Palu 6💦

115 20 0
                                    

⚒ P A L U G A D A ⚒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚒ P A L U G A D A ⚒

⚒⚒

_____


"Nah, tinggal upload!" pekik Adellia kegirangan.

Dengan cepat ia mengklik tombol upload dan menunggu videonya selesai di proses. Tangan kanannya bergerak, menggeser toples keripik yang ada di dekat Sakilla. Hari ini, akhir pekan yang cukup melelahkan. Sehabis membuat video cover dance, lanjut edit dan upload.

"Kill, gue nggak yakin deh buat video ini dapat banyak view," celetuk Adellia, menggeser-geser laman youtube dengan wajah yang ditekuk.

Sakilla yang sedang sibuk dengan solatip dan kertas kado hanya berdehem. Ia sibuk, sibuk sekali. Sampai mengabaikan Adellia yang sebenarnya ingin bicara serius. Cewek itu, jika sudah dengan dunianya sendiri suka nggak nyambung kalau diajak ngomong.

"Kill."

"Apa, Del? Gue dengar."

Adellia berdecak, menoleh pada kegiatan Sakilla yang belum selesai dari tadi. Gadis itu sedang membungkus kado ulang tahun, menurut Adellia dibanding membungkus kado, itu lebih terlihat seperti sedang mengelus-elus kadonya.

Lama sekali.

Sakilla sengaja membuatnya agar terlihat benar-benar rapi. Ini sudah kertas kado ketiga yang di pakai, dan berakhir juga sia-sia. Satu sisi saja tidak rapi ia akan langsung merobeknya, menjadi sampah yang sebenarnya masih bisa di daur ulang.

"Ah, kesel gue," Sakilla menendang kertas kadonya, lagi.

"Udah rapi itu, dirobek lagi. Kenapa sih, lo? PMS?"

Sakilla menghempaskan punggungnya ke sandaran sofa, memakai lengannya sebagai bantal dengan mata yang mulai terpejam. "Kesal, kenapa gue bungkus kado aja, tuh nggak bisa."

"Lo aja yang kurang percaya diri, tadi juga udah rapi sebenarnya."

"Nanti kalau Krisna nggak suka, gimana?"

Adellia mendengus, lama-lama Sakilla makin kelihatan bucin banget. Awalnya sih, Adellia mendukung tentang Sakilla dan kakak kelasnya itu. Tapi, lama-lama ia jadi risih dan kadang sering mengomel karena Sakilla suka membelikan barang-barang dengan harga yang tidak tanggung-tanggung.

"Perkara bungkus kado doang, nggak suka. Yang diambil juga dalamnya bukan kertas kadonya," balas Adellia, meluruskan kakinya karena terasa pegal.

"Ih, Krisna tuh orangnya perfect banget, tahu."

"Jadi diri lo sendiri aja, bisanya bungkus begitu mau gimana lagi," Adellia acuh.

Tiba-tiba Sakilla menjentikkan jarinya, "Lo tolongin gue, ya. Lo 'kan orangnya rapi tuh, soal bungkus kado doang pasti kecil."

P A L U G A D ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang