatap langit dengan sendu. Ah tolonglah, ia baru sebentar berada disini.
Rigel membaca doa sebentar untuk Syakilla. Ia tidak ingin berkunjung kesini tanpa memberikan kehangatkan sedikitpun. Dengan senyum yang merekah tapi tidak dapat menyembunyikan raut sedihnya, Rigel menatap kembali tumpukan tanah didepannya.
"Saa, gue pamit pulang yah, hujan. Besok-besok kalo gue ada waktu gue keseni lagi. Baik-baik disini sa, gue sayang lo," ujar Rigel yang setelahnya ia mencium batu nisan milik Syakilla. Sungguh, Rigel tidak bohong, ia benar-benar Rindu sosok Syakilla. Tak terasa matanya kembali meneteskan air mata.
"Gue kangen lo sa, gue kangen," jerit Rigel dalam hatinya.
Seolah Syakilla ada disitu, Rigel merasakan seseorang mengusap kepalanya dengan lembut, sembari berkata ...
"Aku bahagia disini Rigel, kamu harus bahagia juga."
Ya, Rigel merasakannya lagi. Entah apa itu, entah itu hanya khayalannya atau itu nyata. Rigel selalu merasakan Syakilla ada di sini bersamanya saat ia mengunjungi makam Syakilla.
"Sa, gue yakin lo ada disini sa, gue yakin," ujar rigel dalam hati.
Hujan semakin lebat menurunkan tetesannya. Rigel berdiri, mengusap air matanya lalu tersenyum menatap nisan bertuliskan nama kekasihnya.
"Gue pulang, assalamualaikum sa," pamitnya.
Setelah itu hujan turun dengan derasnya membasahi Rigel yang berjalan meninggalkan makam sang kekasih.
-----
Sekitar pukul tujuh malam Rigel sampai di rumahnya. Tadi Rigel sengaja tidak pulang segera saat selesai dari pemakaman, ia berkeliling mengelilingi kota dengan udara sejuknya. Rigel butuh ketenangan, ia butuh sendiri saat itu.
Tangannya membuka pintu ruang tengah dengan sekali dorongan. Ada adiknya disana, sedang bermain mungkin, Rigel tidak peduli ia sangan lelah hari ini.
"Kakak," panggil Rissa adiknya.
"Apa?" jawab Rigel yang hendak menaiki tangga.
"Kok basah?" tanya Rissa dengan logat yang menggemaskan.
"Hujan. Ica lanjut aja nonton tv nya," ujar Rigel yang setelah itu pergi.
Rissa memperhatikan kakanya yang menaiki tangga. Setelah itu ibunya datang membawa satu piring berisi macam-macam buah.
"Ica ngomong sama siapa?" tanya bundanya.
"Kakak, basah-basahan," jawab Rissa dengan logat anak-anaknya.
"Basah-basahan?" tanya bundanya memastikan dan hanya di jawab anggukan oleh anaknya.
Dikamar Rigel tidak langsung membersihkan badannya yang basah itu. Ia memilih duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya. Memandang derasnya hujan yang turun dengan angin yang berhembus menerpa wajahnya.
Rigel tidak menyangka hidupnya akan seperti ini. Ditinggalkan kekasihnya untuk selama-lamanya. Siapa sih yang ingin seperti itu? Tidak ada bukan?
"Gue kangen banget sama lo sa," gumamnya sembari memandang hujan yang turun.
----
Holla aku balik lagi hehehe
Semoga suka part ini yah
Komen banyak-banyak dan jangan lupa vote🙆🏻♀️🌹
Tinggalkan jejak!!
See you next part guys!!
Big luv♡️♡️
-renara
STAI LEGGENDO
• R I N T I K • [ END] proses revisi
Teen FictionJANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!! CERITA SEDANG DI REVISI (Bisa terjadi perubahan alur, nama tokoh, dll nya). _______ Si ketua OSIS yang tidak sengaja jatuh cinta kepada wakilnya. Tapi bagaimana jika semesta ingin membuat mereka berpisah? Sebuah...
![• R I N T I K • [ END] proses revisi](https://img.wattpad.com/cover/251019463-64-k766983.jpg)