Palu 3💦

141 30 0
                                    

⚒ P A L U G A D A ⚒

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⚒ P A L U G A D A ⚒

⚒⚒


_____

Dio sibuk.

Hari ini dia harus mengikuti dua rapat OSIS untuk membahas acara tahunan mengenai karnaval yang akan diadakan untuk memperingati hari kemerdekaan yang akan dilaksanakan sekitar dua minggu lagi. Tak tanggung-tanggung, sekolah harus menggandeng semua ekstrakulikuler yang ada di sekolah dan juga perwakilan untuk setiap kelas.

Dio bertugas untuk mencatat semua daftar pengisi acara, dari mulai kelas 10 sampai kelas 12. Ini bukan hal yang mudah, karena dari kelas 10 saja sudah ada 6 kelas. Di tambah kelas 11 dan juga kelas 12 yang artinya ada 18 pertunjukkan yang mengusung tema berbeda. Belum lagi tambahan dari ekstrakulikuler drumband, cheers, basket, futsal, voli, melukis, taekwondo dan band sekolah.

Acara seperti ini sangat dinantikan oleh seluruh penduduk SMA Dirgantara. Alasannya karena mereka akan dibebaskan dari jam pelajaran, dan sibuk mengurus kelas mereka masing-masing agar terlihat menarik dari kelas yang lain.

Tidak tahu saja, di balik acara seperti itu ada yang bekerja lebih keras untuk membuat acaranya berjalan sukses.

"Dio, katanya mau antar gue beli sepatu hari ini?" Rengek Sakilla, saat Dio berjalan masuk ke kelas untuk mengambil tas.

Cewek itu ternyata sudah menunggunya di depan kelas, karena bel pulang sudah berbunyi dan Dio baru saja menyelesaikan rapat OSIS.

"Killa, gue masih ada rapat lagi."

Sakilla menggembungkan pipinya, "Yah, terus gimana?"

"Terserah, lo mau nunggu atau pulang minta antar Satria. Gue buru-buru nih." Ucap Dio, dia tidak menunggu jawaban dan langsung masuk ke kelas untuk mengambil tas.

Rupanya, Sakilla tidak pergi. Dia masih menunggu Dio keluar kelas, lalu ikut berjalan di samping cowok itu.

"Gue tunggu, di cafe dekat sekolah, ya Dio."

Dio menoleh, "Serius mau nunggu?" Tanyanya, lagi.

Sakilla mengangguk.

"Iya, soalnya itu sepatu buat urgent."

"Bukannya baru kemarin lo beli sepatu sama gue, ya?"

"Hehehe, ini beda."

"Sepatu buat mayoret, lagi?"

Sakilla nyengir, "Ya gitu deh," katanya.

Dio menggeleng. Mau berapa sepatu mayoret lagi yang kumpulkan Sakilla? Dio pernah melihat isi lemari sepatu Sakilla yang kebanyakan sepatu mayoret semua, koleksi cewek itu tidak tanggung-tanggung untuk hobinya. Dan Dio sangat takjub, sepatu basketnya saja bisa di hitung jari di rumah. Sakilla ini memang dikenal totalitas banget.

P A L U G A D AWhere stories live. Discover now