Bab 5: Diari Azhar

338 27 0
                                    

☘️☘️☘️

Kencan pertama antara Haniyya-Azhar berjalan lancar. Hubungan ta'aruf yang mereka jalin berjalan baik selama beberapa hari. Azhar memberikan perhatian lebih kepada Haniyyah. Kenyamanan di antara mereka mulai terasa, tak kalah dengan orang pacaran pada umumnya. Bedanya Haniyya-Azhar tidak berbuat aneh-aneh.

"Gimana Nak Hani. Pendapatnya mengenai anak tante?"

Sebagai seorang ibu akhirnya Sofiyah bisa merasakan kelegaan, melihat putranya memiliki calon istri. Mana calon istrinya cantiknya luar biasa pula. Kalau muncul di aplikasi Tik Tok bisa auto viral. Haniyya bisa jadi incaran para bujang milenial.

"Mas Azhar baik, Tante. Hani suka lelaki macam Mas Azhar."

Setiap kali ingat momen mereka berdua, Haniyya merasa begitu bahagia. Azhar semakin memberikan warna di dalam kehidupan wanita itu. Rasanya hari-harinya semakin cerah, nyaris setiap hari.

"Bener? Kamu lagi enggak bohongin tante, 'kan? Kami boleh kok cerita soal keburukan Azhar. Biar tante kasih tahu dia. Masa moderen ini penting loh mengetahui ketidaksempurnaan calon suami. Biar nanti kalau sudah nikah Hani terbiasa menghadapi ketidaksempurnaan itu."

"Sejauh ini, Hani belum temukan ketidaksempurnaan Mas Azhar. Justru Hani merasa kurang sempurna buat Mas Azhar."

Setiap hari, Haniyya selalu dibuat terpesona akan kelebihan pria itu. Sebenarnya kekurangan Azhar itu apa ya? Haniyya bertanya-tanya dalam hati. Apa dia perlu tanyakan saja pada lelaki itu mengenai kekurangannya?

"Memangnya tante tahu kekurangan Azhar? Soalnya Hani belum temukan kekurangannya."

Tante Sofiyah tersenyum manis. "Azhar itu kekurangannya suka lupa. Dia sampai lupa kapan menikah. Tante cuma harapkan Hani loh. Tante udah klik sama Hani. Jangan mundur di tengah jalan ya. Kamu bisa janji 'kan?"

Apa sampai sebegitu takutnya Sofiyah kehilangan calon menantu? Padahal Haniyya yang kini merasa minder bersanding dengan Azhar.

"Hani janji, Tante. Hani enggak akan mundur."

Hani tidak tahu harus berujar apa lagi. Dia melirik sekeliling ruang tengah calon mertuanya. Dia menyadari bahwa rumah itu dikelilingi kaligrafi yang begitu cantik.

"Tante boleh tahu hal yang paling Hani suka dari anak tante apa?"

Sofiyah penasaran seperti apa pandangan seorang cewek mengenai putranya, mengingat Azhar belum pernah pacaran. Wanita itu membayangkan anak lelakinya pasti sangat kaku berhadapan dengan cewek. Kira-kira Haniyya suka apa dari diri Azhar ya.

"Kalau tengah malam Azhar nelpon Hani." Sofiyah memicingkan matanya. Kalau Azhar sering menghubungi Haniyya di pertengahan malam, itu berarti Azhar mengganggu tidur gadis itu. Apakah Haniyya sedang membicarakan keburukan putranya?

"Loh, kok bisa?"

"Azhar selalu ajak Hani ke jalan yang lebih baik, Tante. Jadi, kami sedang jalankan ibadah sama-sama. Azhar selalu ingatkan lewat telpon untuk sholat malam."

Baru kali ini ada lelaki yang mengingatkan Haniyya sholat tahajud kalau tengah malam, kemudian sholat dhuha sebelum berangkat ke kampus. Mapan, sholeh, ditambah lagi wajahnya rupawan. Kalau terus dibayangkan makin cintalah.

"Tante malah enggak tahu kalau Azhar selalu bangun tengah malam. Tante kira dia sudah tak ada waktu melakukan tahajud dengan jadwalnya yang padat di siang hari."

Bukan cuma Haniyya yang kagum. Kini Sofiyah ikut terpukau. Rasanya bangga punya anak sholeh macam Azhar. Beribadah tidak harus diumbar kepada siapapun. Ibadah hanya seorang diri yang tahu.

Sekeping Hati Untuk Azhar (Per Order) SoonWhere stories live. Discover now