Dyba mengelus-elus rambut Sam saat Sam bersandar manja di bahunya. "Besok ada rapat?"

"Iya, tapi udah gak bakalan bisa bobok lagi kalau kayak gini." Sam menepuk kecil bokong Rion. "Ini nih pelakunya, buat kantung mata ayah sama bundanya tambah parah, coba kalau buat kantung doraemon pasti gak bakalan aku marahin."

Dyba membawa kepala Sam agar sedikit turun, tertidur di dadanya yang sebelah. "Dah bobok, jangan banyak alasan."

Sam tersenyum senang, ia menyamankan posisinya kemudian mulai memejamkan matanya.

'Lumayan walaupun gak dapat susunya tapi dapat empuknya.'

***

Dyba tersenyum saat melihat Bella dan Rion di ranjangnya. Gadis kecil itu entah menceritakan kepada Rion dengan cadelnya. Semenjak ada Rion, Bella setiap hari selalu ke sini, lumayan bantu jagain Rion sekaligus biar anaknya itu cepat berinteraksi.

"Bell, adeknya yang Bella apa-apain kan?"

"Bella cium pipinya lima kali tante, pipi Lion endut, kayak bakpau yang celing Bella makan."

Dyba terkekeh, ia duduk di sisi ranjang bagian kanan, Bella duduk di ranjang bagian kiri. Dyba menatap Rion, ah anaknya itu mengambil gen Sam semua. Mata, hidung, bibir, bahkan rambutnya ikut Sam semua. Ini tidak adil, bagaimana bisa ia yang membawa bayi itu selama sembilan bulan, tetapi pas keluar mengambil gen Sam semua.

"Adeknya ganteng gak Bell?"

Bella mengangguk. "Ganteng banget, apalagi pipinya itu loh tan, ucul! Kapan adeknya gede tante?"

"Masih lama dong, emang mau Bella apain kalau dah gede?"

"Mau Bella uyel-uyel, telus nanti dipamelin ke temen-temen Bella kalau Bella punya adek selucuu Lion."

Dyba tertawa, ia mengacak rambut Bella. Dyba kembali menatap Jagoannya, jagoan kecilnya tengah menatapnya juga. "Kenapa sayangnya bunda?"

Bibir kecil itu melengkung ke atas, walaupun tipis tapi dapat Dyba lihat. Dyba mencium perut Rion gemas. "Uh anak bunda kecil terus aja ya biar bisa lucu-lucu gini."

"Jangan tante!"

Dyba langsung melihat Bella. "Emang kenapa?"

"Is, Bella kan bilang bial Lion cepet gede habis itu dipamelin ke temen-temen cekolah Bella."

"Iya, terserah kamu."

Dyba mengernyit dahinya saat suara bel rumahnya terdengar. Dyba menggendong Rion. "Bella ikut tante ke bawah gak? Kayaknya ada tamu."

"Ikut!"

Dyba menunggu Bella saat mereka turun dari tangga. "Hati-hati."

Bella yang baru saja setelah oleng langsung menyengir. "Tenang aja tante."

Dyba membuka pintu rumahnya dan pintunya langsung dibuka lebar saat terlihat Agam dengan wajah kusutnya berdiri di sana.

"Masuk Bang."

Dyba menutup pintu rumah, ia mengikuti langkah Agam ke ruang tamu. Baju belakangnya di tarik dan Dyba langsung menghentikan langkahnya. Dyba menoleh ke belakangnya. "Kenapa sayang?"

"Oom tadi kayak jombi."

"Zombie?"

Bella mengangguk dan tetap memegang bagian belakang daster Dyba saat Dyba kembali berjalan. "Abang mau minum apa?"

Agam menggeleng. "Abang cuma butuh kamu dengerin cerita abang."

Dyba tersenyum. "Abang kenapa?"

"Dy janji jangan marah sama abang, kalau abang cerita ke Sam abang gak yakin abang bakalan masih ada di dunia."

Dyba berdecak, tetapi tangannya menepuk-nepuk bokong Rion. "Apaan sih Bang?"

"Abang ngehamilin anak orang Dy!"

***

Sampai jumpa di part selanjutnya
(❁´◡'❁)

Jangan lupa vote dan comment
Terima kasih yang udah mau baca, vote, dan comment ceritaku ♡♡

07 Januari 2021

***

*Seneng sama respon kalian yang minta cerita ini panjang. Dan yang ngasih saran kemarin sarannya bakalan aku terima. Terima kasih 💜✨

*Aku bakalan up sesuai ide yang aku dapat. Kalau ide lancar bisa tiap hari, tapi kalau enggak up nya bisa berhari-hari

DySam (After Marriage)  [Selesai]Where stories live. Discover now