Part 21| Perkara kecil di Cafe

41 19 4
                                        

Happy Reading💙🐢

-----

Tentang Syakila yang muncul lagi, sudah diketahui banyak orang. Teman-teman Rigel dan Rintik juga sudah tahu ceritanya. Rigel tidak masalah juga kedua sahabat Rintik mengetahui ini.

Untuk kejadian kemarin, Rigel sudah menjelaskan semuanya kepada Rintik.  Kenapa mereka berada di restoran itu juga karena Syakila yang memintanya mengantar untuk melakukan kemoterapi. Tadinya Rigel menolak, tapi akhirnya ia mengiyakan permintaan Syakila. Mengingat kembali bahwa gadis itu masih berjuang melawan kanker yang bersarang di tubuhnya.

Sekarang mereka sedang berada di salah satu cafe milik mamanya Rintik. Dengan Syakila juga, karena Rigel mengajak gadis itu untuk berkumpul. Entah apa alasannya.

"Gue ke toilet dulu sebentar," ijin Rintik yang diangguki semuanya.

"Em, ini buat kalian," ucap Syakila yang memberikan beberapa undangan.

Rinai mengambil undangan itu dengan tatapan bingung.

"Apaan nih?" tanya Rinai.

"Em itu udangan acara pesta ulang tahun aku. Kaya anak-anak banget sih pake acara di rayain, tapi aku rasa aku pengen karena aku gatau umurku sampai kapan lagi," ujar Syakila.

"HEH! Pamali lo bilang kaya gitu!" sentakan Archer.

Rigel mendengar semua ucapan Syakila. Ia ingat jika besok ulang tahunnya. Tapi entah kenapa Rigel merasa sakit saat mendengar itu, seperti rasanya ia akan kehilangan u tuk kedua kalinya.

"Gausah ngomong gitu," ucap Rigel datar.

"Iya nanti kita dateng kok, lo tenang aja," ucap Rinai.

Rintik datang dengan membawa sebuah nampan berisi minuman. Ia sengaja membantu pelayanan agar tidak kerepotan, karena sekarang lumatan rame juga yang datang.

Saat hendak meletakan minuman itu, entah kenapa kakinya tersandung membuat satu minuman tumpah mengenai Syakila.

"Aaaakk,"

"Ehh, maaf maaf gue gak sengaja maaf," ucap Rintik yang langsung membantu membersihkan baju Syakila.

Rigel juga ikut berdiri membatu baju Syakila. Tapi ucapan Syakila berhasil membuatnya tersulut emosi.

"Rintik, kamu benci yah sama aku gara-gara aku deket-deket Rigel," ucapnya.

Rintik bingung. Apasi maksudnya? Rintik benar-benar tidak sengaja.

"Bener tik?  Tik lo apaansih sampe numpahin minuman gini! Gue udah bilang kan kalo gue sama Syakila udah gaada hubungan apa-apa lagi?!  Kita cuma temen, gue suka bantu dia karena gue kasian ngeliat dia ngelawan kankernya sendirian. Lo gak perlu kaya gini! Jatohnya kaya bocah tau gak kalo lo gini?!" marah Rigel.

Rintik terdiam. Ia tidak percaya dengan apa yang terjadi. Rigel marah padanya. Rigel benar-benar marah saat ia tidak sengaja menumpahkan minuman ini kepada Syakila?

"Rigel? Gue beneran gak sengaja, gue minta maaf," ucap Rintik tidak percaya.

Matanya sudah siap menumpahkan air mata, tapi Rintik berusaha untuk tidak menangis sekarang. Rintik baru melihat Rigel marah padanya. Ternyata Syakila lebih penting untuk Rigel, pikir Rintik.

"Sini Derai bantu bersihin, kita ke toilet dulu," Derai mengajak Syakila untuk pergi ke toilet. Derai mengerti keadaan nadi ia memilih memisahkan salah satunya.

"Gu-gue kebelakang dulu, nanti gue ganti minumannya," ujarnya yang langsung berjalan tergesa-gesa meninggalkan meja itu.

Rintik meletakan nampan itu, ia mengelap air matanya yang berhasil jatuh sebentar.

"Mba gapapa?" tanya salah satu orang yang kerja di cafe ini.

"Gapapa kok. Saya minta buatkan satu lagi yah minumannya, antar ke meja itu. Saya mau ke ruangan saya dulu," ucapnya yang langsung naik menuju ruangan.

Rigel duduk dengan emosinya. Ia meneguk minuman yang sudah ada di depannya.

"Rigel, lo sadar gak udah nyakitin hati Rintik?" tanya Gama tiba-tiba.

Gama memang jarang berbicara. Ia akan berbicara jika emang perlu. The real manusia es adalah Gama!

Rigel menatap Gama. Ia sadar kata-katanya lumayan menyakiti hati Rintik. Tapi Rigel tidak tahu kenapa emosinya cepat sekali terpancing.

"Kenapa lo gak jawab, lagi mikir?" tanya Archer.

Dan sekarang giliran Rinai yang berbicara.

"Gue harap sih lo orang terbaik buat sahabat gue. Kalo sampe lo nyakitin dia, gue orang pertama yang akan pertama cekik leher lo!" ujar Rinai sadis.

Rigel tetap tidak menjawab. Ia tetap kalut dengan pikirannya.

----

Mereka sudah pulang dari cafe itu. Rintik ikut pulang dengan Derai dan Gama. Tadinya ia akan memesan taksi online saja, tapi Rigel dan kedua sahabatnya melarangnya. Dan berakhir dia ikut dengan Gama. Kenapa tidak dengan Rigel? Karena Rintik tidak mau tenggelam dalam kecanggungan bersama Rigel dan Syakila. Rigel mengantar Syakila pulang memang.

"Tau gini, gue bawa mobil aja tadi," batinnya.

Rintik duduk di kursi belakang dengan Derai dan Gama yang ada di kusi depan. Rintik tidak berbicara sama sekali, ia lebih tertarik menatap ramainya kota dimalam hari.

"Rintik, gausah di pikirin yah kejadian tadi," ujarnya, tapi Rintik hanya tersenyum saja sebagai tanggapannya.

"Rintik mau apa? Biar Derai beliin deh, mau boba, martabak atau apa?" tawar Derai.

Derai memang seperti ini. Ia akan menghibur temannya sebisa mungkin agar tidak terlihat sedih lagi. Teman yang sangat baik, tapi minusnya ia polos dan kadang kekanakan.

"Gausah Rai, gue gapapa kok," jawab Rintik.

Suara ponsel Gama terdengar. Ada telpon dari Rigel. Tadinya ia akan marah saat Rigel memintanya menurunkan Rintik di jalan. Tapi saat tahu maksudnya Gama mengerti.

Gama memberhentikan mobilnya, membuat Derai dan Rintik menengok ke arahnya.

"Gama kok berhenti? Kenapa?" tanya Derai.

Gama tidak menjawab ia hanya melirik ke arah pintu mobil di samping Rintik. Rintik terkejut saat tiba-tiba pintunya terbuka menampilkan Rigel disana.

"Turun. Pulang bareng gue," ujarnya.

Rintik menggeleng. Ia langsung menatap Derai dan Gama.

"G-gausah.Gue sama Derai aja, atau gak gue pesen taksi online aja. Ia gue pesen taksi aja," jawabnya yang langsung mengontak-ngatik ponselnya. Tapi saat itu juga Rigel berhasil mengambil ponsel Rintik.

"Nurut bisa? Cepet turun," ucapnya.

Jika sudah seperti ini Rintik tidak bisa membantah. Ia hanya akan kalah jika membantah ucapan Rigel. Ingat! Rigel adalah orang yang susah di bantah.

------

Jangan lupa komen dan votenya💙🐢

Krisarnya boleh banget loh! 😉

• R I N T I K • [ END] proses revisiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt