10. Kenalan Baru

11 5 2
                                    

Aku mau ucapin terimakasih banyak buat yang masih setia nunggu dan baca SJ. Aku seneng karena masih ada yang mau baca cerita yang tak seberapa bagusnya ini😅
————————————————————

      Selesai wudhu Shiren mendekati satu persatu ranjang sahabatnya. Membangunkan mereka sholat subuh memang harus ekstra sabar.

Tangannya menepuk dan mengguncang kaki Naura "hei, bangun yuk sholat subuh dulu. Ra.. Naura?" hanya gumaman pelan yang mampu Shiren dengar.

Kini berganti menaiki tangga ranjang Indri, gadis yang biasanya selalu terlihat anggun itu, ternyata siapa yang tau jika tidurnya begitu urakan. Selimut tak lagi menutupi tubuhnya, bantal kepala sudah beralih fungsi menjadi guling.

Shiren jadi ngeri sendiri melihatnya. bagaimana jika gadis itu jatuh, walaupun ada pagar besi di sampingnya namun tak menutup kemungkinan bisa terjatuh.

"Indri. bangun yuk kita sholat subuh"

"Indri" tangan Shiren menepuk pipi Indri pelan.

"Ndri, Indri. Ayo dong bangun" telunjuknya menoel-noel pipi Indri

Shiren menghela napas, membangunkan seorang Indri memang membutuhkan kesabaran yang luas dan hati legowo.

"Ndri, ada telfon dari Rio"

'Maafkan saya, Yo' batin Shiren

Mata terpejam itu langsung terbuka lebar, tangannya mengambil ponselnya dan mendekatkan ke telinga.
"Hallo?" ucap suara serak itu. Bibir Shiren tampak berkedut menahan senyum.

"Hallo yang?" dilihatnya layar ponsel itu karena tak mendengar suara kekasihnya. Tak terlihat ada riwayat panggilan berlangsung disana.

Kepalanya menoleh kearah sahabatnya "SHIREEEENN!!!"

Naura dan Lola terkejut dari tidurnya mendengar suara teriakan. Shiren tak mampu lagi menahan tawa.

"Ssstt! Jangan teriak-teriak nanti tetangga marah"

***

"Ren, kami pergi dulu ya, Assalamu'alaikum" ucap Naura dan Lola berbarengan sambil melambaikan tangan

"Wa'alaikumussalam, hati-hati ya"

Sekarang di dalam kos hanya tinggal Shiren seorang diri. Indri sudah pergi ke kampus duluan karena di jemput oleh Rio.

Pandangannya mulai fokus tertuju kearah Laptop dengan jari-jari yang lihai menari diatas Keyboard.

Sepuluh menit kemudian akhirnya tugasnya telah selesai. Sebenarnya itu tugas yang akan dikumpul minggu depan. Namun ia mengerjakannya lebih cepat dikarenakan dia juga bekerja, jadi harus pandai mengatur hal-hal yang lain.

Tangannya dengan terampil mengemasi barang-barangnya.

Setelah mengunci pintu gadis itu mulai bertolak menuju kampus dengan sepedanya.

Di gerbang kampus Shiren memberhentikan sepedanya karena tali sepatunya lepas. Ia tak menyadari ada mobil Mercedes berwarna hitam metalik baru berbelok memasuki gerbang.

Orang yang mengendarai mobil itu pun terkejut melihat seseorang berdiri tiba-tiba di depan mobilnya, alhasil insiden tabrakan itu tak dapat dihindari.

Shiren terjatuh menimpa sepedanya dengan dahi yang membentur stang sepeda, yang menimbulkan luka gores disana. Suara ringisan keluar dari bibirnya.

Pengendara mobil itu langsung bergegas keluar membantu korban yang ditabrak nya. Ada Mahasiswa lain yang ikut membantu berdiri kan sepeda Shiren.

lelaki itu memapah Shiren karena lututnya membentur lantai semen. ditatapnya  wajah laki-laki yang memapahnya, ia tak sempat menolaknya karena cowok itu begitu sigap membantunya.

Shiren's JourneyWhere stories live. Discover now